chapter 10. begin.

2.4K 677 280
                                    

ugd, 19.52

esa berlari dengan tergesa-gesa.

di dalam pikiran esa sekarang hanya satu.
dafa harus baik baik saja.

esa langsung memeriksa satu persatu label nama yang tertempel di kasur ruangan ugd yang sepi itu.

tepat di kasur kedua dari pojok,
ada nama yang esa cari cari.

dafa geovan, 17 tahun.
air mata esa keluar saat itu juga,







"dafa? bangun dong . . esa nggak mau dafa kenapa kenapa . ."





esa menggenggam erat tangan dafa yang dingin.
ayah esa hanya bisa menenangkan anak semata wayangnya ini.


"esa, sabar ya, ayah tau kamu sedih . . udah udah dafa bakal baik baik aja kok."


"esa mau nginep aja yah nungguin dafa disini. ayah pulang duluan aja. besok kan minggu, aku nggak ada acara kok."


suara esa sudah serak. selama di perjalanan ke rumah sakit saja esa berkali kali merengek minta ayah nya untuk menambah kecepatan mobil mereka.



"beneran nggak papa?"


"iya yah. chargeran sama dompet esa bawa di totebag kok. ayah istirahat aja dirumah jagain bunda . . "







"gitu aja sa? yaudah ayah duluan ya. kamu beneran nggak apa apa kan ayah tinggal? nanti ayah transfer lagi deh buat kamu makan besok. baik baik ya,"





ayah esa yang biasanya susah memberikan izin esa untuk tidak tidur di rumah pun langsung mengizinkan nya hari itu. raut panik dan gelisah esa tergambar jelas di wajahnya.








ugd rumah sakit malam itu lumayan sepi.
dan esa masih saja menggenggam tangan dafa.
yang belum bergerak sedikitpun.








"dafa . . . bangun dong . . . jangan bikin esa khawatir . ."
esa menangis lagi.







saat esa sedang menangis, datang satu dokter dan seorang suster yang mengekor di belakangnya.




"anda ananda esa?"






esa langsung bangun dari bangku nya,
dan membungkuk.


"iya dok, saya esa. tㅡtadi dokter yang telfon?"

suara esa masih serak.
mata nya juga masih sembab.



"iya benar, tadi saya yang telfon. di handphone pasien dafa tidak ada kontak orang tua nya. dan yang di beri bookmark dan di favoritkan cuma kontak ananda esa.

oh ya. tadi yang bantu mengangkat ananda dafa kesini sih bilang saat ananda dafa ditemukan, ananda dafa selalu bilang esa? esa? esa? jadi ya saya semakin yakin mungkin ananda esa ini sahabat dekat ananda dafa."





esa mengangguk pelan,
"baik dok, terimakasih sudah menolong dafa ya,"

"ah ya, tidak apa apa. saya akan berkeliling dulu ya. kalau ananda dafa terbangun atau jari nya mulai bergerak langsung panggil saya ya,"





dear juna | junho, eunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang