SETELAH dua hari di rawat di rumah sakit Jaehyun akhirnya bisa pulang karena kondisinya tidak terlalu parah. Hanya saja luka pada lutut serta betisnya belum kering; mungkin membutuhkan waktu satu bulan hingga kulitnya bisa kembali seperti semula.
Hubungannya dengan Taeyong membaik, setelah semua yang terjadi. Apa yang Jaehyun lakukan waktu itu untuk mencelakai dirinya sendiri ternyata berguna. Taeyong mulai membuka diri; sedikit demi sedikit. Setidaknya ini lebih baik dari beberapa hari lalu. Jaehyun akan berusaha lebih keras untuk mendapatkan kepercayaan Taeyong lagi seperti dulu.
Mark, Lucas dan Johnny mengunjungi rumah Jaehyun untuk menjenguk lelaki tampan itu. Yah, karena hari ini Jaehyun tidak datang ke kampus.
"Kupikir kau mati, padahal akan lebih bagus jika kau mati. Pasti banyak sekali yang akan merasa kehilangㅡaduh!" Lucas melemparkan tatapan sebal ke arah Mark yang baru saja memukul kepalanya dengan kencang.
"Sebaiknya kau saja yang mati agar dunia menjadi lebih tenang!" Mark mendengus. Tanpa seseorang seperti Lucas, mungkin kehidupannya akan sedikit lebih tenang.
Jaehyun hanya tertawa; ia tahu bahwa Lucas hanya bergurau. Sementara Johnny menonton seraya memakan apel yang sudah di kupas terlebih dahulu. Ia tidak berniat untuk menimpali ucapan kedua temannya. Johnny sedang memikirkan cara apa lagi yang harus ia gunakan untuk mengambil hati Ten.
Tidak mungkin Johnny melakukan cara yang sama seperti apa yang Jaehyun lakukan, itu terlalu gila! Johnny tidak ingin mengambil resiko. Lagi pula belum tentu Ten akan bersimpati padanya.
Sungguh, Johnny merasa aneh kenapa Ten lebih tertarik pada Taeyong dari pada lelaki dan macho sepertinya. Apakah ia kurang tampan bagi Ten?
"Luke, bisakah kau membelikanku beberapa cemilan di supermarket depan komplek? Bersama Mark?" tanya Jaehyun dengan senyum yang menghiasi wajah, ia sempat melirik Johnny sekilas. Tahu bahwa lelaki bermarga Seo itu sedang memikirkan sesuatu.
Lucas menghela nafas lalu mengangguk. "Come on buddy."
"I'm not your buddy, asshole." gerutu Mark sebal; pada akhirnya ia meninggalkan kamar Jaehyun bersama Lucas untuk pergi ke supermarket.
Jaehyun mengalihkan pandangan kepada Johnny. "Jadi, ada apa?"
"Seperti biasa." gumam Johnny pelan; lelaki tinggi itu merebahkan tubuh di sofa kamar Jaehyun, "Ten."
"Belum berhasil mendapatkan lelaki itu?"
"Belum. Entahlah, sepertinya aku memang tidak memiliki kesempatan." karena Johnny juga merasa lelah. Ia sudah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan perhatian Ten, tapi tidak pernah berhasil.
Johnny juga manusia, ia memiliki rasa lelah dan bosan dengan apa yang di lakukannya selama ini. Mungkin ia memang harus menyerah. Tidak ada guna nya berjuang jika Ten sama sekali tidak pernah menatap ke arahnya. Pengorbanan nya sia-sia.
Jaehyun menghela nafas dalam; mencoba menyenderkan punggung pada kepala kasur. Ia menatap perban yang melilit di lutut serta kaki. Tadi pagi Taeyong datang dan mengganti perbannya, namun sekarang lelaki cantik itu sedang berada di kampus. Jaehyun yakin Taeyong akan datang lagi setelah kuliah selesai.
"Tidak ingin berusaha lebih keras?"
"Kau tahu aku sudah mencoba selama ini. Ten tetap mengacuhkanku." Johnny memejamkan mata; mencoba untuk tidak memikirkan masalah ini.
Yah, Jaehyun tahu bahwa Johnny sudah berusaha keras selama ini. "Kau menyerah?"
"Sepertinya. Bulan depan aku harus kembali ke Chicago dan tinggal di sana, melanjutkan kuliah. Ibu serta Ayahku memintaku untuk pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing To Lose《Jaeyong》✔
Fanfiction[Romance] Jaehyun dan Taeyong adalah kedua orang yang memimpin geng motor. Mereka sering melakukan balap liar dan juga taruhan, belum lagiㅡkeduanya adalah musuh bebuyutan. •Jaehyun x Taeyong •BXB || GAY || HOMO || YAOI •Don't read if u don't like...