20 : Call Me Daddy

11.4K 1.2K 99
                                    

Call Me Daddy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Call Me Daddy

Jika tau begini, Hyejin tidak akan pernah mau bertemu dengan Jungkook. Apalagi menjalin pertemanan hingga seerat ini. Bayangkan saja, melihat Taehyung yang membanting pintu kamarnya saat keluar tadi adalah hal yang paling menyakitkan.

Bukan—tentu bukan Jungkook alasan Hyejin untuk menolak ajakan Taehyung untuk menikah. Semua manusia juga tahu jika menikah bukan hanya mengikat dua insan di depan Tuhan. Dan Hyejin tidak bisa mengangguk begitu saja untuk membuat ikatan abadi tersebut.  Beberapa kali Hyejin tekankan bahwa ia belum siap jika menjalin rumah tangga bersama Taehyung. Well, Taehyung tampan, dunia tahu itu. Dia baik, sangat malahan. Kaya, jangan ditanya. Mungkin sampai tujuh turunan tidak akan habis juga.

“Tae~ bukan seperti itu. Dengarkan aku dulu.”

“Jelaskan seperti apa Hyejin! Semua memang jelas bukan?!”

Hyejin menganggap Jungkook sebagai temannya. Sebagai salah satu pria yang masuk daftar menjadi temannya. Tapi Jungkook hanyalah teman dan tidak akan berubah. Sekeras apapun dan siapapun yang akan merubahnya, Hyejin tetap akan mencintai Taehyung.

“Tidak! Aku hanya berteman dengannya!”

“Lalu kenapa kau tidak pernah cerita huh? Apa aku ini hanya sebagai pelengkap status mu saja?! Aku tidak yakin jika kau mencintaiku.”

Tidak. Hyejin tidak bisa ikut terbawa arus emosi. Jika dirinya tidak mengalah dan ikut membentak, maka bisa dipastikan jika semua ini tak akan ada ujungnya.

“Jaga ucapan mu Tae. Kita bisa bicara baik-baik.”

Taehyung ingin membuka suara untuk menolak Hyejin. Namun  gadis itu sudah terlebih dulu menarik tangannya agar ia terduduk di kursi single dekat dapur. Jantung pria itu berdetak tak karuan saat Hyejin mengurung tubuhnya di atas kursi dengan dua tangan gadis itu tersangga di pegangan kursi tersebut.

Jarak wajah keduanya tidak kurang dari lima centi. Hingga membuat keduanya dapat merasakan hembusan napas hangat yang menerpa wajah keduanya. Dengan seksama Taehyung memperhatikan wajah Hyejin. Mulai dari alisnya yang sedikit tebal. Ada dua buah kelopak mata yang tidak terlalu sipit dan tidak terlalu bulat. Dua buah pipi yang sudah dipenuhi warna merah muda alami. Bibir yang—Ya Tuhan! Melihat bibir itu membuat Taehyung tak tahan dan hampir mencumbunya lagi.

“Maksudku~ kita perlu bicara..a-agar tidak ada ke-kesalah pahaman,” cukup kaku dan Taehyung tersenyum miring melihatnya. Apalagi sikap kikuk Hyejin yang seakan begitu kaku dan juga canggung.

“Benarkah? Seharusnya kau cerita saja Hye, tidak perlu canggung.”

Hyejin menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal sembari mengedarkan pandangannya. Semoga saja ia menemukan sesuatu yang bisa ia gunakan sebagai tempat duduk.

“Lakukan seperti tadi Hyejin. Kita bisa bicara seperti tadi,” Taehyung berdiri dari duduknya, kemudian menepuk kedua tangannya di atas paha seolah membersihkan debu yang terselip di sela-sela jarinya. “Kau terlalu membingungkan Hyejin. Kenapa tidak kau katakan jika kau menyukainya?” kata-katanya sedikit santai. Namun demi apapun Hyejin tidak tersanjung dengan kata-kata santai barusan. Bahkan hatinya terasa seperti diremas oleh sesuatu.

Call Me Daddy!; KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang