5

212 14 0
                                    

Keesokan harinya zidan datang sembari membawa kantong plastik dan menunggu cia datang. Yah cia kan sering telat jadi wajar aja sih kalau misalkan dia kesiangan saat janjian berangkat pagi dengan zidan.

"Nih anak kemana sih, lama banget" Gerutu zidan sambil menghentakkan kakinya

Dan beberapa menit atau sekitar setengah jam kemudian cia datang dengan tampang yang terburu-buru, dan zidan memasang wajah kesal

"Ekh sorry ya, ini juga elu sih nyuruh gua berangkat pagi tapi gua udah berusaha kan?bahkan gua bisa berangkat pagi kaya sekarang"Ucap cia dengan bangga seakan ia murid teladan

" Pala lu pagi, ini udah siang gobl*k, gua aja nungguin elu udah hampir satu jam tau gak "Ucap zidan kesal

"Hhhhe yah maaf, tapi ini kan baru jam 7,belum banyak orang yang dateng juga kan" Ucap cia membela diri

"Yaudah ayo akh, nih bunga pesenan elu" Ucap zidan sembari memberikan kantong plastik tadi

"Elu yang ngasih lah, masa ia gua yang ngasih" Ucap cia

"Huh... "

------------

Zidan dan cia berada di ruang bk tapi mereka belum masuk. Zidan gugup tapi ia tak mungkin mundur lagi kan, harga dirinya sebagai seorang lelaki bisa-bisa di pertanyakan oleh cia dan bahkan bisa saja ia jadi bahan bully cia

Saat zidan akan mengetuk pintu, tiba-tiba pintu terbuka dan beberapa murid cowok berdiri di ambang pintu sambil menatap zidan dan cia heran

"Kalian.....ngapain disini? "Tanya zidan gugup

" Biasa urusan negara"Ucap seseorang yang memakai dasi longgar yang tak cia kenal tapi zidan jelas mengenal mereka semua.

Diantara mereka cia hanya mengenal angga dan Rendi, sedangkan yang lainnya cia bahkan tak tau siapa mereka.

"Paling di hukum" Ucap cia pelan tapi yah karena hening suara cia bisa di dengar dengan jelas

"Tau aja, emang elu siapa? " Tanya orang tersebut dengan sopan tapi agak aneh menurut cia

"Siswi anak kelas 10 akuntansi 1" Jawab cia singkat

"Gue Ryan " Ucap Ryan

"Yaudah kalian sono pergi" Usir zidan

"Gak akh gua pengen liat elu di hukum apa ama bu cika" Ucap Ryan dan bersandar di dinding sedangkan yang lainnya juga mengikuti Ryan yang tetap diam di ruangan tersebut

"Ayo buru, mau gua rekam sekalian? " Tanya cia dan zidan hanya bisa mengeluh dalam hati

Zidan mengatur nafasnya dan melangkah mendekati bu cika yang sedang duduk dan memeriksa dokumen.

"Owh kamu zidan, ngapain kesini? " Tanya bu cika tanpa melihat zidan

"Em bu, saya mau ngasih sesuatu tapi ibu jangan marah apalagi hukum saya yah bu" Jawab zidan agak gugup

"Emang ngasih apa sih sampe kamu gugup gitu,,,, jangan bilang kamu mau ngasih bunga dan bilang suka sama saya" Tebak bu cika setengah benar

"Em tapi ibu jangan marah ya" Ucap zidan

"Buru napa, lelet banget sih dan" Gerutu cia membuat zidan semakin gugup

"bu saya setiap hari mampir ke sini ya"Ucap zidan menirukan omongan cia waktu itu sambil memberikan bunga yang ada di kantong plastik

Seketika ruangan langsung penuh dengan tawa Ryan dan yang lainnya, cia hanya tertawa kecil sedangkan bu cika dengan ekspresi bingung, kesal yah campur aduk lah

"Kamu mendoakan saya cepat mati? " Tanya bu cika kesal

"Untung kamu murid saya zidan
Kalau engga udah saya lempar kamu ke kandang singa" Pikir bu cika menahan kesal

"Ekh engga bu, sebenarnya itu tuh kemaren saya maen TOD ama si cia bu" Ucap zidan

"Owh jadi kamu toh cia, gak ada kapok-kapoknya ya nyari gara-gara sama saya" Ucap bu cika menatap cia horor

"Kemaren si zidan di kasih pilihan bu ama saya tapi dia milih opsi kedua jadi yah bukan salah saya aja dong bu" Ucap cia tak mau kena hukuman sendiri

"Emang opsi pertama apa ? " Tanya Ryan yang penasaran dengan opsi pertama

"Opsi ke dua aja udah gak wajar, apalagi opsi pertama" Pikir Ryan

"Kepo" Jawab cia makin membuat Ryan penasaran begitu juga yang lainnya

"Memang apa opsi pertama sampe-sampe zidan pilih opsi ke dua? " Tanya bu cika

"Opsi pertama dia harus cium si angga depan banyak orang " Jawab cia santai sedangkan zidan sudah malu sendiri padahal ia tak melakukan apa-apa

Yang lainnya pun melongo mendengar opsi pertama terutama angga yang namanya di sebut agak kesal dan bercampur malu jika zidan malakukan opsi pertama

"Untung elu milih opsi kedua, kalau lu pilih opsi pertama gua jamin elu balik bonyok aja" Ancam angga kesal

"Karena hari ini mood ibu lagi bagus dan kamu juga melakukan hal yang bersifat pribadi sama ibu jadi kalian tidak ibu hukum,, hanya saja ibu peringatkan dan di tegaskan kembali agar kalian tidak melakukan hal-hal konyol seperti ini lagi" Ucap bu cia di sambut antusias zidan

"Alhamdulillah do'a gue di kabul, gak sia-sia gua doa sampe ketiduran" Ucap zidan membuat yang lainnya tertawa

"Pulang sekolah kita ke rumah gua vel, kita makan-makan" Ucap zidan sambil merangkul cia

"..... "

Bu cika dan yang lain seketika diam saat zidan merangkul cia, terutama Rendi yang wajahnya seketika di tekuk dan menatap zidan tajam

"Berani-beraninya kamu depan ibu rangkul anak gadis " Ucap bu cika dan menarik telinga zidan

Cia, zidan dan yang lainnya langsung kabur ke arah taman saat bu cika akan memberikan hukumannya. Mereka duduk dengan nafas tersegal-segal namun sembari tertawa

"Hhhhhhha kaga sangka sih bu cika dalam mood yang baik" Ucap Ryan

"Gila loh adek kelas sekarang kelakuannya kaga ada akhlak banget" Ucap angga

"Ekh vel, kenalin ini tuh gengs the boy's " Ucap zidan

"Elu juga salah satunya? " Tanya cia menebak

"Em bisa di bilang gitu sih,cuman masih anak baru gitu lah" Jawab zidan dan cia hanya merespon oh doang

"Gua Reno erlangga Setiawan, panggil aja Reno" Ucap reno memperkenalkan dirinya


"Gua Ryan anggara ketua tim basket di sekolah ini" Ucap Ryan memperkenalkan dirinya lagi namun sekarang dengan nama lengkapnya

"Gua angga saputra, cowo terkece dan paling tampan di antara yang lainnya" Ucap angga dengan percaya diri

"Gua velicia adinda dwi anggraeni, panggil aja cia " Kenal cia

"Gua Rendi" Ucap Rendi tanpa nama lengkapnya

"Dih singkat banget, otaknya kurang mencerna kata-kata apa ya" Pikir cia

cinta di smk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang