BAB 1 : May, Day

30 1 0
                                    

Mayline POV

2019 in New York city, AS

Sinar bulan menemani langkahku menuju sebuah mansion yang membuatku tidak berhenti memendam rasa benci.

Berbeda dengan malam-malam sebelumnya, hari ini bulan bersinar lebih terang seperti memberikan tambahan energi untukku.

Dengan langkah lambat dan pikiran yang kosong, kakiku sampai didepan gerbang mewah dan memuakan ini.

(anggap aja malem-malem yaa hehe)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(anggap aja malem-malem yaa hehe)

Tanpa berfikir panjang kulangkahkan kaki masuk kedalam gerbang kecil.

Belum sampai 5 langkah masuk, tiba tiba seseorang muncul didepanku dan mengangetkanku.

"EH! non May sudah pulang, kenapa masuk lewat gerbang kecil? Non jalan kaki? Kemana motornya non?" Pertanyaan khas ibuibu dari Pak Joe, satpam rumah yang berjaga.

"Ishh bapak! Bisa ngga gamuncul tiba-tiba?, hampir aja saya tonjok wajah Bapak!." Gerutuku.

"Eh iya maaf non, habisnya saya takut non kenapa napa." Sesal Pak Joe

"Saya gapapa ko pak tadi emang gabawa motor karna dijemput temen, udah ya pak saya permisi, kuliah cape banget hari ini." Alibiku sambil melangkah masuk menuju pintu utama.

..................

Ketika akan menaiki tangga, suara seorang pria 40 tahunan memanggilku.

"May, bisa kita bicara?". Tanya Mark.

"Tidak bisa bicara besok? Aku benar benar lelah malam ini". Jawabku jutek membelakangi

"Besok ayah dan ibu harus pergi ke Inggris pagi-pagi". Jawab Mark dengan cepat.

Dengan langkah super malas, akupun berbalik dan menatap malas pria yang ada didepanku. Ya pria tua itu adalah ayahku, meskipun aku sangat malas menyebutnya ayah.

Setelah melihatku berbalik, Markpun lanjut berbicara.

"Besok kuliahmu libur kan? Bisakah kamu jaga Marie? Hanya hari besok saja." Tanya Mark.

"Kenapa harus aku? Bukanya ada bi Nancy?". Gerutuku.

"Besok Bi Nancy harus pulang kerumah karena ibunya sedang sakit, kamu juga tidak sendiri karna James ikut menjaga Marie". Tuturnya santai

'Justru si James itu yang membuatku sangat malas' Gerutuku didalam hati.

"Baiklah bangunkan saja aku." Ucapku sambil menaiki tangga menuju kamarku.

Aku malas berbicara lama-lama dengan pria tua itu. Oiya, Marie adalah adik tiri perempuanku yang berusia 3 tahun anak hasil pernikahan dari ayah dan ibu tiriku.

Setelah membersihkan diri, aku segera merebahkan tubuhku diatas kasur king size ini. Aku selalu berfikir untuk keluar dari jendela dan pergi jauh dari rumah ini, tapi aku sadar ayahkulah satu-satunya yang bisa aku andalkan di Negara ini. Meskipun aku sangat tidak suka bergantung pada siapapun termasuk kedua orang tuaku sendiri, tapi aku harus bersabar sampai kuliahku selesai.

......................................................................

Keesokan harinya

Tok tok tok tok

Seseorang membuka pintu dan masuk dengan lancang.

"Bangunlah May, aku harus keluar membeli beberapa keperluan". Ucap James sambil menepuk pipiku dan membelai rambutku dan terus menelisik kebawah.

Aku bangun dengan segera dan menghentakan tangannya yang kurang ajar itu.

"Jangan coba-coba bersikap kurang ajar padaku! aku masih bersikap sopan padamu karna ibumu!".Ancamku dengan tenang

"Kurang ajar apa maksudmu? Aku hanya memberikan belaian lembut pada orang yang kusayang." Belanya.

Akupun menaikan sebelah alis dengan tatapan sinis.

"Selagi aku masih bisa bersikap sopan padamu bisa kau keluar? Oiya jangan lupa kalau kita ini bersaudara".

James lalu memberengut tidak suka tapi dia tetap mengangguk dan keluar dari kamarku.

Kau tau? Meskipun kita saudara tiri yang wajar jika memiliki rasa sayang sebagai adik&kaka, tapi aku tau James memiliki perasaan yang berbeda padaku, dan hal inilah yang membuatku risih sejak 1 tahun tinggal dimansion memuakan ini.

.....................

Aku termenung setengah mengantuk diatas kasur sembari melihat langit-langit kamarku, hari ini berlalu dengan sangat lambat karna ada James bersamaku. Aku benar-benar muak dengan semua orang disini, hanya Marie dan bi Nancy lah yang membuatku nyaman untuk tetap tinggal disini karena kami bertiga sangat dekat.

'Mending tadi aku masuk kerja aja, kan lumayan bisa buat jajan seharian. Dasar Pria Tua sialan!'. Batinku menggerutu

Oiya aku kuliah di Columbia University jurusan Bussines karena ayah yang memasukan ku kesana padahal aku lebih tertarik dengan dunia permusikan.

Kalian pasti bertanya kemana ibu kandungku kan? Tenang, dia masih hidup dan tinggal di Moskow, Rusia.

Sejak orang tuaku bercerai 11 tahun yang lalu, aku tinggal dengan keluarga ibuku karena ibu tidak mau repot-repot mengurusku dan tidak memperbolehkanku bertemu dengan ayah.

Setelah terjadi perdebatan hebat antara aku dan ibuku, akhirnya ayah datang dan membawaku ke New York City untuk tinggal bersamanya satu tahun yang lalu ketika aku lulus senior highschool.

Entah kenapa ketika aku sangat membenci dan tidak peduli pada kedua orangtuaku, ibu malah sering mengaturku dan dia yang menyuruh ayah untuk membawaku tinggal bersamanya tanpa persetujuanku. Aku benar-benar kecewa pada ibu yang membuatku terpisah dari Nenek Celine dan Paman Reyson serta Bibi sandra yang sudah kuanggap sebagai kedua orangtuaku dan kakaku sendiri.

'It's oke jangan dipikirkan lagi May!'. Alam bawah sadarku menyadarkanku dan nafasku mulai teratur.

To be continue...
______________________________________

Cast

Barbara PalvinAs Mayline Brezhnev Lima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barbara Palvin
As Mayline Brezhnev Lima


Halooo semuanyaa, maaf kalo ada kata-kata atau apapun yang gaje, karna ini pertama kalinya aku nulis cerita di wattpad hihi
Enjoy semuaa❤

May & MaxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang