Peter merutuk nasipnya yang harus satu atap dengan Avengers. Bukan hal yang mudah untuk kabur dari tempat ini tiap malam hingga akhirnya setiap hari Peter harus mampir ke perpustakaan ataupun toko buku terdekat hanya untuk mencari alasan kenapa ia pulang larut malam.
Sudah seminggu Peter menghabisi malam tanpa kegiatan patroli rutinnya, sudah seminggu pula ia menyicil pembuatan kostum barunya yang baru selesai hari.
Peter melirik jam yang ada dimeja, waktu baru menujukkan pukul 8, beruntung ia tak ada pemotretan sehingga kostum Spider-Man bisa selesai lebih cepat. Peter mengganti bajunya dan memutuskan untuk berpatroli.
...
Peter berlari menuju tower dan segera masuk ke privat lift lalu melihat keadaan wajahnya dari layar ponsel.
Buruk, ada banyak luka dan juga sepertinya ia lupa untuk menggunakan kembali softlensnya sebelum patroli tadi dan sialnya lagi benda itu masih berada dilab.
Peter menggunakan masker serta penutup kepala jaket yang ia gunakan berharap dua benda ini bisa menyembunyikan luka serta matanya dari para Avengers.
Peter melirik ponselnya dan menatap kedua matanya. Mata heterochromia yang indah namun mata inilah yang selalu membuatnya ingat perkataan jahat setiap orang padanya.
Pintu lift terbuka, Peter segera berjalan menuju kamarnya dan mengabaikan tatapan aneh anggota Avengers padanya.
"Anak itu kenapa?," tanya Tony yang baru kembali setelah membuat kopi. Clint yang mengangkat bahu seolah berkata ia tidak tau, Natasha sedikit penasaran dengan anak yang sedang dibicarakan.
...
"Mr. Parker, apa saya boleh memberitahu yang lain tentang keadaan anda. Anda memiliki 5 lebam pada wajah dan badan, 7 sayatan pisau, 3 luka tusuk dan 2 luka tembak yang saya sarankan sebaiknya anda segera mengeluarkan peluru tersebut dari tubuh anda," suara robot FRIDAY berhasil membuat Peter terkejut.
Peter menggeleng lalu berkata, "tidak usah FRI, terimakasih. Aku sudah biasa dengan ini semua tapi bisakah kau sembunyikan ini dari yang lain, aku... merasa tidak nyaman."
Friday mengerti apa yang Peter mau dan segera ia menjawab, "baiklah Mr. Parker. Saya sarankan anda pergi ke ruang kesehatan untuk peralatan yang lebih memadai."
Peter mengangguk lalu mengambil Softlens cadangan miliknya di meja dekat kasur, memasang softlens itu dan pergi menuju ruang kesehatan dengan masker dan jaket.
...
"Kiddo, kau baik-baik saja."
Peter menengok dan menemukan Tony yang menatapnya bingung sekaligus... khawatir(?).
"Hanya flu biasa Mr. Stark. Aku ingin pergi keruang kesehatan dan mencari obat flu disana," jawab Peter. Tony mengangguk paham lalu membiarkannya pergi.
...
"Dia baik-baik saja. Hanya flu," jelas Tony pada yang lain. Natasha menatapnya aneh lalu bertanya, "kau yakin?."
"Jujur, tidak."
"Memangnya kenapa Nat?," tanya Clint yang duduk didekat partnernya itu dan mengambil satu kue buatan Bucky dari toples.
Sesaat Natasha melihat kearah Peter menghilang, ia menutup bukunya, "Bukan apa-apa," jawabnya dan kemudian pergi kekamarnya.
...
"Peter, bisa bicara sebentar?," tanya Natasha sesaat setelah Peter memegang gagang pintu kamarnya, Peter kaget dan melihat kearah mata-mata wanita tersebut.
"Tentu," jawabnya dan membiarkan Natasha masuk kekamarnya.
Peter duduk dikasurnya sedangkan Natasha hanya melihat kearah Peter dengan wajah yang sedikit khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DISCONTINUED] God of Virtue
FanfictionPeter Parker tak pernah tau siapa orangtuanya, ia dibesarkan oleh peman dan bibinya dari ia bayi sampai berusia 15 tahun. Dan kini Peter bertekad tuk mencari tau siapa orangtuanya. SEMUA KARAKTER DISINI MILIK MARVEL! SAYA TIDAK MENARIK BIAYA APAPUN...