☘Lima

3.1K 447 97
                                    

Taeyong terbangun dengan merasakan nyeri di bagian tertentu tubuhnya. Begitu melihat pergelangan kedua lengannya, dia menghela napas ─mencoba menggerakkan tangan lagi.

Hasil yang sama terjadi. Nihil.

Taeyong mendesah. Mulai berpikir jika dia tidak akan pernah bisa menggunakan tangannya secara normal lagi.

"Halo."

Sebuah suara terdengar dari ambang pintu.

Taeyong berbalik untuk menoleh dan melihat sosok tang tak asing berdiri di pintu ─dalam keadaan yang entah benar atau tidak menjadi lebih tampan dari biasanya.

Taeyong memutar matanya, ia merasa pahit hari ini.

"Wah ada apa ini? Apa yang membuat pria tampan dan sibuk sepertimu ada di depan pintu ruang rawatku pagi-pagi begini?"

Jaehyun tampaknya sedikit gentar karena balasan sapaan sinis itu, tapi tidak terlihat sakit hati dari cara dia menanggapinya.

Dia mengangkat bahu.

"Hanya menjenguk seseorang yang baru selesai operasi untuk melihat bagaimana keadaannya."

Taeyong menatapnya agak sangsi, mata menyipit.

"Kenapa?" Tanyanya. "Kenapa harus repot-repot?"

Jaehyun tampak berpikir sebentar ─bahkan agak terkejut─ dengan pertanyaan itu selagi mencari jawaban.

Iya juga, kenapa?

"Ehm! Ya... karena kupikir kita ini sudah menjadi teman, Taeyong ssi," kata Jaehyun. "Tidak ada salahnya kan menengok sesama teman."

Taeyong mengangkat alis dan memikirkan tentang jawaban Jaehyun ini. Namun pada akhirnya memilib menyerah, hanya mengangkat bahu.

"Di mana Mina?" tanya Taeyong, mengalihkan topik.

"Kondisinya tidak terlalu baik hari ini," gumam Jaehyun sembari tersenyum kecil, muram. Ada bayangan samar yang menunjukkan kesedihan dan rasa sakit di matanya. Jelas sekali terlihat, setidaknya untuk Taeyong.

"Dia akan baik-baik saja. Mina, anak itu terlalu cerewet jika harus kalah dengan penyakitnya," kata Taeyong.

Jaehyun tiba-tiba tertawa.

"Apa?" tanya Taeyong.

"That's the first truly nice thing you've ever said around me."

Jaehyun tersenyum, ia berjalan untuk masuk lebih dalam dan duduk di kursi dekat tempat tidur Taeyong terbaring.

"Apa artinya? Aku tidak mengerti bahasa asing lain selain Korea," protesnya sambil cemberut.

Jaehyun tertawa. Cute, pikirnya.

Taeyong mengangkat bahu lagi. Mulai menganggap penjenguknya ini sedikit gila.

"Apa itu sakit?" Tanya Jaehyun kemudian.

Taeyong melihat arah pandang Jaehyun yang terarah ke pergelangan tangannya, kemudian langsung membalikkan itu agar bekas jahitan dari operasi ─yang terplester─ jadi tidak terlihat.

Dia mendesah, menatap malas.

"Hmm, tidak. Sama sekaliiii tidak. Tidak apa-apanya. Tidak sakit. Bahkan aku tidak merasakan apa-apa. Semuanya biasa saja. Operasi yang menghasilkan sepuluh jahitan di masing-masing pergelangan tangan ini, tidak ada sakitnya samaaaa sekali. Terima kasih banyak sudah bertanya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

No LongerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang