Posesif

44 18 6
                                    

Terkadang kata yang tidak dimaksudkan yang justru menyakitkan
~Starla Raqueliya

Pintu Ruang guru terbuka akibat seseorang yang mendorongnya dari dalam, beberapa detik kemudian Starla keluar dari ruangan itu.

"Ada apa?" Tanya abin penasaran.

"Gue dipindahin ke kelas IPA 3." Mendengarnya mata abin melotot kaget.

"Ko bisa? "

"Disekolah ini satu kelas berisi maksimal 40 murid dan di kelas IPA 1 udah mencapai batas maksimum, " Tutur Starla dengan santai.

"Ya tapi kenapa harus lo yang dipindahin sih? Gabisa gue harus ngomong sama bu indira, " Protes abin tak terima.

Starla membuang nafas kasar, "Ya karna gue siswa baru jadi wajarkan gue yang dipindahin?"

"Tapi gabisa gitu de, lo harus satu kelas sama gue. "

"Bin gue udah besar, " Ucap Starla dengan nada suara lebih tinggi.

"Iya tapi lo itu beda, lo gak senormal orang lain. "

Baru saja mengatakan itu Abin terdiam, apa yang sudah ia katakan tentu saja telah menyinggung Starla. Kekhawatiran Abin sekarang malah justru melukai perasaan adiknya.

"S-sory maksud gue ... "

Starla berjalan beberapa langkah menatap lapangan basket dengan tatapan kosong. Gadis itu tau Abin tidak bermaksud berbicara seperti itu tetapi ia tidak bisa berbohong tentang perasaannya yang seperti ditampar kenyataan 'dia bukan gadis biasa'.

"Gue minta maaf de, " Ucap Abin benar-benar merasa tidak enak hati.

"Gue tau lo gak bermaksud. " Starla menatap Abin yang berada beberapa meter darinya. "Tapi kadang kata yang tidak dimaksudkan itu yang menyakitkan, " Imbuhnya kembali dengan senyum miris.

"Gue cuman pengen menjalankan hidup kaya orang-orang, " Lirih Starla.

"Lo tau kan gue sayang sama lo?" Ucap Abin seraya berjalan mendekati adiknya.

"Kalo pun sekarang posisi lo gak seperti ini gue akan tetep lakuin hal yang sama. Gue akan berusaha buat lo disamping gue supaya bisa terus buat jagain lo."

"Sampai kapan? " Tanya Starla tanpa ekspresi.

"Sampai ada satu orang yang gue percaya buat menjaga lo layaknya ratu, " Jawab Abin sebelum akhirnya memberikan pelukan hangat untuk Starla.

"Bintang, Starla. "

Keduanya tersentak dan sama-sama melepas peluk, dihadapan mereka berdiri perempuan cantik yang tengah tersenyum. Dia adalah Indira salah satu guru di SMA Angkasa.

"Bu maaf sebelumnya boleh minta waktunya sebentar? saya mau membahas soal Starla yang akan dipindahkan ke kelas lain, " Tanya abin bermaksud meminta izin.

"Iya, memangnya kenapa? "

"Bu, saya rasa adik saya ini mampu dan layak berada dikelas IPA 1. Jadi saya mohon dengan sangat jangan pindahkan dia ke kelas lain bu, " Jelas abin mengharapkan bu Indira menuruti keinginannya.

StarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang