harga diri dan keluarga

347 2 0
                                    

_o0o_

~Di saat harus memilih antara harga diri dan keluarga aku bigung harus memilih yang mana. tapi di sini aku harus memperjuangkan keduanya walau mungkin nantinya akan ada yang kulepas dari keduanya.~

_EISYILAH_

^_^ ^_^ ^_^ ^_^

Dunia memang sulit untuk di tebak, di saat aku berada di posisi yang begitu indah aku merasa bahwa dunia ini adalah milik ku dan keluargaku. tapi itu dulu, dunia yang begitu indah kini berubah menjadi gelap. duni yang kini kubenci karna aku berada di posisi yang begitu menyulitkan. EISYILAH kini usia ku 18tahun aku duduk di bangku kelas tiga SMA. dan aku memiliki dua orang adik DINDA dan KIYARA, Dinda yang usianya selisih Satu tahun dengan ku dan Kiyara masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar.

ooo

Tok...Tok...Tok...

"Dinda tolong bukakan pintu nak," teriak ibu dari kamar untuk membukakan pintu.

"Iya bu," balas dinda berjalan membuka pintu.

pintu terbuka menunjukkan segerombol masyarat yang sudah berdiri di hadapan pintu.

"Ada apa ya bapak-bapak dan Ibu-ibu," tanya Dinda yang bigung dengan keberadaan masyarakat.

"Di mana ayah mu, suruh dia keluar?"salah satu di antara sekumpulan orang itu mengeluarkan suara.

"Ayah belum pulang pak, sudah dua hari," Dinda menjawab pertanyaan bapak tadi.

"Ada apa ya pak," tanya ibu yang baru datang bersama ku.

"Begini bu, kedatangan kami ke sini ingin meminta tanggung jawab atas janji pak Hendri, pak Hendri bilang jika kami menjual seperempat tanah kami makan kami akan mendapatkan bayaran dua kali lipat tapi ternyara pak Hendri membohogi kami dia menjual tanah kami dan kami tidak mendapatkan apa-apa, kedatang kami semua meminta balik surat tanah kami kembali," jelas bapak tersebut dengan eskpresi emosinya.

"astaghfirullah allazim, maaf pak saya tidak tau jika suami saya telah menipu warga di ini," kaget ibu dan menjelaskan pada warga.

"udah bu Tina gak usah banyak alasan bilang aja kamu itu sekongkol dengan suami mu untuk menipu warga di sini," salah satu diantara mereka membantah ucapan ibu.

"Saya tidak bohong, saya memang tidak tau semua ini," jelas Ibu bakan bahkan air mata itu kian membendung di pelupuk bata ibu.

"AYAH," teriak Kiyara yang melihat ayah tidak jauh dari rumah.

Semua orang membalikkan badan melihat ke adarh di mana Kiara memanggil sosok ayah. "Itu dia pak hendri, kita kejar dia," ujar mereka semua dan berlari mengejar ayah.

~~sebulan kemudian~~

Sebulan telah berlalu dan sebulan itu pula Ayah menghilang dan tidak kembali aku sudah tidak tau di mana keberadaannya dan selama sebulan Ibu jatuh sakit Ibu seperti seseorang sudah tidak ingat apa-apa terkadang ia mengenalku dan juga kedua adik ku tapi terkadang Ia juga tidak mengenali kami.

Semua uang tabungan Ibu kini habis untuk berobatnya bahkan tabungan ku juga sudah mulai habis.

Kini aku menjadi tulang punggung di keluarga ini, aku tidak mungkin selamanya seperti ini. di mana aku harus mencari uang lebih aku tidak mau impin ke dua adik ku yang memiliki cita-cita tinggu harus sirna karna keuangan.

Tidak ada pilihan lain aku harus menjalani dunia malam ini, dunia yang penuh dengan kemaksiatan, jujur aku tidak pernah menyukai dunia ini, tapi ini adalah pilihan hidup karna paktor ekonomi.

kumpulan cerita pendek islamicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang