Murid Baru

59 21 0
                                    

Hari pertama menginjakan kaki di sekolah barunya, SMA Kemenangan. Sekolah terfavorit di daerah Bandung Barat, ia terlihat biasa saja setelah memasuki lingkungan sekolah ini karna sekolah lamanya tak kalah bagus dengan sekolah yang sekarang.

Banyak pasang mata yang memandangnya, sama seperti pertama kali ia menginjakan kaki di sekolah lamanya, bisikan demi bisikan bisa ia dengar, ia hanya senyum menanggapinya. Ahiya sampe lupa, gadis bername tag Cassalen Livia D itu di temani oleh Raditya Raka Dirmagasa -- Papah Livia dan Amira Dirmagasa -- Mamah Livia.

Setelah melewati beberapa koridor akhirnya sampailah mereka di depan pintu kepsek. Baru saja Amira akan mengetuk pintu ternyata ada seseorang dari dalam yang baru saja keluar dengan seragam di keluarkan, rambut acak acakan, tidak memakai atribut, dan terdapat sobekan di celana bagian lututnya.

Huft badboy sekali bukan? Meski penampilan Gara seperti anak berandalan tetapi tidak mengurangi kadar ketampanannya, itu malah membuatnya terkesan sangat tampan. Sedetik kemudian mereka tersentak kaget dengan ucapan dari sang badboy itu.

"Selamat pagi, Om Tante. Kenapa liatin saya gitu banget? Saya tau kok saya tampan, selain tampan saya juga calon menantu Tante dan Om lho." Setelah berbicara itu ia langsung pergi, tak lupa dengan senyuman yang memabukan siapapun yang melihatnya, tak lupa ia memberikan kedipan manja terhadap gadis manis di hadapannya ini.

"Ada ada saja anak itu. Yasudah ayo sayang masuk papah gabisa lama-lama disini, masih ada pekerjaan yang harus papah selesaikan." ucap Raditya lalu beranjak memasuki ruangan besar itu dan langsung di sambut dengan ucapan.

"Selamat datang Pak, mari duduk. Maafkan murid saya yang kurang ajar itu, mungkin dengan ucapannya membuat Bapak dan Ibu risih." ucap Pak Renal -- kepala yayasan mempersilahkan duduk.

"Tidak apa-apa Pak, mungkin langsung ke inti karna saya tak bisa berlama-lama disini, saya ingin anak saya di bimbing dengan baik ya Pak, tegur saja ia jika salah." jawabnya berwibawa lalu beranjak dan memandang arjoli nya itu.

"Kami permisi Pak, Sayang jaga diri kamu baik-baik ya, Mamah dan Papah berangkat dulu nanti kamu kabari mang Ujang saja jika pulang, mari pak." ucap Mira lalu mengecup kening Livia dan ikut berdiri disebelah sang suami.

"Iya mah, pah. Hati-hati nanti aku kabari mang Ujang jika pulang." jawabnya mengecup tangan Raditya dan Amira.

Melihat punggung orang tuanya semakin jauh langsung menghilang di ambang pintu membuatnya meratapi kepergiaan kedua orang tuanya, sedetik kemudian ia teringat jika ia masih berada diruang kepala sekolah.

Ternyata sedari tadi pak Renal memperhatikan lalu berkata
"Duduklah Cassalen, sebentar lagi ada yang akan mengantarkan kekelas." ucap Renal

"Baik pak." jawabnya kemudian ia duduk di tempat yang di sediakan disana, baru saja ia menempelkan pantatnya di sofa empuk ada suara ketukan pintu membuat perhatiannya teralih kesumber suara.

"Permisi, maaf pak saya telat, tadi ada sedikit kendala yang harus saya urus." ucapnya lalu tatapannya terarah pada gadis manis itu, tak lupa ia memberikan senyuman khasnya.

"Baiklah Rafa, kamu langsung antar saja Cassalen ke kelasmu. Sebentar lagi bel istirahat berbunyi ajak Cassalen keliling sekolah dan perkenalkan apa saja yang ada di sekolah ini." ucap Renal lalu beranjak dari duduknya, kepala sekolah yang tak lagi muda itu masih terlihat gagah meskipun dikepalanya terlihat ada beberapa uban.

"Dan saya harap kamu betah sekolah disini." lanjutnya kemudian tersenyum kepada Livia.

"Yasudah, kami permisi pak."
"Mari ikut saya." ucapnya lalu berjalan keluar pintu diikuti oleh Livia.

GARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang