Jongdae meneguk alkoholnya ketika wanita didepannya ini tidak berhenti mengoceh.
"Jongdae. Kita hanya sepasang mantan suami istri! Mengapa kau begitu kejam padaku?" Jawab wanita itu kesal. "Apa yang harus kulakukan? Tanggung jawabku kepadamu sudah selesai, Jung Nayeon." Jongdae berdecak kesal dan memutar kursinya kearah jendela kaca yang besar mengelilingi ruangannya.
Nayeon berjalan seduktif dan memutar kursi Jongdae, lalu memegang gagang kursi itu, berniat mengukung Jongdae. "Aku bisa lakukan apapun untuk membuatmu peduli lagi padaku-"
"Cukup dan nikmati pernikahanmu dengan selingkuhanmu! Jangan ganggu aku."
Nayeon pucat. Jadi Jongdae tahu ia punya selingkuhan? "Jadi kau tahu?" Tanyanya. "Aku tahu dan kuharap kau tidak menggangguku."
Nayeon kembali berdiri tegak dan menghela nafas kasar. "Baiklah. Harus apa aku kalau kau sudah tau? Aku akan benar-benar pergi,"
Jongdae mengangkat bahu dan menatap mantan istrinya itu tajam. "Silahkan, pintu keluar disana." Tunjuknya sopan tapi tidak sopan.
Nayeon berdecak kesal dan mengambil tasnya, pergi dari kantor Jongdae sekaligus dari kehidupannya.
•'•'•'•'•'•'
"Min, kamu yakin tidak kalau Sehun suka padaku?" Tanya Luhan menggebu-gebu. Minseok mengedikkan dahu. "Mana ku tahu. Memang aku ibunya?"
Luhan berdecak dan menghempaskan tubuhnya ke sofa. Ia menatap sahabatnya yang ia temui saat pertama kali masuk kantor ini. Kim Minseok, tidak tahu apa orientasi seksualnya, dan Luhan berpikir Minseok kosong perasaan- karena tidak menyukai siapapun atau bahkan mengagumi dalam jangka waktu yang lama.
Dia sudah sangat lama bekerja pada kantor penelitian milik keturunan keluarga Kim itu, bahkan sejak masih dibawah kepemimpinan ayah pemimpin kantor itu- Kim Jongdae. Sekarang, pemimpin kantor itu luar biasa tampan dan luar biasa pintar. Kim Jongdae yang tampan dan mengagumkan.
Luhan mengernyit melihat ekspresi Minseok yang tidak peduli. Jujur, Luhan tak tahu banyak tentang sahabat satu apartemen dan satu kantornya ini. Apakah ia memiliki masa lalu yang kelam?
"Luhan, aku lapar. Mau menitip sesuatu?" Tutur Minseok mengambil coat nya dan mengambil dompet. Lalu Luhan tersadarkan dari lamunannya. "Terserah kau mau apa."
Minseok terdiam, mengangguk dan pergi ke mini market.
•'•'•'•'•'
Cuaca sedang hujan dan Jongdae berjalan dipayungi oleh pengawalnya. Menuju Mobil sedan mewahnya dan segera duduk di kursi belakang.
Cuaca Hujan membuat Jongdae bertopang dagu.
"Aku suka makan mie jika hujan." Minseok tersenyum sembari mengaduk Mie-nya. "Kalau kau?"
Jongdae yang mengamati Minseok disebelahnya tersenyum dan mengecup pipi Minseok sekilas, "aku suka kamu."
"Kim Jongdae!"
Menerawang ke masa lalu menjadi sebuah kebiasaannya saat ini. Ia menghembus nafas berat.
Kini ibunya telah meninggal. Dua tahun yang lalu. Ketika usia pernikahannya dengan Nayeon sudah menginjak satu tahun. Namun hubungan Nayeon dan Jongdae sangat tidak serasi. Mereka saling selingkuh, pergi ke club dan memuaskan hasrat masing-masing tanpa ingat mereka punya pasangan dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Professor JD [DISCONTINUED]
FanfictionMasa lalu telah menutup mata Minseok dengan kegelapannya. Kini, ia akan melanjutkan kehidupannya yang biasa. Namun, Kim Jongdae, sosok yang terobsesi dan menginginkan Minseok kembali berada dalam kedua tangannya, menghambat semua persepsi yang Minse...