5. Mata dan Gadis

49 7 0
                                    

"Jangan anggap aku tak tau, siapa kau. . . . Deeva nona." Ucap pria itu sedikit berbisik.

___

"Deeva, bangun!" Bisik seorang pria.

"Va, ayo bangun!" Suruhnya sambil berlutut dan menepuk nepuk pipi Deeva.

"Emh... siap-" kalimat Deeva terputus.

"Raka?" Lanjutnya.

"Ke-kenapa lo bisa ada disini? Lo masuk ke Bastrax juga dong? Bodo amat yang penting lo ada disini, dan gue selamat!!" Raka merasa risih lengannya di pegang cukup lama oleh Deeva yang sedang kegirangan itu.

"Siapa?" Tanya Raka.

Kini Raka duduk tepat disamping Deeva, bahkan kaki mereka.. menempel??

"Siapa apanya?"

"Siapa yang selamat?"

"Huh?" Cahaya muka Deeva mulai meredup.

"Apa kau tidak sadar dimana kita sekarang?"

Benar.

Deeva melihat sekelilingnya, dann..

"Damn! Kog masih disini aja sih!" Kesal Deeva sambi memelototkan mata beloknya lalu beralih duduk lebih jauh dari Raka.

"Ya mau gimana lagi, gue kan dah bilang jangan masuk ke wilayah ini, tapi lo-nya ngeyel." Jawab Raka dengan malas.

Sontak Deeva memegang kepalany yang tiba-tiba pusing.

"Lo kenapa sih! Kenapa cara lo ngomong beda-beda, aku-kamu, aku-kau, gue-lo, kadang baku kadang enggak! Gue jadi pusing!"

Mereka telah menghabiskan waktu berjam-jam disini, berharap akan ada yang datang dan menolong mereka.

Tesss
Tessss

Raka mencari sumber suara itu, namun lama kelamaan terdengar suara sesenggukan dari,,, perempuan yang jarak duduknya lebih dari 2 meter darinya.

"Aku ingin pulang, aku merindukan ibuku, ayah, teman-temanku, pulangkan aku." Suara Deeva yang sangat kecil dan rendah tak terdengar seperi biasanya yang disertai senggukan.

Raka sedikit tertegun melihat pemandangan di depannya saat ini. Deeva? Menangis? Kata-katanya? Suaranya? Nada bicaranya? Sama sekali bukan Deeva.

Perempuan berparas cantik dan imut itu tengah memeluk lututnya yang ditekuk dan menenggelamkan kepalanya diantara kedua lutut.

Deggghh

Mata Raka melotot seketika saat melihat Deeva sedang menatap kearahnya.

"R-ra-ratu??!"

"Raka?" panggilnya.

"I-iya."

"Apa kau pikir kau sedang berkencan? Apa kau melupakan tugasmu? Apa kau lupa akan sisa waktumu?" Tanya perempuan itu.

"Waktu? Benar. Berapa sisa waktuku?" Tanya Raka.

"1 jam." Jawab perempuan itu dengan nada dinginnya.

Raka membuka matanya lebar-lebar. 1 jam?

"Tidak mungkin! aku seharusnya masih memiliki waktu Paling sedikit 5 jam!" Tolak Raka yang kini sedang duduk dengan sangaatt tegak.

"Pemuda bodoh! Kau sedang berada di dimensi waktu yang berbeda, dan itu membutuhkan paling lama 4 jam untuk kembali seperti semula! Aku seorang ratu dan kau berbicara seolah aku adalah katak peliharaanmu, rendahkan nadamu!"

"Aku tidak peduli. Jangan bilang kau mengambil 4 jam sisa waktuku hanya untuk memperingatiku? Astaga, apa kau pikir aku disini sedang bersenang-senang? Aku sedang memikirkan cara untuk keluar dari penjara ini!"

"Lalu untuk apa kau terlahir sebagai penyihir?!"

Skak

Raka hanya bengong dan terheran-heran dengan jawaban Lily.

'Benar juga.' 

"Baiklah, tapi aku minta satu hal. Beri gadis ini kekuatan agar aku tidak merasa sendirian." Pinta Raka dengan menurunkan nadanya.

"Huh? Kau sedang beralibi untuk memudahkan tugasmu, Raka?"

"Kami, tergantung padamu! Temukan gadis itu, dan kita akan menang!" Lanjutnya.

"Mengapa tugas ini diberikan padaku? Mengapa tidak kau saja? Aku tahu semua masalah akan selesai dengan cepat jika kau mau turun tangan menyelesaikannya.  Sebagai Ratu, setidaknya tunjukkan fungsimu." Protes Raka panjang lebar.

"Hah? Lo ngomongin apa?" Tanya gadis di depannya dengan muka linglung.

Sedang Raka hanya melebarkan matanya.

"K-kau? Ehm, maksudku kamu Deeva?"

"Ya menurut lo?"

Raka memalingka pandangannya dan beranjak berdiri dan mondar-mandir.

Lalu berpikir. Apa mungkin gadis yang diperintahkan Lily untuk Raka cari adalah Deeva? Tidak. Tidak mungkin. Jelas-jelas tadi Lily menggantikan jiwa Deeva, harusnya dia bilang saja bahwa Deeva adalah gadis yang ia cari.

'lalu siapa?'   Batin Raka.

Dan lagi.

'Matanya. .. . Baru kali ini aku melihat ratu yang menggantikan jiwa orang lain dengan mata yang mirip dengannya, warna biru terang. Aku baru tahu ratu memiliki kemampuan itu, selama ini aku hanya mendengar perubahannya, dan sekarang aku mendengar,, dan melihat?'

"Raka." Panggil Deeva yang ikut berdiri membuyarkan lamunan Raka.

"Kenapa?"

"Lo kenapa mondar-mandir? Udah nemuin cara buat keluar dari sini?"

'gadis ini benar-benar aneh, kadang hard kadang soft. Udah kaya ware aja'

"Sudah."

"Ohya? Hebat banget lo! Yaudah cepet!" Senang Deeva.

"Apanya?"

"Ha?"

"Kau yang akan membukanya."



'hanya ini satu-satunya caraku untuk membuktikannya.'





[a/n]

Mon maap lama°ㅅ°

Voment juseyo:v

Genre : Fantasy to RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang