Chapter 3 - Memori 1 (Album foto)

29 2 0
                                    


17 Maret 2018

Zyva POV
Berbeda dari dua hari yang lalu, pagi ini hujan deras membasahi seluruh bagian kota. Untung saja hari ini hari libur, aku tidak perlu bersusah payah menempuh hujan deras untuk berangkat ke sekolah.

Aku duduk di ruang tamu sembari membaca novel yang baru kubeli kemarin di toko buku dekat sekolahku, ditemani secangkir teh dan beberapa biskuit dihadapanku.

Dari jendela, aroma khas tanah akibat hujan menyeruak masuk kedalam rumahku, kuhirup aroma itu. Menenangkan. Entah kenapa aroma khas tanah saat hujan itu bisa membuat seluruh penatku musnah seketika. Aku baru saja membereskan barang-barang di tempat tinggalku ini, walaupun masih banyak yang beserakan.

Setelah sekitar dua jam aku membaca dua novel baruku, aku pun mulai bosan. Secangkir teh dan biskuit yang sedari tadi menemaniku sudah lenyap dari tempatnya, bersih tak bersisa. Itu juga menambah rasa bosanku. Apa aku harus belajar? Tidak, aku sedang tidak berminat melahap buku buku tebal itu. Sekarang apa yang harus kulakukan?

Kulihat kembali sekitarku. ‘Hufft’ aku menghela nafas panjang. “Berantakan sekali.. Sudah sejam aku membereskannya tadi, Kenapa masih banyak juga sih?” Rutukku.

Dengan malas aku berdiri dan kembali membereskannya, mungkin ini yang bisa menghapus rasa bosanku, walaupun hanya setitik yang terhapus. Setidaknya berkurang, itu sudah lebih baik.

Kuambil satu persatu barang pindahanku yang ku letakkan di dalam sebuah kardus dan beberapa kantong plastik. Kemudian, ku pindahkan ke tempat lain agar lebih rapi.

Perhatianku teralihkan pada sebuah kotak kardus lusuh tergeletak tak berdaya dibawah anak tangga. Ku hampiri kardus itu dan berusaha meraihnya “Kotor sekali” pikirku setelah ku tarik keluar kardus itu. “Aku penasaran.. apa ya isinya?” gumamku pelan. Perlahan kubuka kotak kardus itu. Disana, aku menemukan sebuah album foto berukuran sedang berwarna biru langit, didepannya tertulis 'My family and My birthday party' dengan tulisan tangan anak kecil yang baru pandai menulis-berantakan sekali.

“Seperti tulisan tanganku dulu” gumamku sambil melihat teliti tulisan di album itu. Rasanya album itu tidak asing bagiku, tapi tetap saja aku tidak dapat mengingatnya.

Karena merasa penasaran, kubuka album foto itu.

Tampak keluarga kecil yang bahagia di foto pertama. Cukup besar untuk bagian pembuka dari album ini. Difoto itu, ada seorang anak kecil yang berusia sekitar tiga tahun sedang bermain ayunan dan disekitar anak kecil itu ada dua orang dewasa yang tengah mendorong ayunan yang dimainkannya. Mereka semua tertawa bahagia.

Aku tersentak. “Itu aku, ayah, dan.. ibu..” setetes cairan bening jatuh ke album itu. “Aku rindu saat seperti ini..” ujarku. Kupeluk erat album yang masih terbuka itu, hanya sesaat.

Rumah ini sebenarnya bukan rumah baruku, ini rumah peninggalan orang tua ku. Dulu sedari kecil, aku tinggal disini hingga umurku sepuluh tahun.

Saat umurku menginjak sepuluh tahun, Ibu meninggal. Aku memutuskan untuk pergi meninggalkan ayah disini tanpa sepengetahuan beliau.

Sudah lebih dari 6 tahun lamanya aku tidak tinggal disini. Kini, rumah ini terasa baru bagiku.

Kemudian, ku buka kembali lembar selanjutnya, ada tiga buah foto yang menghiasi bagian ini, ini foto ulang tahunku yang pertama. Diatasnya tertulis ‘Ulang tahun pertama putriku’ aku tersenyum melihatnya, itu tulisan ibu. Ada banyak hadiah disekitarku, ada banyak balon berwarna warni, dan kue berbentuk hati berwarna pink dengan namaku disampingnya disertai lilin angka satu dibagian atas. Kulihat satu persatu foto itu, sembari mengingat masa kecilku dulu.

Why Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang