Part 2

19 8 0
                                    

Melihat mu seperti pelangi, cantik dan indah walaupun hanya sesaat

~RAW

***

Gio berbalik dan membuka kembali pintu kamar adiknya.

"Rain keluar yuk, beli es krim gw traktir." terlihat adiknya yang kembali uring-uringan dikasur.

"Hayuuuk, bentar Rain siap-siap dulu." Rain semangat 45 ketika mendengar kata es krim. Cemilan dingin nan manis itu favoritnya, ya selain buku-buku novel.

"Ya udah abang manasin motor dulu." berjalan ke bagasi untuk memanaskan motor kesayangannya, motor sport berwarna hijau.

Rain hanya memoleskan bedak tipis dan liptint di bibirnya, ia memakai make up senatural mungkin. Lalu memakai kaos berlengan panjang dan jeans tidak lupa ia mengambil hijab untuk menutupi rambutnya.

Ia menyadari kewajibannya sebagai seorang muslimah, walaupun ia belum bisa memakai pakaian syar'i seperti gamis.

Setelah kiranya siap, ia kemudian turun dan menghampiri abangnya yang sudah stay diatas motor.

"Yuk bang." saat sudah duduk dijok motor abangnya.

"Looh kirain belum naek, enteng sih. Makanya gede in tuh badan, jangan kurus-kurus." meledek adik nya yang memang bertubuh semampai, namun tidak mengalahkan abangnya yang memang mempunyai postur tubuh tinggi.

"Yeee yang penting cantik." sambil mengedip-ngedipkan matanya.

"Diih sok lo. Lo juga cantik karena gw ganteng." tak kalah sombong dengan adiknya.

"Udah ah berangkat, es krim gw menunggu." menepuk punggung abangnya yang langsung melajukan motornya ke kedai es krim di dekat lapangan merdeka.

***

Sesampainya di kedai Rain langsung memesan es krim kesukaannya, sedangkan Gio hanya menurut saja seperti adiknya.

Mereka mengobrol mambicarakan perihal ini itu yang tak penting dan sesekali berdebat sampai bertengkar, namun apalah daya mereka yang sangat dekat hingga tak bisa jika lama-lama bertengkar.

Dari sudut yang berbeda nampak seorang pria yang sedang memperhatikan mereka, jelasnya hanya Rain tidak Gio. Pria itu terus memperhatikan Rain dengan seksama, hingga saat tak sengaja mata Rain yang bertabrakan dengan matanya. Pria itu langsung mengalihkan pandangan, dan Rain hanya mengedikan bahu tak peduli.

'Anjir ketahuan kok deg deg an ya gw' pria itu membatin.

Pria yang tak kalah tampan dengan Gio itu masih melirik-lirik ke arah Rain.

Rain yang sadar dengan sikap pria itu sedikit terganggu lalu mengajak abangnya untuk pulang.

"Bang es krim gw udah abis pulang yuk." alibi nya karena risih dengan lirikan pria itu.

"Tumben amat gak betah. Biasanya nambah." tanya Gio heran dengan sikap adiknya barusan.

"Gak lah, lagi gak mood." kemudian beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke tempat parkir.

Gio yang sadar dengan kepergian Rain langsung menyusul sang adik yang sebelumnya sudah membayar es krimnya.

'Tumben amat tuh anak, biasanya kalo gak mood malah makin banyak nguras dompet gw' gumam Gio selagi menaiki motornya.

"Hah apa bang?" tanya Rain ketika mendengar abangnya berbicara.

"Gak papa. Hehehe." elak Gio tidak mau sampai Rain mendengar kata-kata nya jika tidak akan ada singa ngamuk nantinya.

"Dih gak jelas." sambil menaiki motornya.

***

Sesampainya di rumah kembali Rain dengan aktivitasnya yaitu guling-gulingan. Masih terbayang wajah pria yang aneh itu di ingatannya.

"Aneh banget tuh cowo." gumam nya sambil mengingat tingkah nya saat di kedai es krim.

"Bodo ah, incees mau nonton drakor aja." bangkit dari tempat tidur dan mengambil laptop kemudian langsung memutar drama kesayangannya.

***

Haaaii✋
Kembali lagiii, maaf kalo masih banyak typo🙏

Dan jangn bosen baca ini ya, jangan upa vote dan vomment nya😉

The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang