4. Good girl?

567 85 8
                                    

May berlari sendiri ke arah lapangan atas yang terdapat panggung kecil yang biasa dipakai untuk berolahraga. Dia sendiri karena dia sudah tidak percaya lagi kepada siapapun.

Dia memilih tempat yang terbuka, karena May berpikir secara logis bahwa Werewolf pasti akan sering menyari di tempat tertutup, atau terpojok yang bisa dibilang oleh lainnya tempat teraman.

Sedangkan Werewolf berpikir mana ada seseorang yang bersembunyi di tempat terbuka, jadi dipastikan secara rinci bahwa kebanyakan orang-orang yang bersembunyi di tempat yang lebih aman dan tertutup.

May duduk di belakang panggung kecil itu sesekali sambil mengelap keringat nya yang sudah bercucuran akibat terlalu banyak berlari.

May menatap langit-langit di atasnya yang sudah gelap, tetapi masih ada sedikit bintang-bintang yang membuat May sedikit tenang.

Gadis itu jadi teringat, betapa serunya saat dirinya dan teman sekelasnya olahraga di atas panggung ini dan melakukan tes senam, membuat May tersenyum mengingatnya.

Tetapi senyuman nya pudar saat tempat ini, sekolah tercintanya menjadi tempat pembunuhan.

Tanpa disadari May mengeluarkan air matanya, dia ingin sekali menangis sekeras-kerasnya, dia ingin sekali berteriak bahwa dia sudah tidak kuat, apalagi mengingat temannya yang sudah berbeda dan berpengkhianat sekarang.

Mungkin orangtua di rumahnya sedang khawatir karena May belum juga pulang, padahal jam sudah menunjukan 18:30 yang artinya maghrib sudah lewat sedari tadi.

May mendengar suara langkahan kaki, May memutuskan untuk melihat dari belakang panggung, dia melihat dua orang perempuan yang berlari melewati lapangan olahraga dan mereka masuk ke dalam GOR.

May tidak bisa melihat jelas siapa dua orang perempuan barusan.

"Semoga Guardian melindungi orang yang benar"


"Werewolf, silahkan cari target siapa yang ingin kamu bunuh"

"Seer, kau bisa pilih siapa yang ingin kamu terawang"

"Guardian, silahkan pilih siapa yang ingin kamu lindungi"


Aauuuu....

Di sisi lain keberadaan yang tak jauh dari lapangan olahraga.

Dua orang perempuan masuk ke dalam GOR, dan bersembunyi di balik beberapa peralatan olahraga dan juga terhalang oleh kardus-kardus.

"Maaf ya, gue refleks narik tangan lo soalnya gue kalo lagi kaget emang gitu" Ucap Wonyoung, sedangkan Jiheon hanya terkekeh.

"Gapapa, tapi karakter lo aman kan?" Tanya Jiheon hati-hati, dia takut kalo Wonyoung barusan menariknya bermaksud ada hal lain, bisa jadi Wonyoung adalah Werewolf bukan.

"Ya aman lah! kalo gitu ngapain gue narik tangan lo" Jawab Wonyoung, sedangkan Jiheon hanya terkekeh pelan.

"Lo yakin disini bakalan aman?" Tanya Jiheon dengan khawatir.

"Kita perlu berdoa saja, mudah-mudahan Guardian bener melindungi orang dan kita bisa cepat keluar dari permainan sialan ini" Jawab Wonyoung, membuat Jiheon tersenyun miris, tetapi dia sadar kalo Wonyoung sedang mengeluarkan air matanya, membuat Jiheon menoleh.

"Gue ganyangka orang yang selama ini yang udah bikin gue nyaman, orang yang udah bikin gue bahagia, orang yang selalu ada di saat gue sedih ataupun bahagia, orang yang udah bikin narik perhatian gue, orang yang berhasil bikin hati gue meleleh, sekarang hiks...dia udah ngga ada, gue belum sempet bilang terimakasih sama dia hiks , gue gapercaya dia bakalan mati konyol kaya tadi, jujur...gue udah terlanjur sayang sama Haruto hiks..." Jiheon dengan segera memeluk Wonyoung yang sudah menangis tersedu-sedu, mata Jiheon berkaca-kaca, jujur sesakit ini kah melihat sahabatnya yang sedang menangis.

Die At Night 02-04 line✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang