(twenty six) baikan

28 7 0
                                    

****
Abeng yang melihat ke arah vania dan rianti dibuat heran dengan keadaan rianti sekarang pasalnya dia sedang menanggis didepan vania dengan gaya tanggan yang memohon sesuatu pada vania.

"rianti ngomongin apa sih sama vania, sampai-sampai nanggis gitu? "kata abeng sambil melihat ke arah keduanya.

Dan merasa binggung dengan itu abeng masih dia ditempat yang dia duduki karena kalau dia menjenguk kesana yang ada mereka bakalan marah sama dia

****
Dan dilain sisi, vania yang masih mendengarkan penjelasan rianti pun terus diam tidak bisa berkata apa-apa

"van gue mohon tolong jaga rahasia ini ya, dan gue udah ikhlas kalau gue bakalan kehilangan abeng karena kebahagiannya adalah kebahagiaan gue juga, gue gak mau jadi egois kayak di novel-novel kalau orang yang dia cintai pergi dan bahagia sama yang lain dia bakalan ngancurin hubungan mereka gue gak mau jadi jahat cuman karena itu, gue sadar van hati abeng bukan buat gue, dari dulu sampai sekarang dia cuman angep gue adiknya gak lebih dan gue gak mau hubungan kalian terganggu karena ada gue diantara kalian, dan sekarang loe udah tau yang sebenarnya gue harap loe gak salah paham lagi sama kedekatan kita dan iya mungkin gue harus move on sama dia dan cari yang baru" kata rianti sambil menanggis.

Setelah melihat itupun vania mengelus pundak rianti mengguatkanya dengan keadaannya sekarang.

"ran loe gak usah minta maaf atau apapun karena loe gak salah, kita gak pernah tau sama siapa kita jatuh cinta tapi kita juga gak tau dengan takdir dan ketetapan allah, mungkin abeng bukan jodoh loe dan pasti allah udah siapin yang lebih baik buat loe ran, gue percaya akan hal itu dan gue bersyukur karena loe gak kayak tokoh-tokoh di novel yang pernah gue baca karena bucin dia jadi orang yang jahat,makasih karena loe udah jelasin semuanya sama gue, dan gue harap selanjutnya kita bisa jadi sahabat yang akrab, loe bisa cerita keluh kesah loe sama gue, gue selalu ada buat loe ran" kata vania  sambil mengghapus air mata rianti.

"makasih van loe udah pengertian sama gue, dan makasih karena loe mau jadi sahabat gue"kata rianti sambil memeluk tubuh vania dan merekapun sama-sama berpelukan larut dalam suasana yang tercipta.

"udah ah acara nanggis-nanggisnya tuh liat cowok loe udah lumutan nungguin loe" kata rianati sambil terkekeh pelan.

"yaudah yuk kita kesana,dan loe gak boleh nanggis lagi oke" kata vania pada rianti

"yaudah yuk" jawab rianti sambil menggandeng tangan rianti menuju ketempat abeng yang masih setia memainkan ponsel miliknya.

Saat melihat rianti dan vania berjalan menghampirinya diapun memasukan ponsel milinya ke dalam saku miliknya dan kedua gadis itu kelihatannya sangat akrab sekarang.

"eh kalian,udah ran ngomongnya kok mata loe sembab gitu loe abis nanggis ya? " tanya abeng kepada rianti

"gak kok, tadi gue kelilipan debu" elak rianti dan abeng tau dia berbohong padanya karena mereka sejak kecil bersama jadi abeng paham betul sikap rianti.

"emang dia ngomong apa aja sama kamu, lama banget kayaknya" kata abeng bertanya pada vania.

Dan yang ditanya hanya diam, rianti yang peka akan hal itu memutuskan untuk pergi dan memberikan mereka berdua privasi bedua, supaya lebih nyaman.

"eh gue gak mau jadi obat nyamuk mendingan gue ke kelas,kalian selesain masalah kalian aja ya bye" kata rianti sambil melambaikan tangan dan pergi menjauh dari taman sekolah.

Saat kepergian rianti beberapa menit yang lalu belum ada yang mulai pembicaraan dan mereka hanya diam duduk diatas kursi dibawah pohon rindang itu

"ran aku minta maaf kalau selama ini kamu terganggu sama hubungan aku dan rianti, sumpah aku gak ada apa apa sama dia" kata abeng dengan serius,dan vania melirik ke arah abeng yang berbicara serius itu kemudia tertawa karena sikap abeng itu.

LOVE SCENARIO (TAHAP REVISI)🎖 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang