Taeyong menatap datar acara berita yang membosankan di TV. Dia menghela nafas dan mematikannya.
'Ayo hentikan dan selamatkan orang ini dari niatnya bunuh diri. Lalu tinggalkan dia sendiri hingga mati kebosanan. Pasti menyenangkan,' pikir Taeyong masam mewakili siapapun dalang dibaliknya masih bisa hidup dan bernapas.
Ketika dia melihat ke sekeliling ruangan ke delapan belas kalinya untuk menemukan sesuatu yang menghibur, si gadis kecil dengan boneka beruang di dadanya ―Mina dan Swan― berjalan melewati pintu yang terbuka.
"Oppa!"
Gadis kecil itu naik ke kursi yang masih di sebelah tempat tidurnya, untuk kembali duduk di sisi Taeyong di tempat tidur.
"Halo, Mina."
Taeyong tersenyum pada gadis kecil itu.
"Apa yang sedang oppa lakukan?" Mina bertanya.
"Tidak ada."
Dia mengangkat bahu, dan melihat sekeliling ruangan kosong itu.
"Kedengarannya membosankan." Mina mengerutkan hidung dan bibirnya lucu.
Dia tertawa.
"Percaya padaku, memang membosankan."
"Kenapa oppa tidak melakukan sesuatu?" tanyanya.
"Oppa tidak tahu harus melakukan apa. Tidak ada acara seru di TV," katanya sambil menggerakkan kepalanya ke arah televisi.
"Tidak adakah yang datang mengunjungimu, oppa?" Mina bertanya dan menoleh ke samping.
Taeyong merasakan air mata mulai bekumpul di pelupuk matanya. Sial, kenapa dia jadi mudah melankolis begini?
"Tidak," jawabnya singkat.
Taeyong jadi ingin gadis kecil ini pergi sekarang. Meski tadi sangat senang dengan kedatangannya.
"Kenapa tidak? Papa bilang harus ada yang mengunjungi saat kita sakit di rumah sakit. Untuk membuat kita merasa lebih baik," katanya polos sambil memain-mainkan Swan di pangkuannya.
"Oppa tidak punya siapa pun yang akan datang berkunjung saat oppa sakit. Oppa hidup sendirian," kata Taeyong pahit.
Dia mencoba bergerak, untuk bergeser di tempat tidurnya tapi itu sulit dilakukan tanpa bantuan lengannya yang masih belum berfungsi.
"Oppa tidak berkencan dengan siapa pun? Papa Mina saja mencoba berkencan dengan seseorang setelah Mama pergi, tapi mereka tidak saling menyukai, itu yang dikatakan Papa pada Mina."
'Astaga, ada apa dengan bocah ini dan segala pertanyaan rumitnya?' pikir Taeyong, merasa pening.
"Ya, tidak, oppa tidak suka wanita. Mereka semua ―cerewet seperti Mina," katanya tersenyum sambil mendorong-dorongnya dengan kaki. Pelan saja untuk menggodanya, bukan agar gadis kecil itu jatuh dari sisi tempat tidur.
Mina terkikik. Berusaha menahan kaki Taeyong agar berhenti.
"Papa Mina juga tidak suka wanita." Katanya. "Kata Papa tidak ada wanita yang lebih cantik dari Mama."
'Oh, cerdas juga papa bocah ini dalam mencari alasan,' pikir Taeyong.
"Jadi oppa juga tidak berkencan dengan pria?" tanyanya tanpa menyerah.
Taeyong menelan ludah.
"Dulu iya. Tapi tidak lagi."
Taeyong memikirkan cinta lamanya dan merasakan sakit hatinya terbuka lagi. God.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer
FanfictionMungkin, Taeyong tak lagi tertarik bunuh diri setelah gagal di percobaan pertamanya. Apalagi setelah dia bertemu dengan Jung Jaehyun dan putrinya yang manis. Tapi, siapa yang tahu? 🕉 BXB 🕉 JaeYong 🕉 Trigger Warning; suicide and self-harm