Mengapa?

17 2 0
                                    

Satu jam sudah berlalu, Kirana masih saja berada di hadapan tugas yang mengejarnya. Dan itupun hanya sebagian yang dapat dikerjakan nya, dan sebagian lainnya hanya mencorat-coret kertas hitungan.

*Untung saja tugasnya pilihan ganda, jadi ia menjawab sebagian yang belum dengan Silang Indah (asal jawab). Dan akhirnya selesai sudah tugas yang tertumpuk itu.*

Tak lama kemudian ia tertidur pulas akibat seharian tadi ia sangat kelelahan.
Sampai-sampai ia melewatkan shalat magrib dan isya.

*Ia betul-betul tidur pulas sampai terbangun pukul 05.30. Biasanya ia bangun pukul 04.30 dikarenakan jikalau ia mandi itu lama.*

Lalu ia bergegas mandi untuk membersihkan badan nya. Dan di lanjutkan dengan sholat setelahnya.

.
.
.

Lagi-lagi hari ini ia kesiangan. Seperti biasa ia pergi kesekolah dengan pakaian yang compang-camping seperti pengemis kelaparan.

Saat di lapangan sekolah menuju kelasnya, ia bertemu lagi dengan lelaki yang sama-sama di hukum kemarin.

"Astagfirullah :( , dia lagi sih", batin Kirana sambil cepat-cepat ia berjalan menjauh dari pandangan lelaki itu.

Ketika sampai di kelas,

"Kir, siapa sih lelaki yang di hadapan kamu ketika dihukum kemarin itu?", tanya Anggun sahabatnya yang memperjelas apakah kata Tia benar.

"Oo itu Gun, aku juga nggak kenal sama dia", jawab Kirana.

Anggun bertanya-tanya terus mengenai hal ini. Sebenarnya Kiranapun juga tidak tahu siapa lelaki itu. Ia masih binggung itu siapa.

"Eh Gun, tapi kemarin itu dia mengetahui nama kecilku, apakah dia itu adalaaah.......", tanya Kirana pada Anggun tapi lagi-lagi terpotong oleh kedatangan Bu Risfa.

.
.
.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh", salam hangat Bu Risfa menyapa muridnya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,Bu ", jawab semua murid didalam kelas.

Lalu Bu Risfa, mengabsen murid-murid dikelas tersebut.

"Aisry G.R", absen Bu Risfa mula-mula.

"Hadir Bu", jawab Ais dengan semangat.

"Anggun Busro", tanya Bu Risfa,
seketika keadaan hening lalu langsung dijawab Anggun.

"Ehe, Anggun ya Bu. Hadirrr selaluuu", dengan cengar-cengir Anggun menjawab.

"Cyntia Chairunnisa", absen Bu Risfa.

"Iya Bu", jawab Tia menyahut.

Ketika Bu Guru mengabsen yang lain. Anggun lanjut menanyakan pada Kirana tentang cerita yang sempat terpotong tadi.

Di meja Kirana dan Anggun terdengar suara bisik-bisik melanjutkan cerita mereka.

"Keluarga jauh mungkin?", bisik Anggun pada Kirana dengan pelan.

"Masa Gun? Biasanya kalau keluarga jauh aku pasti dikenalin oleh Ibuku. Dan aku nggak pernah dikenalin, Gunnn", jawab Kirana menjelaskan pada Anggun dengan sedikit pelan tapi terdengar oleh Bu Risfa saat meabsen murid.

Bu Risfa langsung menatap mata mereka dengan tajam. Langsung mereka hentikan cerita itu sementara.

"Jamal Satria", sambung Bu Risfa meabsen yang sempat terputus tadi karena memperhatikan Kirana dan Anggun yang sedang berbicara.

"Hadir", jawab Amal dengan singkat.

"Kirana Meisya", absen Bu Risfa lagi.

"Disiniii", sambil mengangkat tangan kanannya, itu adalah ciri khas dari Kirana ketika Bu Guru mengabsennya.

