Simpanlah masalalu ditempatnya, Realita kehidupan memang terkadang menyedihkan. Ingat! Terkadang bukan selalu:)
~MamaBellaHappy reading:)
Bella tersenyum saat mobil putranya memasuki pekarangan rumah, sudah setengah jam lebih ia menunggu diteras akhirnya Abin dan Starla pulang juga.
"Sayang, gimana hari pertama sekolahnya?" Tanya Bella, saat Starla turun dari mobil.
Starla menatap Bella dengan detail dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan tatapan datar.
"Jangan perlakukan aku seperti anak kecil !! ingat umurku lebih tua darimu."
Gadis itu kemudian masuk kedalam rumah, meninggalkan Bella yang masih berdiri mematung.
"Ma." Bella menatap Abin yang baru saja menyapanya. Tatapan meminta penjelasan.
"Maaf ma ini salah Abin, Abin terpaksa ninggalin Starla di perpus. Tapi, pas Abin balik lagi Starla udah gak ada bu Karin bilang dia lari tergesa-gesa keluar untung Abin berhasil nemuin dia di kelas tapi sebagai Liya," Jelas Abin.
Bella mengerjapkan matanya beberapa detik, pantas saja sejak tadi ia begitu khawatir terhadap Starla ternyata firasat tentang putrinya yang tidak baik-baik saja benar.
"Apa sebaiknya Starla kembali home schooling aja bin?" Tanya Bella dengan air mata yang tertahan.
Abin menggeleng lemas. "Bisa belajar disekolah umum itu keinginan Starla sejak dulu, Abin gak mau dia kembali merasa dia itu berbeda ma."
Bella menatap sendu putranya,
Abin memang begitu menyayangi Starla. "Maaf bin ini semua karena mama."Bulir bening yang sejak tadi tertahan akhirnya lolos membasahi pipi Bella, ingin menyesalpun baginya sudah terlambat. Disini putrinya benar-benar menjadi korban dari perbuatan menjijikannya.
Abin menyentuh kedua pipi ibunya, dengan lembut ia menghapus air mata itu. "Ma, bukannya mama sendiri yang ngajarin Abin untuk menyimpan masalalu ditempatnya? Jadi kenapa mama harus mengungkitnya lagi?"
Air mata Bella semakin deras, semakin menyesal rasanya mengingat dulu ia pernah membenci kehadiran Abin dan Starla. Sekarang yang menjadi semangat hidup Bella adalah Abin bukan laki-laki bajingan yang dulu telah merenggut kesuciannya dengan kedok manis.
"Salah satu hal yang manusia tidak akan pernah bisa lakukan itu adalah memperbaiki masalalu," Ucap Bella kemudian memeluk putranya.
***
Raffan membuka pintu rumahnya tanpa mengucap salam atau kata apapun seakan didalam rumah itu tidak ada penghuninya. Baru saja ia hendak menuju lantai 2 untuk sampai ke kamarnya, seorang wanita yang duduk dikursi ruang tamu menarik perhatiannya.
"Kenapa lo?" Tanya Raffan saat melihat wanita itu memegangi perutnya.
Dia adalah Raya, kakak kandung Raffan yang hanya terpaut umur 2 tahun maka dari itu terkdang keduanya tidak akur. Walaupun begitu Raffan begitu menyayangi Raya baginya Raya adalah keluarga satu-satunya padahal mereka masih mempunyai orang tua lengkap, namun sayang kedua orang tua mereka lebih memprioritaskan pekerjaan dari pada anak-anaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starla
Teen FictionNamaku Starla, Sederhana aku hanya berharap bisa menjalankan kehidupan senormal remaja biasa, karena pada kenyataannya aku adalah gadis berbeda. Didiagnosis mengidap Dissosiative Identity Resorder (DID) atau keperidadian ganda bukanlah hal yang mu...