#6

1.8K 86 18
                                    

Third Person POV

"J-jimin?"

"Jimin? Apa kau mengenal orang ini, sayang?" Ucap seorang wanita paruh baya yang berada tepat di sebelah orang itu.

Orang yang sepintas terlihat seperti Jimin itu hanya menggelengkan kepalanya sambil memperhatikan tubuh mungil itu dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan merendahkan.

"Sepertinya hanya orang bingung, ayo pergi" Ucapnya sambil menarik tangan sang kekasih, meninggalkan Taehyung sendirian.

Taehyung tergeletak tak berdaya dengan tatapan kosong, kemudian mendecak kecil sambil menyeringai, merutuki dirinya sendiri ketika menyadari bahwa ia sudah mulai berhalusinasi.

Ia lelah dengan kehidupannya yang penuh dengan siksaan selayaknya di neraka. Apa yang ia lakukan sehingga pantas merasakan penderitaan yang begitu menyakitkan seperti ini? Pertanyaan itu selalu terulang di benaknya berkali-kali tanpa adanya jawaban. Hal yang diinginkannya saat ini hanyalah pelukan hangat dari kekasihnya dan sentuhan lembut di surainya yang mengatakan:

"Semuanya akan baik-baik saja."

Kata-kata itu hanyalah satu dari sekian banyak harapan yang pernah ada di dalam diri Taehyung—

—Namun tidak pernah terjadi.

Setelah menyadari bahwa ia tidak memiliki rencana apa pun untuk menyelamatkan Jimin, Taehyung hanya membiarkan dirinya terbaring lemah. Kakinya terasa lemas dan tidak ada kekuatan untuk berdiri. Seluruh energinya habis hanya untuk menyalahkan dan membenci dirinya sendiri yang tidak bisa melawan dan menjauhkan Jimin dari sentuhan monster itu.

"Jika kedatangan Dokter Jeon adalah hukuman untukku, mengapa Jimin harus terkena imbasnya?"

Ucap Taehyung dengan suara yang lemah. Butiran bening kembali mengalir keluar dan membahasahi pipinya kemudian jatuh membasahi permukaan padat yang menopangnya tubuh tak berdayanya. Pandangannya lurus menatap jalanan yang kosong.

Tak lama kemudian kedua kelopak matanya terasa berat. Tanpa adanya harapan yang tersisa dalam dirinya, Taehyung pun tertidur.

.

Taehyung terbangun oleh suara orang-orang yang sedang berbincang. Secara perlahan membuka kelopak matanya dan menemukan ia sudah berada di kamar yang tidak asing. Taehyung kembali berada di kediaman Hoseok. Ia mengingat jelas apa yang terjadi malam itu. Apakah Hoseok datang dan menemukannya?

"Jika Anda tidak keberatan, saya akan membawanya sekarang"

"Saya sungguh minta maaf Dokter, saya tidak tau jika Taehyung mengidap penyakit seperti ini, saya hanya ingin menjenguknya saat itu"

"Tidak apa-apa, apa saja yang sudah ia lakukan?"

"Semalam Taehyung kabur dari rumah membawa pisau, saya menemukannya tergeletak di jalanan"

"Kondisi mentalnya sangat berbahaya, saya sendiri tidak suka memperlakukan manusia seperti ini namun Anda sudah melihat sendiri seberapa berbahaya dia."

Taehyung mendengar percakapan yang teredam itu dari ruangan yang berbeda sambil berusaha memahami apa yang sedang mereka bicarakan. Namun keadaannya saat ini sangatlah jelas ketika Taehyung menyadari bahwa tangannya kembali terikat di atas kepalanya.

Jantungnya pun berdetak kencang ketika pintu kamarnya perlahan terbuka, menampilkan Hosoek bersama dengan orang yang sangat ia benci, Dokter Jeon.

"Hyung.. kukira kau percaya padaku?"

Kalimat itulah yang pertama kali keluar dari bibir mungil pria yang kini berbaring dengan tali yang mengikat tangan dan kakinya dengan kencang, hampir membatasi bergerakannya secara total.

"Taehyung, aku sangat menyesal tidak pernah mengunjungimu selama ini. Aku yakin semakin cepat kau menyerahkan semuanya ke tangan medis, semakin cepat pula kau akan sembuh." Ucap Hoseok sambil memberikan senyuman kecil dengan tatapan iba.

Perasaan kecewa yang begitu berat menyelimuti Taehyung. Ia sama sekali tidak membenci keadaan dimana ia kembali tertangkap. Sebenarnya ia sudah melihat hal ini akan terjadi tetapi ia tidak menyangka bahwa Hoseok akan termakan bualan Dokter gila ini.

Taehyung hanya terdiam, dirinya sama sekali tidak memiliki keberanian untuk menatap wajah pria berjas putih yang berdiri tepat di sebelah Hoseok. Tangannya mengepal kuat mengingat apa yang pria ini bisa lakukan terhadap Jimin.

"Taehyung-a, semuanya akan baik-baik saja—" ucap sang Dokter sambil mengelus tangan Taehyung lalu melanjutkan kalimatnya:

"Saat kita kembali nanti, aku punya kejutan untukmu"

———
Hello everyone, im back after years. I just wanted to tell u guys I am not ARMY anymore cause I have lost track of BTS but I still like them tho.

Dan yang terpenting aku mau minta maaf karena sudah sangat sangat lama tidak update ini karena sudah lama sekali dan aku udah gaada feel tentang cerita ini, namun ketika aku kembali ingat dan buka kembali cerita ini aku merasa kayaknya bisa aku selesaikan supaya temen-temen disini gaada lagi yang merasa digantungin. Mohon maaf juga kalau gaya penulisannya berubah/ alurnya kureng/dsb. Karena cerita ini sudah mulai dari 4 tahun lalu.. sekarang aku adalah orang yang sangat berbeda dari aku di 4 tahun lalu. Semoga kalian bisa pahami ya.

Anyway, thank you so much for reading and waiting for this story all these years!!!

Judging from this chapter, do you guys think I am still capable of bringing this story the way you guys were expecting or should I end this story asap only to make the ending clear? :)

Crazy Doctor | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang