🌹maaf🍀🌸

7.1K 287 34
                                    

Seminggu pun berlalu, Vina tetap terbaring lemah di kamar rumah sakit. Kondisinya sama sekali belum menunjukkan peningkatan yang baik.

Dokter bilang, luka yang ada di kepala Vina lah yang membuat kondisi Vina menjadi buruk. Akibat benturan yang terjadi, otak  Vina mengalami gangguan sehingga berdampak buruk pada beberapa organ tubuhnya.

Bunda Yuni tetap setia menemani Vina, kadang ia akan bergantian dengan yang lainnya untuk menjaga Vina. Orang tua Vina yang mendengar kabar bahwa Vina kecelakaan nampak tak peduli dengan kondisi anaknya, setiap kali bunda Yuni meminta kepada orang tua Vina untuk sekedar menjengguk Vina, mereka selalu saja beralasan dengan pekerjaan mereka yang tak bisa ditinggal.

Sedangkan Faisal sendiri, ia tetap bersekolah walaupun dengan hanya membawa setengah nyawanya. Saat waktu segang, Faisal akan menemani Vina atau belajar. Setelah kecelakaan yang dialami Vina, Faisal mulai memutuskan untuk belajar seperti yang Vina inginkan, menjadi juara 1 dikelasnya.

Awalnya keluarganya menatap heran padanya, namun setelah itu tatapan mereka berubah menjadi tatapan penuh haru dan kebahagiaan. Faisal masih ingat apa reaksi yang keluarganya berikan.

Bundanya yang melongo dengan mulut terbuka lebar, ayahnya yang bersujud syukur karena Faisal yang kembali mau belajar.

Kerja kerasnya membuahkan hasil yang cukup manis, nilainya pada beberapa matapelajaran meningkat, ya.... walaupun hanya bertambah angka 10 di nilainya yang biasanya 0 . Faisal cukup puas karena hanya dalam waktu 6 hari ia bisa mengalami peningkatan yang cukup bagus.

Berita tentang Vina yang koma karena kecelakaan menyebar luas di sekolahan. Teman-teman Vina merasa sedih dan memutuskan untuk menjengguk Vina.

Disisi lain.... Aziz terdiam merenungi kesalahannya. Meski bukan dirinya yang menyebabkan Vina kecelakaan, tetap saja dirinyalah yang membuat hubungan Vina dan Faisal merenggang dan berujung Vina yang kecelakaan.

Ia mendongkak, menerawang ke atas, melihat birunya langit yang sangat indah.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Holla😁 sorry baru nongol hehehe😂😂, kuota aq mah abis, jadi baru nongol deh hehehe😂😂. Cerita kali ini cuma ada 1173 kata doang😌
Aq ngetiknya dadakan jadi mungkin bakal banyak typo😌
Maaf klo nggak sesuai harapan😶 . Kalo ada typo mohon jangan komentar, karena aq tegaskan lagi bahwa "Aku ngetik cerita ini dadakan karena mumpung masih libur sekolah"
Ok, thanks udah baca😋 happy reading😘 moga suka👋😋
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Faisal duduk di kursi yang ada di samping tempat Vina berbaring, ia menatap sedu Vina yang masih terpejam dengan beberapa selang yang menopang hidupnya.

Menggenggam tangan Vina, Faisal mencium kening Vina dan mengelusi surai panjang milik istrinya itu.

"Vi.... kamu tau nggak? Aku udah ningkatin nilai aku loh..." Vina tetap tak bergeming, hanya suara mesin yang menjawab omongan Faisal.

"Aku bakalan menuhin permintaan kamu Vin... aku bakal usahain sampe aku bisa juara 1 dikelas. Kamu percaya kan sama aku??

Vin... kumohon, bangun. Siapa nanti yang mau bantuin aku belajar? Kan kamu sendiri yang mau aku jadi pintar, jadi kamu harus bangun dong, kamu harus ajarin aku Vin..." Faisal berucap lirih. Air matanya sudah mengalir membasahi pipinya, ia tak peduli bila dianggap lemah oleh orang yang melihatnya, yang pasti saat ini... ia tak sanggup melihat orang yang sangat ia sayangi terbaring lemas dan terus menutup matanya.

Diambang pintu yang sedikit terbuka, seseorang menatap benci perlakuan Faisal ke Vina. Setelah Faisal pergi dari ruangan tersebut, orang itu pun masuk dan melihat Vina dengan tatapan penuh kebencian.

"Napa sih, lo itu harus ada diantara gue sama Faisal?? Kalo aja nggak ada lo, gue sama Faisal nggak bakalan putus tau nggak?!!" Orang tersebut tak lain adalah Ley.

Ley melihat beberapa selang yang terhubung ke tubuh Vina, ada sebuah ide gila yang terbesit di otaknya saat ini.

