*terungkap*

7.7K 303 38
                                    

Pagi-pagi sekali, saat itu jam di  dinding masih menunjukkan pukul 02.30. Vina masih tidur pulas sedangkan Faisal duduk termenung di sisi ranjang.

Setelah berkutat lama dengan fikirannya, akhirnya Faisal memutuskan untuk mengambil sebuah jaket hitam dan menutupi wajahnya dengan masker, ia mengalihkan pandangannya ke Vina, berjongkok di samping ranjang yang ditempati Vina dan memperhatikan wajah cantik Vina.

Setelah beberapa saat, Faisal mengecup singkat bibir Vina dan akhirnya keluar rumah melewati jendela kamar.

Faisal berjalan di jalan yang teramat sepi dan sunyi. Ia berhenti disebuah taman dan duduk di salah satu kursi yang ada di taman tersebut.

Faisal mengambil ponselnya dan menelfon sebuah nomor.

"Hallo tuan, ada apa?" Tanya orang diseberang.

"Lo udah dapet info tentang kakak ipar gue belum? Pokoknya gue nggak mau tau, 30 menit dari sekarang. Tepat jam 3, lo harus kesini dan bawa informasi terkait kakak ipar gue!!" Faisal berucap dengan nada dingin.

Sedangkan orang yang mendengar Faisal berkata dingin kepadanya hanya bergidik. "Ta-tapi tuan...."

"Nggak ada tapi-tapian. Lebih baik lo cari info tentang kakak ipar gue sekarang... atau lo bakalan hancur di tangan gue"

"Baik tuan, sa saya akan mendapatkan informasinya sekarang"

Faisal menutup telfonnya dan menatap langit yang masih gelap.

Faisal sudah tidak tahan untuk menahan rasa penasarannya terhadap Arka, kakak iparnya.

Selang 30 menit, akhirnya seorang pria berpakaian setba hitam dan tertutup datang dan berdiri di depan Faisal.

"Tuan, ini adalah surat-surat yang berisi informasi tentang kakak ipar anda" ucapnya sambil menyerahkan sebuah amplop besar.

"Hn..... kerja bagus" ucap Faisal setelah menerima amplop tersebut.

"Kalau begitu saya permisi dulu" pria tersebut langsung menghilang saat Faisal menganggukkan kepalanya.

Faisal membula amplop tersebut dan membaca semua surat yang ada di dalam amplop.

Mengeraskan rahangnya, Faisal begitu marah dikala ia tau Arka bukanlah saudara kandung Vina. Kini Faisal merasa yakin jika Arka mencintai Vina dan ingin merebut Vina darinya.

Faisal pun kembali ke kamarnya dengan melewati jendela kamar seperti tadi. Ia membatu saat melihat Vina yang duduk bersila sambil menatapnya penuh selidik.

"Dari mana?"

"Dari.... em... ah! Aku baru selesai lari pagi Vin"

Vina menaikkan sebelah alisnya. "Lari pagi? Jam segini? Masa ada orang lari pagi jam setengah 3 pagi Zal? Lagipula..... kalo kamu mau lari pagi kenapa harus lewat jendela? Kamu mau nyolong ya...."

"Ahahaha..... iya Vin, aku baru nyolong istri tetangga sebelah" canda Faisal yang langsung mendapatkan delikkan tajam dari Vina.

"Rizal.... kamu jangan bercanda deh"

Faisal sendiri mulai tergagap, mulutnya terbuka dan tertutup tetapi tak tau mau bicara apa.

"Aku pergi ketaman Vin" akhirnua Faisal menyerah.

"Taman? Buat apa?"

"Erm..... nyari info tentang kakak kamu? "

Vina semakin bingung, untuk apa Faisal menyelidiki kakaknya? Apakah kakaknya buronan polisi? Atau kakaknya telah berbuat salah?

"Vin.... kakak kamu, Arka. Dia....." ucapan Faisal terhenti.

"Dia kenapa Zal?"

"Dia bukan kakak kandung kamu"

'PLAKK' sebuah tamparan mendarat mulus di pipi kanan Faisal.

"Vin....." Faisal membelalakkan matanya.

"KAMU KOK KETERLALUAN BANGET SIH ZAL.., aku tau dari saat didapur tadi kamu cemburu sama kakak aku kan? Tapi nggak gini juga kali Zal..."
Wajah Vina memerah karena marah.

Faisal menggenggam erat tangan Vina dan berusaha untuk memeluknya.

"Vin.... aku nggak bohong Vin...., aku nyuruh orang buat nyari informasi kakak kamu. Dan...., dan aku baru tau kalo Ardian itu anak adopsi mama sama papa kamu. Kalo kamu nggak percaya, ini semua informasi yang orang suruhan aku berikan Vin" Faisal berucap lirih dan menyodorkan sebuah amplop

Vina mengambil amplop tersebut dan membaca semua surat yang ada di amplop tersebut. Vina napak tak percaya.

"Vin.... aku takut kalo kamu bakalan ninggalin aku buat Arka. Aku ngelakuin ini semata-mata cuma buat kebaikan rumah tangga kita Vin....  a-aku rasa Ardian mperlakuin kamu bukan sebagai saudara Vin.... Ardian_"

Ucapan Faisal terhenti karena ia melihat Arka yang berdiri di samping pintu yang terbuka.

"Apa yang dikatakan Rizal bener Vin... aku bukan kakak kandung kamu. Dan.... aku punya perasaan lebih sama kamu Vin, aku cinta kamu dan aku ingin milikin kamu sepenuhnya" Arka berucap santai. Jantung Vina terasa melencos keluar, apa yang dikatakan Arka membuatnya syok.

"A-apa kak.... ini... ini s-semua nggak bener kan? Ka-kakak nggak mungkin cinta sama aku... a-aku ini adik kakak kan?" Airmata sudah membanjiri kedua pipi Vina.

"Iya kamu adikku, adik tiriku yang kucintai dan aku ingin memilikimu seutuhnya. Aku nggak setuju kamu nikah sama Rizal!! Aku marah saat ngeliat kamu deket sama Rizal!! Dari dulu hingga sekarang, aku bahkan nggak bisa malingin perasaan aku ke kamu"

Arka berbalik. "Aku pergi ke Korea dulu, mungkin bakalan lama... kamu jaga diri baik-baik" Arka berjalan pergi menjauhi dua orang yang memandanginya.

Vina tiada hentinya menangis, suaranya tak terdengar dan tak bisa keluar, tetapi airmata terus menerus mengalir membasahi pipinya.

Faisal memeluk Vina. Mengecup berkali-kali puncak kepala Vina agar Vina bisa tenang.

Vina membalas memeluk erat Faisal. Apa yang Arka katakan masih terulang di fikirannya bagaikan video rusak.

Maaf ya semua kalo telat🙏, aku udah mulai sekolah soalnya😁 kali ini masih 833 kata tapi nati up yang kedepannya bakalan aku usahain panjang ko😊 thanks udah baca😘

⭐⭐⭐NIKAH SAAT SMP⭐⭐⭐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang