Hijabku penyelamat Ayahku di Akhirat

283 5 0
                                    

_o0o_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_o0o_

Hari ini aku sudah siap untuk bekerja, bahagia mendapatkan pekerjaan yang paling di impikan sejak dulu, yaitu menjadi sekretaris bos di sebuah perusahaan.

Namaku Najwa Alifa. Usia dua puluh empat tahun. Dua tahun yang lalu aku lulus di salah satu universitas swasta di kotaku sebagai sarjana ekonomi.

Semenjak menyandang gelar sarjana, aku pilih-pilih pekerjaan. Karena kebanyakan hanya menerimaku sebagai karyawan biasa. Gaji setiap bulannya mungkin hanya cukup untuk biaya sehari-hari dan perawatan wajah.

Namun setelah melempar sana sini lowongan pekerjaan dan akhirnya perusahaan Pratama grup yang menerimaku, bahkan yang membuatku lebih bahagian aku di terima menjadi sekretaris bos.

Sebagai sekretaris bos aku harus tampil memukau di hadapan bos tampan itu. Kenapa aku tau dia tampan? Karena aku sudah bertemu dengannya saat interview.

Aku memakai kemeja putih dan juga rok mini hitam di atas lutut, dengan rambut panjang terurai, make up lumayan tebal dan satu lagi yang tidak pernah ketinggalan lipstik merah merona.

Kuambil tas, lalu keluar dari kamar untuk sarapan pagi bersama kedua orangtuaku

"Pagi Ayah, Bunda!"

aku duduk di sebelah Bunda, mengambil satu helai roti tawar dan mengolesnya dengan selai coklat.

"Najwa! Tolong ganti pakaian kamu," kata ayah menatapku.

"Apa ada yang salah, Ayah?"

Aku mengernyit bingung dengan permintaan Ayah. Apa ada yang salah? Menurutku tidak ada yang salah dengan penampilanku pagi ini.

"Yah tentu salah! Ayah hanya tidak ingin lekuk tubuhmu menjadi bahan tontonan orang-orang di luar sana."

Aku bosan mendengar kata-kata ini hampir setiap hari, saat pergi bekerja atau kemanapun Aku, Ayah selalu mengucapkan ini.

"Ayah, seharusnya Ayah senang putri Ayah tampak cantik di hadapan banyak orang dan mendapatkan banyak pujian."

Ayah terlalu kampungan, pakaian di atas wajar saja di permasalahkan, bukanya senang anaknya di puji banyak orang.

"Ayah tidak pernah bangga kamu di puji banyak orang, malahan Ayah malu putri Ayah di puji dengan pakaian seperti ini." Ayah menatapku sinis.

"Terserah Ayah! Ayah tau aku berpenampilan seperti ini supaya terlihat profesional di hadapan bos. Karana aku menjabat sebagai sekretaris. Jadi harus terlihat berbeda dari karyawan lainya."

"Najwa apa susahnya menurut kata Ayah, itu juga demi kebaikan kamu." Kali ini bunda yang bersuara.

Ayah sama Bunda selalu mempermasalahkan pakaian yang ku kenakan. Aku lebih nyaman dengan pakaian seperti ini dari pada memakai jilbab lebar dan pakaian longgar. menurutku pakaian seperti itu tidak ada menariknya. Lebih terkesan seperti ibu-ibu.

kumpulan cerita pendek islamicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang