chapter 9,5. pertigaan.

2.5K 714 196
                                    


19.03

esa baru saja selesai mandi dan memakai skincarenya. ritual esa selanjutnya adalah, menonton drama korea.

esa masih bingung kemarin kok bisa se awkward itu ya?

esa bergumam pelan, nggak usah dipikirin.


beberapa keripik kentang dan 2 gelas chatime yang 30 menit lalu ia gofood-in pun sudah ada di meja kecil nya.

saat esa hendak membuka viu ada telfon masuk. tapi dari nomor yang nggak di kenal.



"hm, gausah di jawab lah ya. mungkin orang iseng."



esa memilih mengabaikan telfon dari nomor tak dikenal itu dan lanjut menonton serial kesukaan nya.

















30 menit kemudian, ada telfon masuk lagi ke handphone esa.




"duh, siapa sih?"
gumam esa.

esa mengalihkan perhatian dari laptop putih nya itu. sekarang esa mengamati nomor yang ada di layar handphone nya,




"jawab aja mungkin ya?"














"halo, ini siapa ya?"
esa berusaha menyapa selembut mungkin.












"benar saya sedang berbicara dengan ananda esa?"













"iya, saya esa. ada apa ya?"
















"saya dari rumah sakit central jakarta. apakah anda mengenal ananda dafa? ananda dafa terlibat kecelakaan 30 menit yang lalu. "














jantung esa rasanya berhenti berdetak.
lutut nya langsung lemas seketika.











"halo? iya saya esa. dㅡdafa sekarang lagi dimana ya dok? di rumah sakit central jakarta? dafa nggak kenapa kenapa kan dok?"






suara esa sudah bergetar. esa panik bukan main.




"lebih baik ananda esa kesini segera. ananda dafa ada di UGD lantai 1."




"baik dok, saya akan segera kesana."


tanpa basa basi esa langsung memakai sweater rajut nya berwarna biru muda dan memakai celana jeans berwarna putih.







esa dengan tergesa-gesa menuruni tangga dan langsung ke ruang kerja ayahnya.





"ayaah, dㅡdafa kecelakaan. ayo temenin esa kerumah sakit yah!"


esa sudah menangis. entah kenapa, esa gamau dafa sakit. apalagi kecelakaan gini.





ayah nya esa yang kaget melihat anak nya menangis langsung sigap memeluk esa.

"ssh, udah udah tenang dulu. dafa baik baik aja pasti. ayo, ke rumah sakit mana? ayah keluarin mobil dulu ya?"

esa hanya mengangguk lemas.
"rumah sakit central yah. ayo kesana sekarang,"









🏥。

18.57


"total pesanannya 130 ribu, pakai cash atau kartu?"

"pake cash aja mbak, hehe."

entah kenapa, mood dafa hari ini bagus banget. daritadi dia cuma senyam senyum dan nyengir.


mungkin karena bunda nya mau pulang dari luar negri. sudah 2 bulan dafa tidak bertemu bundanya.



selesai membayar pesanan nya, dafa langsung berjalan dengan cepat ke parkiran.

mungkin esa lupa, tapi hari ini adalah hari dimana esa pertama kali mengobrol sama dafa.

dafa inget banget, 13 juni esa menanyakan kemana arah toilet ke dafa. di hari penerimaan murid baru.

untuk merayakan itu, dafa berniat untuk memesankan burger kesukaan esa dan makan berdua di taman perumahan.












tapi sayangnya,


di pertigaan sebelum masuk perumahan,
dafa kecelakaan.

ada motor yang menabrak dafa dari belakang.


dan dafa terlempar tidak jauh dari motornya.












dafa memandangi langit malam di atas.




di benak nya hanya ada esa sekarang ini.
dafa mencoba membuka matanya.

esa? esa? maaf sa. dafa mau bawain burger kesukaan esa.

harusnya kita ngobrolin banyak hal di taman komplek sekarang.


tapi, dafa kecelakaan.
maaf. nggak bisa ngerayain hari pertama kita ngobrol ya sa, hehe ga penting tapi sebenernya dafa mau bilang semuanya ke esa.


dafa mau jujur kalo dafa sayang sama esa.
tapi,
mungkin,
belum saatnya.
mata dafa perlahan menutup.

entah. kapan terbukanya.

🏥。

chapter 10. soon.

dear juna | junho, eunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang