Chapter 5

495 26 0
                                    

"Astaga, di mana aku menaruhnya ya?" Hyun bergumam sendiri, kedua tangannya mengacak-acak isi koper

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Astaga, di mana aku menaruhnya ya?" Hyun bergumam sendiri, kedua tangannya mengacak-acak isi koper. Dia tertegun sejenak berusaha mengingat, sialnya sama sekali tidak bisa mengingat apapun.

Hyun sudah putus asa mencari cincinya yang biasa tersemat di jari manisnya.
Bagaimana jika dia kehilangan cincin nya? Bagaimana jika gadisnya menanyakannya? Dia bisa saja memesan dengan bentuk yang sama, tetapi akan berbeda nilainya karena cincin itu telah disematkan oleh gadisnya.

Tok Tok Tok

Ini kali ketiga pengawalnya mengetuk pintu, Hyun harus mengabaikannya hingga pengawal itu menyerah pergi.

"HyunBin." Terdengar suara pria yang pasti bukan suara salah satu pengawalnya, sudah dipastikan adik tirinya, bocah berusia 21 tahun itu terkadang sudah kehilangan akal sehat. Dia mahasiswa kedokteran tetapi bercita-cita ingin menjadi seorang gangster seperti abangnya.
Pada awalnya Woojin terlalu sering diabaikan, dia tidak menyerah. Dia berusaha keras agar abangnya menerimanya.
Tidak heran Woojin bisa mengirim 10-20 SMS perhari, tepatnya spam SMS "Hallo Abang, aku Woojin".
Sampai akhirnya Hyun menyerah, menelfon bocah itu agar tidak mengirim SMS padanya.
Mukjizat besar baginya mendengar abangnya mengomelinya.
Sejak saat itu antara keduanya perlahan lebih sedikit dekat.

"Nyari apaan sih?" Tahu-tahu Woojin sudah berada di belakangnya.

"Cincin Abang hilang."Sahut Hyun singkat, dia masih mengenakan handuk, rambutnya masih meneteskan air. Tanpa disuruh si bocah langsung membantu celingukan mencari benda penting tersebut hingga ke bawah lemari.

"Ya udah, nyarinya entar aku aja. Abang siap-siap sana."Woojin memerintah membuat Hyun mempelototinya, bukannya si bocah takut justru menggoda Hyun, Woojin menyingkap kaosnya memamerkan otot perutnya membuat Hyun tersenyum simpul.

"Memangnya kau tau bentuknya kayakmana?" Celetuk Hyun akhirnya.

"Lah, dimana-mana bentuk cincin itu bulat, kalau untuk couple kebanyakan silver. Karena abang sangat kaya, pasti tuh cincin juga bukan murahan. Terus dapat ditebak ada inisial nama kakak ipar kan? Btw abang pinter pilih calon istri, mirip model iklan Mamonde." Celoteh Woojin, hampir saja tangan Hyun menyentil kupingnya gemes, namun dia urungkan karena bukan waktunya untuk bercanda. Saat ini mereka harus menemukan cincin itu.
"Pokoknya Carikan sampai dapat, Abang mau siap-siap dulu." Perintah Hyun, dia harus segera bergegas.
Sebenarnya Hyun kurang menyukai berada di rumah ibunya, namun karena nyonya Kim memaksa, tentu saja dia tidak ingin mengecewakan ibunya.
Beberapa jam lalu Hyun juga sempat mengobrol dengan tuan Jung yang tidak lain adalah ayah tirinya.
Tuan Jung seorang polisi di daerah gangnam. Pria itu sangat ramah.
Hyun hanya tersenyum ketika pria itu menceritakan beberapa kisah kekacauan yang disebabkan para gengster nakal.
"Aku juga pernah bertemu almarhum ayah mu dulu. Melihat mu pertama kali aku langsung menebak wajah mu sangat mirip dengannya ketika masih muda." Kenang tuan Jung. Lagi-lagi Hyun tersenyum.

"Bang, ketemu." Terdengar suara Woojin membuyarkan lamunan Hyun. Dia berlari mendatangi arah sumber suara.

Senyum lebar mengembang tercetak dari bibir Hyun, sempat dia mengecup benda berkilau itu. Woojin hanya memandangi dengan tatapan entah apa artinya.

STAY WITH ME (Season 2) (Completed✅)Where stories live. Discover now