Perlahan-lahan, Ley melepas masker oksigen yang dikenakan Vina dan melepas selang infus yang menempel di tangan Vina kemudian tertawa devil saat melihat Vina yang kejang-kejang karena kehabisan nafas.

Faisal yang baru kembali dari kantin pun syok saat melihat apa yang dilakukan Ley.

"Lo apain Vina hah!!" Ley terjatuh saat Faisal mendorong kasar tubuhnya.

Tanpa berfikir panjang, Faisal langsung menekan bel yang ada di kamar Vina. Tak lama kemudian, dokter dan beberapa suster pun datang. Saat melihat keadaan Vina yang masih kejang-kejang, mereka langsung menyuruh Faisal dan Ley untuk meninggalkan ruangan tersebut dan langsung menangani Vina.

Faisal yang tak bisa menahan emosinya pun mencekam erat pundak Ley, membuat Ley meringis kesakitan. "Lo, kenapa lo lakuin itu ke Vina hah!!" Bentak Faisal ke Ley.

Ley tertawa keras, membuat Faisal semakin geram. "Hahahaha... lo nanya kenapa?? Karena tu cewek jal*ng udah buat lo ninggalin gue Sal!! Gue muak sama tu cewe!! Gue mau bunuh tu cewe!"

'Plakkk' satu tamparan keras mengenai pipi kanan Ley, bukan Faisal yang melakukannya, melainkan Chindy yang baru saja sampai dan melihat apa yang Ley lakukan pada temannya.

Dibelakang Chindy, Niken dan yang lainnya berdiri menatap marah pada Ley.

"Lo apain Vina hah?!!" Bentak Chindy tepat di depan wajah Ley.

"Gue mau bunuh dia!! Emangnya kenapa?!!" Ley balas membentak Chindy.

'Plakk' satu tamparan keras kembali mendarat dipipi Ley, kali ini Niken yang melakukannya.

"Dasar jal*ng gila!!! Lo itu udah kelewatan tau nggak!! Kalo sampe Vina kenapa-napa, gue pastiin hidup lo bakalan menderita!!"

Ley berlari menjauh dengan air mata yang mengalir deras. Semua orang yang ada di ruangan tersebut terdiam dengan perasaan khawatir yang berkecamuk dihati mereka.

Aziz yang lama terdiam pun mendekati Faisal. "Sal, gue minta maaf"

Semua orang yang ada di ruangan tersebut pun mengerutkan kening bingung. "Maaf? Buat apa" tanya Faisal heran.

"Gue yang ngebuat lo sama Vina berantem Sal" ucal Aziz dengan nada lirih.

Kepala Faisal pun memanas, tanpa mendengarkan penjelasan Aziz langsung saja memukuli Aziz. Teman-temannya berusaha menghentikan Faisal, namun tak ada yang sanggup.

Nafas Faisal memburu karena marah. Aziz sudah terduduk di lantai rumah sakit dengan mulut yang berdarah.

"Sal.. udah cukup, dengerin dulu penjelasan Aziz, Sal.." ucap Niken menenangkan Faisal.

"Sal... gue diajak Ley buat ngancurin hubungan lo sama Vina. Gue disuruh naro sebuah amplop yang isinya foto Ley dengan cowok lain yang udah gue edit jadi foto lo sama Ley" jelas Aziz.

Faisal mencoba menahan amarahnya agar tidak meledak saat itu juga.

"Sedangkan Ley, dia sendiri sengaja saat itu nabrak lo dan buat lo jatuh dan nyium dia. Saat itu Vina ada disana Sal... Vina lari dan gue hentiin agar gue bisa pulang bareng sama dia, tapi... gue nggak nyangka kalo kakaknya Vina bakal njemput Vina" lanjut Aziz.

Faisal pun duduk di kursi tunggu sambil memegangi kepalanya, ia berusaha berfikir jernih.

Hening melanda mereka, tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruang rawat Vina.

"Bagaimana keadaan Vina dok?" Tanya Khaterine.

"Kondisi pasien memburuk, beruntung kami melakukan pertolongan tepat pada waktunya. Jika tidak... kami tak tau apa yang akan terjadi pada pasien"

Semua yang ada di ruangan tersebut pun menunduk. Faisal meremas rambutnya kesal dan menelfon orang tuanya untuk memberitau keadaan Vina.

Orang tua Faisal yang mendengarkan cerita dari Faisal pun menjadi marah pada Ley, mereka langsung saja menelfon rekan bisnisnya untuk membuat perusahaan ayah Ley jadi bangkrut dan menghalangi bantuan dari seluruh perusahaan agar keluarga Ley menderita.

Faisal menghembuskan nafas jengah dan mendekati Aziz, menepuk bahu Aziz yang masih tertunduk dan berkata. "Udahlah... lagian ini juga bugan salah lo Ziz, gue udah maafin lo kok"

Tbc....

⭐⭐⭐NIKAH SAAT SMP⭐⭐⭐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang