Hoseok membuka pintu apartemennya kemudian membantingnya. Dahinya mengerut dan bibirnya merengut, tandanya ia sedang kesal. Membuat pemuda Park yang tengah menyesap kopinya terlonjak kaget. Untung saja ia tidak tersedak.
Hoseok berjalan sambil menghentakkan kakinya ke kamar. Selesai mengganti baju, Hoseok berjalan ke ruang makan. Mengambil tempat duduk di depan sang kekasih kemudian menelungkupkan kepalanya di atas meja.
Pemuda Park di depannya mengelus puncak kepala Hoseok. "Ada apa, hyung?" suaranya sangat halus dan tenang, mungkin tidak akan terdengar jika tidak dalam keadaan sehening mungkin.
Masih menelungkupkan kepalanya di atas meja, Hoseok menjawab dengan suara teredam, "Boss ku itu." Ia menghembuskan nafas kasar, "menyebalkan sekali."
Sang kekasih terkekeh gemas kemudian mengambil tempat duduk di sebelah Hoseok. Ia memeluk yang lebih tua dari samping.
"Mengapa lagi boss mu, hm?"
Hoseok mengalihkan kepalanya menghadap sang kekasih, "Ia memarahiku habis-habisan di depan seluruh karyawan karena terlambat, Jim. Padahal aku baru kali ini terlambat masuk kantor. Si Junhong yang sudah berkali-kali terlambat saja tidak pernah ditegur olehnya."
Jimin terkekeh gemas sekali lagi membuat Hoseok kesal mendengarnya.
"Kau ini hobi sekali tertawa jika aku sedang kesal, menyebalkan," Hoseok menelungkupkan kembali kepalanya ke atas meja.
Jimin mengecup puncak kepala Hoseok, "Habisnya kau terlihat menggemaskan saat marah," kemudian mengusak rambutnya.
"Dasar Park Jimin tukang gombal." Hoseok mendengus.
Hoseok berdiri kemudian menghadap yang muda. Ia merentangkan tangannya. Matanya memelas dan bibirnya merengut.
"Cuddle?"
Lagi-lagi Jimin dibuat gemas oleh tingkah kekasihnya. Ia ikut berdiri kemudian menangkap sang kekasih ke dalam sebuah pelukan hangat.
"Hyung, lebih baik kita cuddle di sofa saja," Jimin yang merasa tidak nyaman cuddle sambil berdiri memutuskan untuk bersuara.
Hoseok sedang asyik menghirup dalam aroma kekasihnya, "Gendong."
Jimin menggendong koala kekasihnya kemudian membawanya ke sofa. Kini dua sejoli itu tengah bercuddle ria di sofa.
Jimin mengambil remote tv di depannya, "Kau mau menonton film apa, hyung?" Ia menoleh ke samping dan menemukan Hoseok hyungnya sudah tertidur pulas dalam pelukannya.
Senyum Jimin mengembang melihat pemandangan menggemaskan di depannya. Ia mengangkat tubuh sang kekasih kemudian membawanya ke tempat tidur mereka.
Dikecupnya dahi, hidung, dagu, dan kedua mata sang kekasih bergantian.
"Selamat malam, Hobi hyung. Aku mencintaimu."