003

516 68 8
                                    

DOUBLE UPDATE

Hari pertama menjadi sekertaris tidaklah mudah. Minseok dituntut memakai pakaian se-resmi mungkin. Ia juga mulai memindahkan barangnya ke ruangan didepan ruangan kepemimpinan.

Mengingat lantai ruangan kepemimpinan dan ruangannya yang lama sangat jauh, ruangannya lantai 11 dan ruangan pemimpin lantai 24. Lantai puncak.

Minseok bergetar kala melihat tatapan Jongdae yang penuh misteri saat mereka bersinggungan di ruangan direktur. Sekarang- tanpa penolakan- Minseok harus menjadi sekertarisnya yang secara tidak langsung harus selalu stay disamping Jongdae.

Minseok merapikan jas abu-abunya. Ini kali pertama ia memakai pakaian yang sangat resmi. Ia menggeliat tak nyaman ketika duduk di sofa, di ruangan yang sudah ditata sedemikian rupa. Minimalis namun sangat rapi. Dengan pintu kaca dan semua serba kaca berada disitu. Minseok harus berhati-hati jika ingin gasrak-gusruk diruangan ini.

Seseorang mengetuk pintu kaca Minseok. "Masuk." Ucapnya dan resepsionis kepemimpinan masuk lalu memberikan berkas pada Minseok. "Tuan Jongdae meminta anda untuk menuliskan jadwal orang-orang yang akan berkunjung dan menandatangi kontrak kerja sama dan anda harus memberikannya kembali pada tuan Jongdae."

Minseok mengangguk. "Ah, iya...terima kasih."

•'•'•'•'•'•'

Sedikit lagi jam makan siang tiba. Minseok menebak kalau tugasnya akan selesai saat makan siang dan ia akan memberikan tugasnya pada Jongdae dahulu baru pergi makan siang.

Ia mengecek jam di dinding. Sudah waktunya makan siang. Ia segera memakai jasnya dan menarik nafas dalam. Menghembuskannya. Entah mengapa kakinya sedikit lemas- mengingat ia akan bertemu Jongdae.

Ia mulai membuka pintu kacanya dan berjalan pasti kearah ruangan Jongdae. Ia mengetuknya sebentar sampai suara menginterupsi dirinya. "Masuk!"

Ia segera membuka pintu dengan bibir yang digigit kecil. Ia kemudian berhenti didepan pintu dan saat pintu itu tertutup, membuat tubuh Minseok menjadi terdorong kedepan, dia hampir terjatuh tapi akhirnya ia dapat menjaga keseimbangannya kembali.

Jongdae menatapnya...intim. mengintimidasi. Lekat. Minseok bergidik dan merinding. Kemudian ia berjalan dan menaruh berkas itu di meja kaca Jongdae yang luas.

"Ini berkas yang kau minta." Tutur Minseok. Jongdae masih tetap melihat Minseok, dengan tangan yang ia rekatkan diatas meja kaca. Minseok menatap Jongdae balik dan terkesiap kala ia mendapat senyum yang kejam di bibir Jongdae.

Jongdae menghela nafas dan berdiri, menghampiri Minseok. Minseok sedikit mundur kala wajah Jongdae berada didekatnya. Jongdae menyapu rambutnya keatas sembari sedikit menunduk tetapi melihat Minseok sensual.

"Aku tahu kau tidak suka memakai pakaian itu," tunjuk Jongdae yang sedang memasukkan tangannya kedalam saku dan menyender di meja kacanya, "pakailah pakaian lain, yang cocok dan pantas denganmu. Namun membuatmu nyaman. Dengar aku?"

Minseok menatap Jongdae takut-takut. "Y-ya..."

Jongdae melepas jas Minseok dan membuangnya ke sofa yang tak terlalu jauh di belakang Minseok. Minseok terkesiap dan menatap belakangnya dan kembali menatap Jongdae yang kini menyentuh dagunya.

Kemudian kejadian selanjutnya tidak di duga-duga. Jongdae melumat bibirnya penuh gairah. Minseok ingin memegang dada Jongdae-  namun pria itu segera mengambil pergelangan tangannya dan menaruhnya dibelakang tubuh Minseok.

Professor JD [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang