sekolah

45 2 0
                                    

Pagi, aku telah siap didalam mobil dengan seragam dari
atas sampai bawah yang masih baru dan sudah disiap kan jauh hari sebelumnya. sebenarnya aku sangat malas sekolah didesa. katrok, nggak gaul sama sekali, tapi ini yang harus ku terima. Tidak lama, pak udin masuk mobil.

"Berangkat ya non, udah siapkan?" tanya pak udin menyalakan mesin mobil.

"Abi mana pak?" Tanyaku.

" Udah berangkat duluan. Beliau jalan kaki."kata pak udin.

"Jalan kaki pak?!"

" Iya non, kata bapak, selagi kita kuat dan bisa kenapa nggak kita
lakun aja." Kata pak udin.

"Nggak jelas banget." Kata ku memegang kepala.

Tidak lama kami memasuki sebuah gerbang bertuliskan MA
AL-JANNAH. Dan disana telah banyak siswa yang datang. tau mobil masuk di halaman sekolah semua langsung melihat. Aku pun segera turun setelah pak udin membukakan pintu untukku.

"Pak kok mereka nglihat aku gitu ya?" Tanyaku bingung.

"Mungkin mereka asing sama non, lagian non sekolah juga naik mobil." Jelas pak udin.

"Aneh plus alay banget." Kata ku segera melangkah mengabaikan tatapan mereka untuk mencari kelasku.

"Abi?!" ucapku kaget melihat abi yang sedang menata bunga.

"Jannah, assalamuualaikum."

"Abi taruh!" Suruhku.

"Dijawab donng salam abi, kamu ini ada apa?" Tanya abi bingung.

" waalaikumussalam Abi..., Abi itu kepala sekolah, jadi nggak pantes nglakuin ini semua." gertakku memelankan suara.

"Emang ada apa? Dari pada abi nganggur, kan nata nata bunga dapat pahala." jelas abi tersenyum. Dan disusul suara bel sekolah.

"Udah bel masuk sana." Kata abi
melanjutkan pekerjaannya.

"huft.." hembusan nafasku sebal, akupun segera masuk kelas dan
mencari kursi yang masih kosong.

"duduk sini" Tawar seorang wanita sambil tersenyum dan melambai lambaikan tangannya. Akupun membalas senyumnya dan segera duduk didekatnya.

"assalamualaikum." Sapanya manis.

"Walaikumusssalam, aku ana, kamu siapa?" Tanya ku tersenyum.

"Aku dilla." jawabnya singkat sebelum seorang guru masuk kelas kami.

"Assalamualikum warohmatullahi wabarokatuh, anak anak." sapa guru tersebut.

"waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh pak..." jawab siswa siswi serentak.

"sepertinya ada siswi baru, tolong perkenalkan dirimu nak." Pintaguru tersebut. Aku mengangguk dan segera berdiri.

"perkenalkan..."

"Salam dulu dong." kata guru tersebut memotong ucapanku. Alay banget, kayak resmi aja harus pakek salam, nyebelin. Batinku kesal.

"Silahkan." tegur guru tersebut. Ku hembuskan nafasku sebelum
memperkenalkan diriku.

"assalamualaikum"

"walaikumussalam"

" Temen temen, kenalin namaku Mar'atus sholihah syauqil jannah, kalian bisa manggil aku ana. Aku pindahan dari MAN 1 JKT" Kenalku dengan senyum yang menurutku sangat manis.

"oke, trimakasih ana, saya pak adi, guru matematika peminatan dan wali kelas, kelas ini. Udah kamu boleh duduk kembali." kata pak adi tersenyum. Aku pun segera duduk.

"kita lanjutkan keterangan yang
kemarin, yaitu...."

"Assalamualaikum." Salam seorang laki-laki yang berbiri didepan kelas dengan baju seragam yang tidak dimasukkan, rambut yang acak- acakan, dan
nafas yang tidak teratur.

"waalaikumussalam."

"pak maafin saya saya terlambat lagi." Kata laki laki tersebut
berlutut didepan pak adi.

"astagfirullah roy..., kapan kamu berubah? Berusaha datang tepat
waktu apa susanya sih?" tanya pak adi.

"maaf pak?" Ucapnya menunduk.

"Udahlah, bapak gak bakal tanya alasanmu, pasti itu itu lagi. cepat
duduk aja sana." Kata pak adi.

"tapi pak..."

"Cepetan!!!" bentak pak adi, dan membuatnya segera duduk dibangkunya, belakang pojok.

Pak adi pun melanjutkan keterangannya.

"Ana, ganteng banget ya."bisik dilla.

"Ganteng gimana? Acak- acakan tau, nggak rapi."

"Kamu belum tahu." kata dilla.

Aku hanya megangkat bahuku seolah olah memberi isyarat untuk diam dan memperhatikan pak adi.

#

Aku dan dilla sepakat tidak istirahat kekantin, kami bercanda tawa dikelas. Aku kaget melihat seorang siswa tidur dipojok kelas.

"jangan kaget, udah biasa. Roy itu gak tidur dikelas, terlambat masuk kelas bisa dihitung." Kata dilla tersenyum.

"Nggak kaget, emang dasarnya malas." kataku.

"Tapi, jangan ngremehin masalah otaknya, dia gini." Kata dilla mengacungkan jempol.

"Udah tampan, sopan sama guru, pinter lagi pokoknya sip deh, tapi..." lanjut dilla.

"tapi, kenapa?" tanyaku penasaran.

"Dia cuek, pendien, dingin, tapi kalo berkelahi nyeremin."

"Assalamualaikum." Salam seorang cowok masuk kelasku.

"Waalakumussalam." Jawabku spontan.

Cowok tersebut memandangku kaget, sejenak kami bertatapan
sebelum senyum mengembang.

"Istigfar na." Tegur dilla

"Hmm..." dehemku menunduk kaget.

"Nama aku nazar, aku anak kelas XI IPS." Katanya berdiri didepanku.

"aku ana, siswa baru." Jawabku tersenyum memandangnya.

"Hei zar, pergi sana kamu. Ganggu aja." Ucap dilla sinis.

"apa-apaan sih kamu, orang ana aja nggak masalah." Bela nazar.

"Tapi..."

"dil, biarin aja." Kataku.

"wwek..."ucap nazar menjulurkan lidah didepan dilla.

"ana mau kekantin?" tanya nazar tersenyum.

"nazar...." panggil roy yang telah bangun dari tidurmya dan langsung bangkit.

"jaga mulut kamu, ingat bukan mahrom." Lanjut roy menghampiri nazar

"Apaan sih roy, Cuma ngajak makan berdua." bela nazar.

"Iya, yang ketiganya nanti setan." Ucap roy menarik tangan nazar keluar kelas.

"ana, aku besok kesini lagi!" teriak nazar. Aku hanya tersenyum.

"Dia nazar, ketua osis disini. Dan roy adalah wakilnya." Jelas dilla.

"Nazar siapa kamu dil? Kok kamu berani banget sama dia." Tanyaku.

"dia saudara aku, kamu suka ya sama nazar?" Goda dilla. Aku hanya mengangkat bahuku.

"Awas dia banyak yang suka." lanjut dilla.

" apaan sih, kok malah bahas itu?" Kataku tersipu malu.

Nazar, sepertinya dia orangnya asik dan satu lagi jangan dilupa. Sangat tampan dan rapi.

roychan N' jannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang