ini bukan pertama kalinya terjadi dalam hidupku, tapi kurasa semua yang ingin kukatakan sudah kutuangkan melalui sebuah tulisanku.
aku seakan akan kehilangan daya ingatku serta lupa siapa diriku sebenarnya. aku mungkin tidak menemukan arti dari kebebasan yang sesungguhnya.
aku mulai mamandangi jalanan dari jendela rumahku, aku terhanyut dalam sepinya malam ini.
aku memperhatikan sebuah buku yang berada persis dimejaku, aku tertarik ketika membaca judul buku tersebut seperti sebuah nama desa kecil di Distrik Derbyshire Dales, Inggris.
Kubuka buku itu, kuputuskan untuk membaca paragraf pertama dalam buku itu. Aku berusaha memahami kata demi kata dalam buku itu yang bertuliskan :
"Jika hidup ini seumpama rel kereta api dalam eksperimen relativitas Einstein, maka pengalaman demi pengalaman yang menggempur kita dari waktu ke waktu adalah cahaya yang melesat-lesat di dalam gerbong di atas rel itu. Relativitasnya berupa seberapa banyak kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang melesat-lesat itu. Analogi eksperimen itu tak lain, karena kecepatan cahaya bersifat sama dan absolut, dan waktu relatif tergantung kecepatan gerbong-ini pendapat Einstein-maka pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja, namun sejauh mana, dan secepat apa pengalaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda, relatif satu sama lain"
Bagai mana cara terbaik untuk berubah? Aku berfikir, mungkin dengan melakukan hal hal yang sangat berbeda. misalnya pergi ke tempat tempat berbahaya dan bertemu dengan orang orang Hippie yang tersisihkan oleh masyarakat.
Aku bergegas untuk pergi untuk menjumpainya, lalu kutemukan segerombolan orang, pakaiannya berwarna warni, berikat kepala biru, dan berjaket ungu.
Aku tidak tahu bagaimana harus bertanya dan memulai percakapan pada mereka tentang makna sebuah kehidupan menurut mereka.
"ada gerangan apa kau menghampiri kami?" sahut seorang yang lain.
"kenapa? karena kami berbeda?"
"tidak, bukan seperti itu. aku datang kemari hanya ingin bergabung dengan kalian" sahutku
"kau mengejek kami?" kata seorang yang berbadan besar berambut gimbal yang kelihatannya sudah berbulan bulan tidak cukur jenggot.
"tidak, aku hanya ingin bergabung dengan kalian untuk menikmati malam hari ini, mungkin malam yang panjang akan kulalui pada hari ini. dan aku ingin belajar arti kebebasan menurut kalian. karena hatiku sedang kehilangan seseorang yang kucintai" jawabku
"kemarilah, bergabung bersama kami. biarku beritahumu kenapa kami memilih dunia ini"
"sebetulnya, aku ingin merasakan kebebasan yang sesungguhnya dari kalian semua" sahutku
"biar kujelaskan kepadamu. dunia ini sedang terjun bebas menuju keruntuhan, orang orang sangat suka ketakutan untuk kehilangan sesuatu yang sangat berharga baginya. sepertinya kau juga seperti itu"
"tidakkah kau hanya membuang buang waktumu untuk mencari arti kebebasan pada kami karena kau sedang kehilangan wanita yang sangat kau cintai?" tanya seorang wanita bermantel hitam
"aku tidak menyia nyiakan hidupku, aku mencari jawaban dalam takdirku, dan mengejar apa yang harus aku cari" sahutku
"dan apa yang kau inginkan? hidup di puncak dunia? siapa bilang gunung lebih baik dari pada pantai. kami sangat menikmati hidup ini, dan kami tahu persis apa yang kami butuhkan dalam hidup kami; kedamaian, kebebasan. walapun orang sepertimu hanya menganggap kami sebagai gerombolan tukang palak yang menyedihkan, tapi dalam lubuk hati paling dalam kami memiliki cinta"