Hingga akhir absen,
Lalu Bu Risfa menanyakan kepada Kirana tentang tugas kemarin apakah selesai atau belum. Untung saja kemarin ia menyelesaikan tugas tersebut. Kemudian dilanjutkan pembelajaran setelahnya.

Ketika istirahat tiba,

Tia menghampiri Kirana yang masih menulis buku.

"Kemarin dua-duan rupanya di tiang bendera😏", tanya Tia langsung menyambar seperti petir.

"Astagfirullah Tia, kamu udah tau kan. Aku itu dihukum kemarin", jawab Kirana panik.

"Kalo itu nggak usah dijelaskan kali, semua orang di kelas inipun juga sudah mengetahui hal itu. Maksud dari pertanyaan aku itu, masa sih dihukumnya barengan dan sama persis pula ketika aku melihat kamu berduaan ketika di taman itu", efek Tia pada Kirana. Lalu ia sambung,
"Kalian janjian ya?", ledek Tia dengan suara nyaring.

"Itu kebetulan saja Tia, mungkin ia melanggar peraturan sekolah juga. Lagi pula aku nggak kenal dia", jelas Kirana pada Tia yang sebenarnya.

"MASA??", tanya Tia meragukan.

"Udah-udah. Kirana itu nggak pernah bohong tau. Kamu ini meragukan teman sendiri. Bisa saja kebetulan, bukan? Jadi nggak usah lagi deh tanya-tanya itu lagi pada Kirana", sahut Anggun agar tidak ada lagi yang menanyakan tentang hal tersebut.

*Sebenarnya Anggunpun juga penasaran tentang hubungan Kirana dengan lelaki itu. Tapi Anggun sebagai sahabat tidak mau melihat Kirana sedih. Jadi ia mencoba bicara pada Tia agar tidak mengungkit masalah tersebut.*

"Yuk ah ke kantin, Kir", Anggun mencoba menjauhkan Kirana pada Tia dengan menarik tangan Kirana sambil berlari.

"Yaelaaahhhh Anggguunnnn", teriak Tia kesal dengan suara nyaring.

Ditengah perjalanan ke kantin,
Terlihat dari kejauhan lelaki yang telah dibicarakan mereka sambil memegang buku-buku tebal seperti baju-baju yang tertumpuk.
Karena kebanyakan, ternyata buku-buku yang dibawa lelaki tersebut terjauh kemana-mana.

Lalu Kirana dan Anggun merasa kasian pada lelaki itu, mereka langsung membantu dengan sigap.

"Alhamdulillah, makasih ya ;) ", ucap lelaki itu dengan perasaan senang karena sudah dibantu.

"Iya sama-sama. Lain kali, bawa buku banyak itu harus hati-hati. Emang mau dibaca semua nya ya?", tanya Anggun.

"Iya ini udah dibaca seminggu tadi, tapi nggak semuanya juga sih. Ini mau di kembalikan ke perpus, saya duluan ya", sahut lelaki itu dan langsung ia pergi ke perpustakaan sekolah.

Dari tadi Kirana hanya diam dan tidak bicara sedikitpun. Anggun binggung dengan sikap sahabatnya, tidak biasanya Anggun pendiam seperti ini.




| Seketika sikap Kirana berubah drastis?
| Siapakah lelaki itu?
| Mengapa bisa merubah Kirana?
| Ada magnet apa ditubuh lelaki itu yang
| menarik Kirana untuk tetap diam?
|
_____________________________________________



Teka-teki lika-liku kehidupan seorang Kirana.
Muncul terus pertanyaan, Siapa lelaki itu?

BERSAMBUNG...

-------

Ikuti terus perjalanan hidup Kirana yang amburadul tapi mengesankan!?!?

Mohon dukungan kalian dengan vote, like, komen, kritik dan saran untuk mengembangkan cerita ini yang penuh dengan kekurangan.

*stay enjoy with me😊


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pancaran CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang