Seorang lelaki menggunakan pakaian olahraga basket, tengah berlarian menuju ke lapangan basket untuk menyusul teman-temannya yang tengah bermain basket.
"Ini nih anaknya baru nongol, dari mana aja lo?" tanya salah satu temannya yang sedari tadi menunggunya untuk segera bergabung dalam permainan.
"Biasa, ngapelin gebetan gua dulu." ujar lelaki itu sembari tersenyum bangga yang diakhiri dengan memamerkan deretan gigi putih miliknya.
"Rava, Rava.. palingan juga bentar lagi dia, yang lo bilang gebetan lo itu, sama nasibnya kayak gebetan-gebetan lo yang sebelumnya. Lo PHP-in." sahut temannya yang lain.
"Lo kenapa ngungkit masalah itu lagi? Kan gua udah minta maaf waktu itu. Lo juga bilang mau lupain kejadian itu. Kenapa sekarang malah lo ungkit lagi?" ujar lelaki bernama Rava itu.
Teman-teman lain yang sedang bermain basket mulai berkumpul karena suasana mulai memanas.
"Eits, jangan dibahas lagi lah, bro. Kan udah lama lewat juga." ucap kapten tim mereka, mencoba mencairkan suasana.
"Gua masih kesel Vin, dia seenaknya mainin perasaan adek gua. Kakak mana yang ga marah, apalagi yang mainin perasaan adeknya itu temennya sendiri." ungkap lawan bicara Rava itu.
"Adek lo juga udah bisa ngelupain gua. Kenapa lo yang masih kesel sama gua? Lo ga suka gua deketin cewe lain, gitu? Mau lo apa?!" jawab Rava dengan suara meninggi dan berdiri dari duduknya.
"Lo kenapa jadi emosian gitu? Ga perlu sampe marah segitunya kali." sahutnya lagi sembari mengikuti Rava untuk berdiri.
"Lo duluan yang mulai, ya gua emosi lah!"
Sekarang mereka saling melempar tatapan tajam.
"Devan! Rava! Udah kali! Gua kan udah bilang itu udah lama lewat. Harusnya kalian fokus latihan karena waktu kita tinggal satu minggu lagi. Kita harus kerja sama buat menangin pertandingan itu. Liat nih, karena kalian berantem, waktu latihan kita jadi berkurang." ujar seseorang yang dari tadi tak dihiraukan perkataannya. Kevin. Sang kapten.
"Sekarang minta maaf!" ujarnya lagi.
Devan dan Rava masih tak mau berbaikan. Keduanya memang keras kepala, atau mungkin gengsi untuk meminta maaf duluan.
"Kalo gengsi, barengan aja! Buruan! Gua ga punya banyak waktu buat ngurus permasalahan kalian lebih lagi." ujar sang kapten untuk kesekian kalinya.
"Maaf!" ujar keduanya bersamaan lalu langsung kembali ke lapangan dan melanjutkan permainan basket yang sempat terhenti sebelumnya.
Begitu juga dengan yang lainnya.
- - - - -
Suara bel pulang berbunyi.
Terlihat seorang perempuan sedang berjalan sendirian di koridor kelasnya, menuju ke kantin untuk membeli minuman kesukaannya sebelum ia pulang.
Tiba-tiba seorang lelaki berlarian dari belakangnya dan merangkulnya. Perempuan itu awalnya terkejut tapi setelah melihat seseorang yang merangkulnya itu, ia langsung tersenyum senang dan mencoba menyembunyikan senyum malunya.
"Kamu bau." ujar perempuan itu memulai percakapan.
"Padahal aku udah ganti baju sama pake parfum loh. Kok masih bau sih?" ucap lelaki itu sembari melepaskan rangkulannya dan mencium bau badannya.
"Tapi boong, hahaha." sambung perempuan itu sembari berlarian kecil ke arah lapangan.
"Wah udah berani main-main ya! Heh mau kemana?! Awas kalo ketangkep ya! Ga akan aku lepas!" ucap si lelaki dan segera menyusul perempuan itu.
Disamping itu, ada seseorang dari balik tiang koridor menatap iri ke arah mereka. Rautnya seperti tak suka melihat mereka tertawa ditengah lapangan. Ia mengepalkan tangannya dan menatap tajam ke arah mereka. Mereka tak melihatnya, mereka asik dengan dunia mereka sendiri di tengah lapangan sana. Dan itu berhasil membuat seseorang itu pergi dari tempat persembunyiannya.
- - - - -
"Mau makan apa?" tanya seorang lelaki kepada perempuan yang mengajaknya berlarian di tengah lapangan. Kini mereka sedang berada di bawah pohon di pinggir lapangan.
Perempuan itu hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
"Kan habis lari-larian tadi, kamu ga capek?" tanya lelaki itu lagi, dan dijawab dengan gelengan kepala lagi.
"Kamu kenapa?" tanya lelaki itu untuk kesekian kalinya, dan tetap dijawab dengan gelengan kepala.
Sedikit kesal karena pertanyaannya hanya dijawab dengan gelengan kepala, ia langsung menyentuh dagu sang perempuan agar menghadap ke arahnya.
Tanpa bertanya lagi, ia langsung bisa melihat ekspresi perempuan itu yang pucat.
"Hei..kamu belum makan? Aku beliin batagor kesukaan kamu ya..bentar." ucap lelaki itu dan langsung bergegas menuju ke kantin.
Tetapi, saat ia mulai berdiri dan melangkah, sang perempuan menarik tangannya yang membuat ia berhenti dan duduk kembali.
"Aku cuma mau pulang, Rav." jelas perempuan itu. Sangat singkat, tapi lelaki itu bisa langsung mengerti.
"Aku anter ya?" ujar lelaki itu dan langsung dijawab dengan anggukan.
Saat perjalanan pulang, tidak ada percakapan diantara keduanya. Hanya ucapan 'Makasih' dari sang perempuan saat sudah sampai dirumahnya.
Lelaki itu masih penasaran. Apa yang terjadi dengan perempuan itu? Tetapi, karena ia mencoba untuk mengerti keadaan dari sang perempuan, ia langsung membawa motornya meninggalkan rumah sang perempuan.
~14 Juni 2019.
- - bersambung - -
![](https://img.wattpad.com/cover/190808913-288-k504905.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
gorgeous
Teen FictionRachella Rosemarie Seorang gadis cantik dengan segudang pengalaman dan kisah cinta yang terkadang membuatnya menutup dan membuka hati kembali. "Kalo lo bilang lo gabisa move on, lo salah. Lo bisa, tapi lo cuma ga tau harus mulai darimana." "Move on...