"Ini.. sperma?"
Aku menundukan kepalaku, tidak sanggup menatap mata itu. Aku benar-benar malu. Aku tidak tahu apa yang akan Jimin katakan setelah ini. Apakah ia akan marah?
"Wah.. taetae kecilku ini mulai nakal ya" ucap Jimin sambil mencubit pipiku.
Pyuh.. untung saja Jimin tidak berfikir yang tidak-tidak.
"A-aniyo" aku mengerucutkan bibirku.
"Makanya kau harus cepat sembuh sayang, agar kita bisa melakukan hal itu" Jimin mengelus suraiku dengan lembut.
Aku menatap kedua mata kekasihku. Aku benar-benar tidak mau Jimin pulang. Aku sangat mencintai Jimin. Ia sangatlah baik dan merupakan satu-satunya orang yang masih berada di sisiku. Bahkan keluargaku sendiri sudah enggan menjengukku karena mereka menganggapku sudah 'gila'.
"Jiminie.."
"Ya taehyung?"
"Bisakah kau menemaniku malam ini saja?"
Tok tok tok
"Permisi, maaf mengganggu. Keadaan Taehyung menurun drastis. Alangkah baiknya jika anda memberikan Taehyung waktu untuk istirahat." Ucap seorang perawat.
Jantungku berdetak kencang. Ini tidak lain adalah rencana dokter gila itu. Ia benar-benar tidak membiarkan malamku tenang untuk satu kali saja.
Jimin mengalihkan pandangannya padaku. Aku memberikan tatapan memelas dan memohon agar ia tetap tinggal menemaniku.
"Apakah aku bisa menginap malam ini untuk menemaninya? Aku berjanji tidak akan mengganggu tidurnya." Ucap jimin.
Senyumanku pun kembali mengembang. Terdapat sejumput harapan di sana.
"Maaf, selama keadaan Taehyung belum membaik, tidak ada yang boleh menjenguknya"
Dan tentu saja harapan itu selalu palsu. Di saat itu lah aku mengalami panic attack. Mungkin itu juga yang menyebabkan Jimin percaya bahwa aku mencoba bunuh diri karena penyakitku.
Jimin mengelus suraiku kemudian turun ke pipiku. Kemudian ia menggenggam tanganku.
"Jadilah anak baik arra? Aku akan mengunjungimu lagi saat keadaanmu sudah membaik"
Ketika Jimin melepaskan sentuhan terakhirnya, aku pun mulai memberontak.
"TIDAK!! HIKS JANGAN TINGGALKAN AKU!! JANGAN! JANGAN PERGI!!"
Aku sedih dan juga marah. Aku menendang-nendangkan kakiku keras ke arah yang tidak beraturan seperti seorang anak kecil yang sedang mengamuk. Aku menghentak-hentakkan kedua tanganku yang diborgol di pembatas kasur, berharap benda itu akan lepas. Aku berteriak hingga tenggorokanku terasa sakit. Nafasku pun menjadi tidak beraturan.
Saat ini aku benar-benar tidak mau Jimin pergi. Aku tidak mau. Aku melihat Jimin yang menatapku dengan raut muka yang sedih. Kemudian ia menghilang di balik pintu.
Tetapi pintu itu tidak langsung tertutup. Terdengar Jimin sedang berbincang dengan seseorang. Seseorang yang sangat aku kenali dari siluetnya.
Dokter Jeon.
Ia masuk ke dalam ruanganku dan mengunci pintu.
"Hey kitten" Dokter Jeon berjalan mendekatiku.
Aku langsung mendudukan tubuhku, menarik kakiku hingga menekuk.
"Kau dengar apa kata pacarmu itu? Jadilah anak yang baik" Dokter Jeon mengusap suraiku yang berantakan akibat tangisanku tadi. Ia kembali memberikan senyuman mengerikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Doctor | KookV
FanfictionTaehyung adalah seorang pasien yang telah dirawat di rumah sakit selama bertahun-tahun. Ia ditangani oleh seorang dokter bernama Dokter Jeon. Seiring waktu berjalan, Taehyung pun menyadari kejanggalan pada dokter tersebut. Ia sering kali menginjeksi...