kesialan

33 1 0
                                    

Istirahat aku haya duduk di kelas. Rasanya sangat malas sekali, tapi setelah melihat roy yang telah tertidur lelap di
pojok kelas menbuat emosiku muncul. Akupun langsung bangkit mendekati roy, tak perlu banyak kata aku langsung memukul meja roy, dan membuatnya langsung bangkit kaget.

"Apa-apaan sih kamu, nggak sopan." Ucap roy memegang dadanya terkejut.

"Nggak sopan?! Kamu yang nggak sopan. Kamu kan yang ngaduin ke abi kalo aku bolos kemaren?! Dasar comber." Kataku mendorong roy kesal.

"Jangan asal nuduh, gak punya bukti pake acara asal nuduh." Kata roy tersenyum.

"lo mau bohong?!" bentakku mengayunkan tangan ku menuju pipi kiri roy. Tapi tangan ku langsung ditahan olehnya.

"Nggak boleh pegang kulitku. Bukan mahrom." ucap roy melepas tanganku.

Ana... kenapasih kamu. Gak ada gunanya kelahi sama cowok nyebelin seperti dia, mending sekarang cepat temuin ali. Batinku langsung berlari meninggalkan roy. Aku keluar sekolah lewat pintu belakang. Kupandangi seluruh penjuru jalan. Aku tersenyum melihat
mobil sedan dan ali yang berdiri disampingnya aku pun segera berlari menghampirinya, ali langsung memelukku.

"Ana gue kangen banget sama lo." Kata ali.

"Iya, ayo cepetan kita harus cepetan pergi dari sini, keburu
ketahuan." Kataku segera masuk mobil. Alipun juga masuk mobil dan kami segera pergi menuju jakarta. Kami melewati kebun jati yang sangat sepi.

"Ana, Serem banget tempat ini." Kata ali takut.

"Makanya, dari dulu aku nggak berani kabur sendiri."

Tiba-tiba dari arah berlawanan berdiri seorang preman yang
menodongkan sebuah pistol. Alipun segera menghentikan mobilnya.

"Ana, siapa itu?" Tanya ali kaget.

"Aku juga nggak tau li." Jawabku yang juga takut.

"keluar kalian!!!" bentak preman menggedor gedor kaca mobil. Aku dan ali pun segera keluar.

"Serahin semua harta benda loe." Kata preman tersebut mengatungkan tangannya.

"Saya nggak punya apa-apa." Kata ali gemetaran takut.

"siapatuh, cewek lo?" tanya preman tersenyu memandangku yang bersembunyi dibelakang ali. Ali mengangguk.

"Serahin cewek lo. Dan lo
boleh pergi." Ucap preman. Ali mengangguk dan segera melepas genggaman tanganku.

"Gak mau li..." tolakku.

"Ana  lo yang nurut, demi keselamatan gue." Kata ali berusaha melepas tanganku.

"Trus gue? Lo serahin gitu aja harga diri dan keselamatan gue
kepreman bejat ini?" tanyaku tak percaya dengan kelakuan ali.

"Iya, gue pengen Selamat!" bentak ali melepas pelukanku dan langsung masuk mobil.

"Ali... jangan tinggalin gue...." tangis ku memukul-mukul kaca mobilnya yang mulai berjalan. Sampai aku terjatuh karena menyandung sebuah batu dan membuat baju putihku penuh dengan lumpur.

"sini loe!!!" bentak preman menarik krudungku dan membuatnya terlepas dari kepalaku. rambutku yang panjangpun langsung terurai.

" tolong...!!!." teriakku takut, aku langsung berdiri dan hendak
berlari tapi rambutku langsung ditarik.

"lepasin!, tolong....! tolong....!tolong....!" teriakku. Preman
tersebut menarik kerahku.

"loe bisa diem nggak?!" bentak preman tersebut langsung menggendongku berjalan lebih dalam memasuki hutan. Aku terus meronta- ronta dan berteriak minta tolong dengan air mata yang terus mengalir. preman menaruhku dibalik pohon yang cukup besar.

roychan N' jannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang