Sepucuk Surat Untuk Hari Esok

30 1 0
                                    

25 November 2013.

Kita saling mencintai. kita telah tumbuh bersama. memiliki pandangan yang sama untuk menghadapi kejamnya dunia.

menjadi pribadi yang saling mencintai satu sama lain, hingga kini aku masih terbelenggu dalam cintaku yang begitu besar kepadamu.

Entah sampai kapan aku akan terlepas dari belenggu yang telah mengikat erat hati ini.

Mungkin kini kamu telah menumbuhkan sayap, dan sedang melakukan pengembaraan untuk terbang mencari koloni baru. menemukan pelosok pelosok duniamu yang luas ini.

Sedangkan aku.., aku terjebak ditempat ini sendiri. dengan semua luka ini seorang diri.

Aku berusaha kuat menghadapi ini, dan kebebasan ini telah membunuhku dalam jeritan kesepian yang terus menerus menghantuiku.

Jeritan itu yang selalu membuat hatiku bergetar tidak terkendali. Seperti berkata "aku merindu"

Mungkin kata itu yang telah membawaku ke sebuah keruang hampa yang tak berujung, menjadi pribadi yang tangguh.

Berusaha menjadi peneduh agar dapat meneduhkan seseorang yang akan bersinggah suatu saat nanti.

Aku akan sabar menanti kehadiran orang itu, dan orang itu kupastikan bukanlah dirimu.

Mungkin suatu saat nanti kamu akan bersinggah di daharku, dan melihatku menjadi sebuah pohon besar yang

Kisah ini, mungkin akan menjadi sebuah memori yang samar.

Mungkin hujan yang telah jatuh di wajahku ini telah melihat kepahitan tanpa batas.

Seperti kegilaan yang begitu nyata.

Disini, aku telah menyadari dalam kesedihanku. Aku telah tenggelam dalam sebuah kesedihan yang tak berujung.

kali ini waktunya untukku menunggu orang itu, dan menemukan cinta ilahiku.

2 Desember 2019

ALEXANDIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang