Chapter 10

589 28 2
                                    

Amiko sedang berbaring di tempat tidur sambil mengelus perut buncitnya.
"Amiko-chan?". Iruka mengelus perut buncitnya.
"Iruka-kun". Amiko memegang tangan Iruka. "Kau pulang malam sekali".
"Yah, sekarang aku adalah Kepala Sekolah di Akademi Ninja", kata Iruka tersenyum. "Pekerjaanku banyak sekali".
"Hei, Iruka. Aku punya cara agar kau bisa menyelesaikan pekerjaanmu dengan cepat".
"Apa itu?".
"Kage. Bunshin. No. Jutsu". Iruka dibuat bengong oleh istrinya. Rupanya dia ingin agar Iruka bisa pulang cepat karena ia sedang hamil besar.

"Bagaimana dengan bayinya?", tanya Iruka.
"Bayinya menendang terus. Yah, ini adalah bulan terakhir dan aku harus banyak istirahat. Suatu hari nanti si kecil akan berhenti menendang bagian dalam tubuhku".
"Kau mau beri nama apa untuknya?".
"Yang pasti adalah nama yang paling indah daripada segala nama".

KRIEEEET

"Huh?". Rupanya Naruto si merak putih masuk ke kamarnya.
"Rupanya itu kau, Naruto".

KOAK!

Naruto kemudian duduk di tempat tidur tersebut.
"Haku di mana?". tanya Amiko.
"Dia sedang mengerami telurnya".

"Aku jadi khawatir dengan persalinannya".
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku akan ada bersamamu".
"Hah... lelahnya".
"Kalau begitu istirahatlah". Kemudian mereka tertidur dengan posisi Amiko menyenderkan kepalanya ke dada Iruka dan Iruka memeluknya.

Beberapa hari kemudian...

Iruka sedang asyik memangku Amiko. Amiko tengah mengelus perut buncitnya. Tiba - tiba...

.

.

.

"Uuuuuggghhh!!!". Amiko memegangi perut buncitnya.
"Kau kenapa, sayang?".
"Uuuggghhh... bayinya". Mata Iruka melebar.
"Kita ke rumah sakit sekarang!".

Konoha Hospital

Amiko berbaring di sebuah ranjang di ruang bersalin. Iruka duduk di sampingnya sambil memegangi tangannya. Amiko tengah menunggu hingga "bukaannya" sempurna.

"Aku jadi takut, Iruka-kun". Amiko menoleh ke Iruka.
"Aku di sini. Kau harus kuat!". Amiko mengangguk lemah.

"AAAAAHHHHH!!! SIALAN KAU IRUKA! KAU BUAT AKU SEPERTI INI! SETELAH INI AKAN KUBUNUH KAU DENGAN CHIDORI!". Amiko meremas erat tangan Iruka seraya berteriak tak karuan.
"Nona Umino, tarik napas!".
"AAAAAAHHHHH!!! AKAN KUBUNUH KAU! KAU HARUSNYA BERSYUKUR KARENA AKU MENCINTAIMU! JIKA TIDAK AKAN KUBUNUH KAU DENGAN CHIDORI!". Amiko berteriak keras karena kesakitan.
"Nona Umino, sedikit lagi!".
"AAAAAHHHHGGGHHH!".
"Ayo sayang". Iruka menyalurkan dukungan untuk istrinya.
Amiko menarik napas panjang dan... "AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH!!!!".

OEEEEEEKKK!!!

"Amiko?".
Amiko menganggukkan kepalanya. "Ya. Anak kita sudah lahir".

Tsunade lalu menghampiri mereka dengan bayi di gendongannya.
"Selamat! Bayinya laki - laki!". Tsunade menyerahkan bayi itu ke gendongan Amiko. Bayi itu punya rambut seperti ibunya, tapi wajahnya mirip ayahnya.

"Putra pertama kalian harus mendapatkan ASI pertamanya". Amiko lalu menyusui bayi itu.
"Lihatlah, rambutnya sama dengamu", kata Iruka.
"Dan wajahnya mirip denganmu, Iruka-kun". Iruka lalu memeluk pundak istrinya untuk memberikan rasa hangat.

Amiko sudah dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Begitu juga dengan bayinya. Iruka tengah asyik menimang putranya.
"Oh, dia mirip sekali denganmu, Iruka-san", kata Kurenai.
"Ya begitulah, Kurenai-san".
"Mau kau beri nama siapa, Iruka", tanya Kakashi.
Iruka tersenyum sambil melihat kalender. 10 Oktober. Itulah tanggal di kalender itu. "Namanya adalah Haruto Umino".
"Nama yang bagus", kata Kakashi.
"Arigatou, Kakashi-san".

TBC...

Wah, akhirnya Iruka punya anak!
Kira - kira kapan Haruto punya adik?
Iruka dan Amiko mau punya anak berapa ya?

Read and Comment, Please!

Don't Forget To Remember Me (sequel dari It's Time To Say Goodbye) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang