“Mampus! Gue kesiangan!”
Suara rusuh yang berasal dari kamar nomor 502 itu sudah tak asing lagi bagi tetangga disekitarnya.
Cewek yang barusan bermonolog itu segera menyambar handuknya lalu masuk ke dalam ke kamar mandi setelah sebelumnya membanting handphone nya sendiri begitu menyadari jam berapa sekarang.
Kurang dari 5 menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi dan bergegas memakai seragam serta atribut nya.
“Aduh! Mana belum gue siapin perlengkapan ospeknya!” Cewek itu terdengar menggerutu sambil mencari barang-barangnya lalu memasukkan nya ke dalam tas. Kemudian, handphone nya berdering.
“Siapa sih?!” Ia menyambar handphone nya yang ada diatas ranjang dengan kasar dan raut mukanya bertambah kesal saat melihat nama sang penelfon.
“Lee fucking Mark! Jahat banget sih lo nggak bangunin gue, nggak jemput gue! Ngapain nelfon jam segini hah?!” Semburnya langsung bahkan ketika orang diseberang sana belum sempat mengucapkan kalimat sapaan.
“Iya ini makanya gue nelfon lo bego!” Sahut orang itu tak kalah kesal, “Gue tadi harus anterin adek gue sekolah makanya gabisa kesana. Lagian lo tau nggak sih kalau ada fitur alarm di handphone?!”
“Nggak, gue nggak tau! Kok lo yang lebih marah sih?! Ini gue yang telat harusnya gue-“
“Buruan berangkat!” Orang diseberang sana memotong ucapannya dan terdengar panik, “Udah disuruh kumpul anjir!”
“Bangsat!”
Cewek itu segera mematikan panggilannya dan secara acak memasukkan semua perlengkapan nya ke dalam tas.
Ia sudah tak perduli lagi apakah ada yang tertinggal atau tidak karena diburu waktu. Lalu berlari keluar setelah mengunci pintunya terlebih dahulu.
Jean Alysia, nama cewek itu. Cewek ceroboh yang kesiangan di hari pertamanya ospek menjadi mahasiswa baru.
*
“Ayo cepetan! Baris sesuai kelompoknya masing-masing yang udah dibagi!”
Taeyong, cowok berambut merah itu terlihat sibuk mengatur para mahasiswa baru dengan toa di tangannya. Berteriak setiap kali ia melihat ada mahasiswa yang tidak berbaris sesuai aturan.
“Ini udah pada kumpul semua belum sih? Perasaan dikit amat maba tahun ini.”
Lucas menghampiri Taeyong sambil memperhatikan para maba yang masih sibuk mengatur barisan didepannya.
Taeyong menurunkan toa nya lalu menoleh kearah Lucas, “Nggak tau, paling banyak yang telat. Lo aja waktu masih maba pas hari ospek pertama telat kan?”
Lucas terkekeh, “Kambing, masih inget aja lo, Kak.”
“Yaiyalah, kan gue yang ngehukum lo. Yaudah, sana lo atur tuh yang pada telat.”
“Ogah ah, lo aja, Kak. Gue mau ngatur barisan ini.”
Taeyong berdecak lalu memberi toa yang dipegangnya pada Lucas, “Disuruh malah balik nyuruh ya lo sama senior, emang dasar anak setan.”
Lucas tertawa, “Marah-marah aja Kak, kayak ibu kosan.”
Taeyong tidak memperdulikan Lucas dan lebih memilih menjauh ke arah belakang untuk mengurusi para maba yang terlambat. Dan ternyata cukup banyak, pantas saja barisan di lapangan tadi terlihat sedikit.
*
Jean yang masih didalam angkot terlihat gelisah sambil melihat kearah luar berkali-kali.
“Bang, buruan dong bawa angkotnya udah telat nih saya.” Katanya pada supir angkot didepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
chance • lucas
Fanfiction"Gue nggak akan nyerah, pasti bakal ada kesempatan." - Lucas "Usaha lo sia-sia, kak." - Jean