PART 3

14 3 0
                                    

"Kenapa lo masih deket-deketin Rava, ha!? Lo mau masa depan lo ancur ya? Oh, atau lo mau coba-coba jadi mangsa bully gue yang berikutnya?" tanya Adeeva sembari memojokkan salah satu adik kelasnya.

"Gua udah berusaha menjauh. Rava aja yang masih deketin gue." jawab perempuan itu.

"Maksud lo, Rava suka gitu sama lo? Woi, ngaca! Ga mungkin selera Rava serendah itu sampe dia suka sama lo." umpat Adeeva.

"Udah abisin aja, Dev. Dia gaada kapoknya kalo cuma kita kasih peringatan." umpat salah satu temannya yang sedang memegang lengan perempuan itu, agar tidak kabur.

"Oh, gitu ya.. jadi kita habisin aja nih, Bel? Gue mah ayok aja. Kezia, ambil barangnya." ucap Adeeva sembari memerintahkan salah satu temannya untuk mengeluarkan sesuatu yang telah disiapkannya.

"Nih, Dev. Gue udah capek bawanya, udah ga sabar mau ngelemparin ini ke dia." sahut Kezia, salah satu temannya yang memegang lengan satunya.

Saat Kezia memberikan kantong plastik hitam itu ke arah Adeeva, seorang perempuan yang menjadi sasaran saat itu dapat melihat isi dari kantong itu. Beberapa butir telur. Seketika perempuan itu sadar apa yang akan di lakukan Adeeva dan kawan-kawan padanya.

Tepat sebelum Adeeva melemparkan satu butir telur pertama pada perempuan itu, teman-temannya datang menyelamatkan.

"Adeeva! Lo gila ya?! Ini namanya pembullyan. Kalo lo begini terus, Rava tetep gabakal mau sama lo, malah dia makin jijik liat sikap lo yang kayak gini." ucap seseorang perempuan, menahan tangan Adeeva yang sedang memegang sebuah telur yang siap dilayangkan kapan saja.

"Rachella, lo gapapa kan?" ucap sahabatnya. Bailey.

Ya. Seorang perempuan yang sedari tadi ditahan oleh Adeeva dan kawan-kawan adalah Rachella. Saat ia selesai makan di kantin, ia segera meninggalkan Rava yang masih setia duduk disebelahnya. Rava tidak mengejarnya. Mungkin ditahan oleh Adeeva. Dan teman-teman Adeeva menahannya dan membawanya ke gudang belakang sekolah.

"Iya, gua gapapa kok." ucap Rachella setelah bebas dari tahanan teman-teman Adeeva.

Sementara itu Keisha datang membawa guru BP.

"Itu ntuh, Bu. Die bully temen gue noh. Gila emang lu!" ucap Keisha sembari menepak kepala Adeeva dengan beraninya. Padahal Adeeva kakak kelasnya. Dan dibalas tatapan tajam dari Adeeva. Tapi, itu tidak membuat nyali Keisha ciut. Ia malah membalas tatapan tajam Adeeva dengan menepuk bokongnya dan mengucap 'pret'. Lalu, Adeeva dan kedua temannya dibawa guru BP, dipastikan mereka akan mendapat hukuman yang setimpal.

Bailey dan Keisha memang sudah menebak kalau Rachella akan menjadi korban Adeeva yang berikutnya. Jadi saat mereka pergi ke toilet tadi, tidak sepenuhnya ke toilet. Mereka mendiskusikan rencana ini sedetail mungkin agar Adeeva tidak bisa kabur lagi.

"Untung kalian berdua dateng, kalo nggak, gue udah kek kue dong." ujar Rachella.

"Iye, ntar kalo lu jadi kue kite bedua jadi isian kue ame hiasannye. Biar kalo dimakan bakal jadi satu. Eaaaaa." sahut Keisha memulai menghangatkan suasana, dan berhasil membuat mareka tertawa mendengar celotehannya.

- - - - -

"Rav, lo mau tau berita ter-update di sekolah kita kaga?" tanya Azka, salah satu sohib Rava.

"Apaan? Kalo ga seru, gua ga mau denger." jawabnya.

"Tapi lo jangan kaget ya? Noleh gue terus bilang 'ha?' aja gapapa. Jangan kagetin gue tapi."

"Iya, yailah. Buru, waktu gue dikit."

"Jadi, Adeeva ketauan lagi ngebully adik kelas kita. Dan lo tau ga yang dibully siapa?"

"Ya gatau lah bego. Siapa buruan."

"Rachella Rosemarie."

"Ha?!" ucap Rava mengagetkan Azka dengan menoleh dan melotot kaget secsra tiba-tiba.

"Astagfirullah. Udah gue bilang jangan ngagetin. Astagfirullah." ucap Azka mengucapkan istigfar.

"Yang bener lo?!"

"Yaiyalah. Ngapain gua bohong."

Rava langsung berlarian pergi meninggalkan Azka.

"Yaelah gua ditinggal lagi." ucap Azka mengoceh sendirian.

Sementara itu, Rava berlarian menuju kelas Rachella. Memastikan keadaannya. Saat ia telah sampai didepan kelas Rachella, ia memusatkan matanya ke satu arah. Rachella yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Menandakan bahwa ia sudah bisa melupakan perlakuan Adeeva padanya.

Saat melihat Rachella yang sudah bisa tertawa kembali, tanpa sadar ia membentuk sebuah senyuman dari wajahnya.

- - - - -

"Jadi, pegimane? Lu masih suka noh ama siape tuh? Rapi? Rabu? Rangga?" tanya Keisha sembari mencoba menebak-nebak nama seseorang.

"Rava, bego." sahut Bailey karena kesal dengan temannya itu yang tak berhasil menyebut nama seseorang dengan tepat.

"Kalo itu sih, gua ga tau. Mungkin gue bakal coba ngelupain dia. Karena percuma, walaupun Adeeva udah selesai ngejalanin hukumannya, dia bakal tetep ngebully orang yang bakal dideketin sama Rava. Jadi ya, kalo gue masih deket sama Rava, sama aja gue mancing buat jadi mangsa untuk kedua kalinya." jelas Rachella panjang lebar.

Saat Rachella mengucapkan kata itu, Rava sebenarnya masih berada di depan kelas Rachella. Lebih tepatnya duduk di depan kelas dekat jendela. Jadi samar-samar, ia bisa mendengar percakapan Rachella dengan teman-temannya.

~8 Juli 2019.

- - bersambung - -

gorgeousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang