2

20 2 0
                                    



“ memangnya salah ya jika Autis harus sekolah? ”

Setelah ucapan Bintang menjadi keheningan kantor, kini kepala sekolah bertindak dan mulai bertanya kepada bintang bahwa perbuatannya itu sangatlah tidak sopan.
“ maksud kamu ” tanya kepala sekolah
“ dia itu anak pintar bu, coba sekarang ibu pikiran apakah ada anak zaman sekarang yang nilainya seperti itu. Dan satu lagi ” jawab Bintang
“ apa? ” tanya pak Jerry serius memotong pembicaraan bintang
“ memangnya salah ya jika autis harus sekolah ” ucap Bintang yang menjadi keheningan di kantor, tak ada satupun orang yang bisa menjawabnya. Tiba tiba Tangan kepala sekolah melayang ke pipi Bintang, Tamparan yang cukup keras bagi bintang.
“ kenapa bu? Gak setuju, ibu bayangkan jika ibu menjadi Bulan ” bantah Bintang
“ jangan bandingkan ibu dengan anak tak sempurna itu, sekarang daripada amarah ibu semakin menaik. Tolong kamu keluar ” ucap kepala sekolah dengan nada yang tinggi dan hampir membuat seisi kantor pecah.
Bintang menarik Bulan untuk keluar, Bulan sebenarnya ada di  kantor yang sedari tadi hanya mendengarkan pertengkaran, tiba tiba  Bulan ditarik oleh Bintang dan Bulan sendiri  hanya diam dan menggaruk garukan rambutnya yang sedang menandakan kebingungan. Bintang membawa bulan ke tempat yang mungkin sama sekali tidak ada orang yaitu di belakang sekolah.
“ Namamu siapa? ” pertanyaan pertama dari Bintang
“ Bulan Felicia kak ” jawab Bulan, oh rupanya dia hampir normal.
“ kakak cuman mau ngingetin kalau disini kamu tidak boleh mengamuk ya, soalnya banyak orang yang melihat dan kemungkinan besar mereka ngebully kamu” nasihat Bintang
“ sudah biasa kak, sudah biasa ” jawab Bulan, saat mendengarnya Bintang berpikir zaman sekarang mana sih yang gak ngebully. Tangan halus Bintang mengusap rambutnya Bulan, Bulan tersenyum kecil dan menatap Bintang sambil menundukkan kepalanya karena Malu.
Lapangan yang dipenuhi oleh ratusan siswa termasuk bulan yang sudah baris di depan dan tersenyum lebar. Murid murid melihat Bulan dengan aneh, Bulan yang di perhatikan sama sekali tak peduli tentang hal itu.

                        ⭐🌙🌈
Langkah kaki semua murid menuju kelasnya masing masing termasuk Bulan yang sedang berjalan cepat menuju kelasnya. Berjalan menuju meja meja dan Bulan memilih untuk duduk di belakang saja, terlihat di sampingnya terdapat gadis cantik berambut hitam dan kulit putih.
“ haiii...  ” sapa Friska teman sebangku Bulan
“ hai, hai namaku Bulan ” ucap Bulan perkenalan sambil gigit jari
“ iya, namaku Friska Alicia ” jawab Friska
Semua murid fokus ke jendela terlihat kakak senior yang berjalan menuju kelas, murid perempuan terpukau dengan ketampanan Bintang sedangkan murid laki laki terpukau cantiknya Pelangi.
“ kak Bintang sama kak pelangi cocok ya ” ucap ghea yang sedang fokus melihat seniornya
“ gak, kak Bintang cocok sama gue bego ” jawab Dhila ketus
“ kak Pelangi cocok sama gue ” ucap Willy tersenyum
Tak ada habisnya seisi kelas memperebutkan Bintang dan pelangi hingga akhirnya lllppl0. Suara ketukan pintu kelas terdengar keras “ tuk, tuk, tuk ” perlahan dibuka dan satu persatu masuk kelas dengan wajah ketus.
“ Selamat Pagi ” sapa Gilang membuat seisi kelas terkejut saat mendengar suaranya yang sangat besar
“ selamat pagi kak ” jawab murid murid
“ persiapkan diri buat perkenalan, dibikin yang unik ya ” ucap Pelangi dengan suara lemah lembut
“ ok ”
15 menit waktu yang diberi untuk mempersiapkan diri, ada yang menggunakan lagu, ada yang memakai kardus seperti kartu nama. Bulan bingung ka harus membuat apa, hobinya sudah direbut orang. 8 menit lagi berpikir makin keras akhirnya Bulan yang sedari tadi diam berpikir keras, kini selesai sudah.
“ tettttttttttt ” suara bel yang menandakan sudah selesai
Murid yang duduk di depan sudah khawatir di panggil duluan, cewek alay yang semakin mengisi suara heboh di kelas.
“ cewek yang duduk di belakang pojok kanan ” perintah Gilang
“ jangan itu bego, dia Autis masa bisa ” bisik Pelangi pelana
“ masa? Dia cantik... Gila!!! ” ucap Gilang terpukau
“ ih cewek Autis aja doyan ”  Dhila cemburu
Bulan yang merasa dipanggil untuk maju ke depan sekarang sudah siap berdiri sambil membawa buku untuk perkenalan. Kakinya perlahan maju hingga sampai di tempat dimana kakak senior nya berdiri. Dhila dan pelangi menjauh karena jijik sedangkan Gilang dan Bintang biasa saja.
“ silahkan perkenalkan dirimu yang unik ya ” perinta Bintang secara halus
“ hai nama saya Bulan Felicia umur 16 tahun asal SMP yaitu di SMPN 5 Bandung, mungkin disini saya terlihat aneh bahkan menjijikan karena sikap saya ini tapi saya berjanji saya tidak akan mengganggu kalian jika kalian tidak menggangu saya. Saya tidak memerlukan orang yang peduli pada saya karena saya tau kalian tidak ada yang mau, saya akan sadar diri tak perlu takut, saya juga percaya bahwa zaman sekarang jarang ada orang baik dan saya juga belum tentu menjadi orang baik ” ucap Bulan yang berhasil membuat murid meneteskan air mata perlahan.
Penampilan bulan memang tidak seunik murid lain tapi setidaknya telah berhasil membuat penonton menangis dengan kata katanya yang seolah tersadar tentang zaman sekarang, dimana orang sudah jarang memperhatikan lingkungan sosialnya dikit dikit bully.
     

                            ⭐🌙🌈

Hai....
Penasaran gak cerita selanjutnya??
OMG Bintang kenalan sama Bulan...
Apa karena Bulan itu cecan?
Atau karena Bintang perhatian ???
Ikutin terus dong ceritanya
Jangan lupa vote dan follow ya💐💐

Jangan pelit buat kritik dan saran ya kalau ada kesalahan
                            🌈⭐🌙








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

love is an illusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang