♠PERTEMUAN YANG TERTUNDA♠

11.2K 388 68
                                    

"Hargailah semua yang ada di dunia ini , karna belum tentu esok kita bisa merasakannya kembali"

***

"Ma...., aku nggak mau nikah ma. Aku kan masih smp, apa kata temen-temen aku nanti" ucap Vina memelas pada mamanya.

"Bener ma.., masa aku didahuluin adek aku sih" sahut Arka.

"Ma.., vina mohon. Vina nggak mau nikah ma."

"Enggak. Sekali mama bilang kamu nikah, ya nikah!! Soal temen kamu, kamu nggak usah bilang ke mereka dong!!" Bentak mamanya Vina.

Vina masuk ke dalam kamar. Vina duduk di depan cermin riasnya, ia menatapi dirinya sendiri yang sangat menyedihkan.

"Andai saja aku ikut denganmu" ucap Vina dalam hati.

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Vina memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan menemui mamanya.

"Mah.., Vina itu masih smp. Ya wajar kalau dia menolak perjodohan ini ma" bisa Vina dengar dengan jelas suara kakaknya yang berusaha membelannya.

"Kak udah..., aku terima kok perjodohan ini"

Arka melotot ke arah adiknya. Ia tak percaya akan keputusan adiknya saat ini. Sedangkan mamanya tersenyum penuh kemenangan.

"Gitu dong..., seorang anak itu harus matuhin perintah orangtuanya" ucap mamanya Vina yang langsung memeluk Vina tanpa merasa bersalah akan apa yang ia putuskan untuk anaknya.

Mamanya Vina langsung menuju kamarnya , ia ingin memberitau temannya kalau perjodohan Vina dengan anak dari temannya itu akan segera menikah.

"Vin..., kamu beneran mau dijodohin?" Tanya kakaknya Vina dengan nada serius.

"Iya kak, aku mau kok. Emangnya kenapa kak?"

"Bukan gitu.., kakak cuma mau kamu bahagia Vin. Kakak nggak mau kamu makin menderita" Arka menaruh tubuh adiknya yang mungil ke dalam pelukkannya.

"Kakak jangan khawatir..., aku kuat kok. Aku nggak bakalan nangis cuma gara-gara masalah seperti ini" suaranya Vina mulai melirih. Meskipun hatinya sakit, ia berusaha untuk tidak menangis.

Kriet..., suara pintu terbuka yang menampakkan sosok seorang pria yang terlihat lelah karena sibuk bekerja.

"Ayah..., ayah kok udah pulang, ayah mau vina buatin teh? "

Ayahnya Vina mengangguk dan duduk di kursi sofa yang ada di ruang keluarga.

Ayahnya Vina sudah tau tentang perjodohan putrinya, ia tak peduli dengan apa yang istrinya putuskan untuk putrinya.

:( :( :( :( :( :( ✋👌👍👎

Malam harinya Vina duduk di kursi taman. Menghitung bintang di langit adalah kebiasaannya saat kecil kalau dirinya sedang bersedih.

Vina membayangkan bagaimana kehidupannya nanti setelah menikah.

Siapa orang yang akan menjadi suaminya nanti?? Apakah ia akan mencintainya? Akankah Vina bahagia bersama suaminya?

Memikirkan itu semua membuat Vina merasa pusing. Ia mengacak acak rambutnya secara kasar.

Drrrrt, drrrt. Getaran dari saku pyama yang dikenakan Vina. Vina mengambil ponselnya dari sakunya. Dapat dilihat ada panggilan tak dikenal yang masuk, vina pun menggangkatnya.

"Hallo" ucap orang di seberang sana.

"Hallo. Dengan siapa ya?"

"Saya yuni, teman mama kamu"

⭐⭐⭐NIKAH SAAT SMP⭐⭐⭐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang