~06~

4.2K 484 15
                                    

Happy Reading 😍
______________________________________

Di kala hidupmu terpuruk, percayalah ... masih ada tangan yang akan membangkitkanmu. Di kala semua orang mengutukmu, percayalah ... masih ada tangan yang mengadah memohon doa untukmu. Di kala semua orang hendak menyakitimu, percayalah ... masih ada yang berjuang memasang badan untukmu. Apa kau tau siapa itu?
Orang tuamu

***






Yeonjun bukan tak berharap seseorang akan menolongnya, tapi ia takut jika benar orang itu adalah pamannya, maka hancur sudah usahanya untuk menyembunyikan masalah yang dimilikinya. Masih dengan rasa takut. Bocah itu mulai memberanikan diri untuk sekadar mengintip. Tak ada suara berisik dari orang yang masuk dalam kamar ini. Yeonjun jadi merasa aneh.

Manik jelaga itu mulai terbuka. Binar matanya cerah, melihat ke sekeliling, ia menyadari bahwa ini bukanlah kamar miliknya. Terlihat asing. Kamar bercat krem dengan gorden putih melambai di jendela besar sisi kanan, samar-samar menutupi pemandangan langit yang sudah menghitam. Nakas kecil di sudut ranjang berisi jam alarm, lampu tidur, serta sebingkai foto kecil tampak menarik perhatian. Yeonjun ingin melihat lebih, tapi fokusnya beralih pada sosok pria yang berdiri tegak menatap keluar di satu sudut jendela. Membiarkan sadikit celah gorden terbuka, pria itu tampak sedang menikmati langit malam.

Yeonjun berkedip beberapa kali. Pria itu terlihat tampan meski hanya dari samping. Tidak seperti penculik atau preman jalanan yang memanfaatkan anak-anak untuk mendapat uang. Ia sedikit merasa lega. Namun di sisi lain, ia juga takut bahwa hari sudah larut. Bagaimana ia pulang nanti?

Yeonjun berusaha menyingkirkan selimut dari tubuhnya perlahan. Gerakan itu tak luput dari pria yang sedari tadi menatap keluar. Kini si pria beralih menatap Jun di sana.

"Kau sudah bangun?" ucapnya.

Yeonjun mengedip lucu, kepalanya mendongak melihat pria itu. Keningnya mengerut samar ketika suara yang baru saja di dengar terasa familiar. Memejamkan mata sejenak, akhirnya ia ingat bahwa itu adalah suara yang sama yang ia dengar sebelum jatuh pingsan.

Ada perasaan aneh di hatinya. Melihat pria asing yang baru saja menolongnya membuatnya merasa lega. Ini artinya Jin Samchon-nya tak menemukan dirinya dalam keadaan kacau begini 'kan?

Yeonjun bergumam 'ehm' lalu mengangguk pelan. Ia masih terlihat sedikit linglung, kemudian melirik pria yang tadi berdiri di dekat jendela berjalan ke arahnya. "Di mana ini?"

"Kau ada di apartemenku," jawab pria itu.

Taehyung mendekati bocah yang baru saja ditolongnya lalu menempatkan diri di sisi tempat tidur, ia tanpa sadar membantu bocah itu duduk bersandar dan menempatkan bantal di belakang punggungnya. Oh, sungguh! Luar biasa! Apa baru saja seorang Kim Taehyung menunjukkan simpatinya?

Sebuah pemandangan langka!

Rasa simpati yang sudah sejak dahulu terkubur jauh dalam hatinya, akankah sekarang mulai berenang kembali ke permukaan hanya karena seorang bocah yang tak diketahui asal-usulnya?

Taehyung sendiri tak menyadari, menanggapi hal itu sebagai suatu hal yang wajar seperti refleks tubuh. Akan tetapi, jika mengingat bagaimana dirinya beberapa bulan lalu melihat seorang wanita terjatuh tepat di depan matanya dan ia hanya memalingkan wajah dan bersikap tak acuh padanya. Bukankah ini sedikit aneh?

Lalu, bila hal ini sebagai bentuk tanggung jawab karena ia telah menolong anak itu dan membawa ke apartemennya, itu mungkin bisa dibenarkan? Mungkin? Sebab kejelasannya masih patut dipertanyakan.

My Regret | Vsoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang