DINGINNYA KELAM

22 0 0
                                    

Dinginnya mencubit kehampaan rasa. Menampar sekepal aksara tak tersuarkan. Menyentuh relung-relung jiwa sepi. Di penghujung lembah kekelaman.

Dinginnya memeluk tubuh gamang yang berjiwa kelu. Ku ingin digagas raga tanpa merasakan jeda. Meski kelam menghantui setiap kepal ragu. Tak sebersitpun menggagahi keinsanan.

Dinginnya membuih mimpi-mimpi yang kian menepi. Mengharap celah untuk menikmati ceruk-ceruknya. Dan tak terperdaya oleh rasa yang hambar. Bergairah kembali bersama untaian nada-nada yang siap membuncah harap.

Dinginnya kian membungkam guratan luka. Tawarkan bubungan cinta merajai semesta jiwa. Mengaduk kelopak-kelopak jelaga dalam gantang. Untuk menyapa uraian makna rindu.

Semarang, 040619
- Ms -
22.10

MADAH SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang