Miya Osamu selesai mengganti baju di ruang klub. Dia pakai lagi kaos biru tua dan seragam sekolahnya, lalu menyimpan kaos sepak bolanya. Pikirannya terus mengabur. Tak henti-hentinya memutarkan tingkah bodoh yang telah ia lakukan pada [full name] tadi.
Membuang napas entah yang keberapa kalinya pada periode ini, Osamu akhirnya menutup loker. Lalu mengambil tasnya. Dia bangkit kemudian. Lalu pergi meninggalkan ruang klub setelah pamit pada temannya yang lain.
Sepanjang jalan, pikiran Osamu terus menggemakan kalimat-kalimat yang berikutnya terus menumpuk di kepalanya.
Cemas tentang ucapan [name].
"...padahal aku berencana menyatakannya hari ini."
Cemas pada apa yang akan ia jelaskan nanti.
"...Atsumu seperti bukan Atsumu yang aku kenal."
Ucapan bodohnya.
"Berpaling padaku. Tidak bisakah?"
Perjanjian mereka yang penuh bullshit.
"...kita gak boleh suka satu sama lain."
Dan kenyataan Atsumu yang tersembunyi.
"...kami belum putus. Dan aku akan tetap menunggunya."
Semua itu mendesaki pikirannya.
Rasanya jalan yang Osamu ambil untuk ikut masuk ke dalam lingkaran ini adalah pilihan yang salah.
Seharusnya mungkin ia hanya harus diam. Menatap [name] dari kejauhan saja, dan tak usah mengurusi semua hal ini. Toh menatap dari manapun Osamu tetap sama.
Tak bisa menyingkirkan kembarannya itu dari hati gadis yang dicintainya.
Osamu tentu merasa tanggung jawab. Keputusannya untuk bermain dengan perjanjian toples itu membuatnya jadi terperosok lebih dalam ke lingkaran bermuda ini.
Membuang napas lagi, Osamu angkat kepala yang terasa berat. Dalam koridor yang termakan senja, laki-laki itu menyendukan kelopak.
Dia merasa, apa yang akan ia hadapi nanti adalah hal yang cukup berat.
Karena entah kenapa, perasaannya jadi tak enak saat menangkap eksistensi pemuda botak yang sedang berlari ke arahnya.
Osamu memelankan langkahnya. Kemudian berhenti saat sosok itu juga berhenti.
Tanaka Ryuunosuke terengah-engah. Dalam keadaan itu ia berucap, "aku... Lari dari... Rumah--aduh capek sekali yah..."
Osamu menatap Tanaka dengan tenang. Walau penasaran juga kenapa pemuda ini sampai berlari seperti itu.
"K-kamu gak akan percaya ini!"
Osamu Miya melebarkan manik matanya. Jantungnya berhenti sejenak. Membuat semua pikiran yang saling timpang-tindih lenyap seketika.
.
.
.
Dua remaja menyapukan pasang kakinya pada pasir putih. Meninggalkan tapak sepatu yang sesaat itu pula dikibas air ombak.
[Full name] masih berdiri teguh sampai saat ini. Walau ombak terus menerjang kakinya, keyakinannya tak ikut tergilas. Karna dia di sini ada untuk mengutarakan semuanya. Menguapkan buih perasaannya ke pesisiran.
"...kamu berantem sama Osamu, ya?" [name] mengeluarkan suara. Memecah keheningan sejak mereka berjalan pulang dari sekolah bersama.
Miya Atsumu yang berjalan selangkah lebih di depan dari sang gadis itu mendesah, "gak juga, sih," Katanya. Lalu menarik kedua tangan agar bersandar di belakang kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ebb and flow » osamu miya.
FanficAtsumu Miya x Reader x Osamu Miya "Aku bantuin kamu deket sama dia. tapi ada syaratnya," berikutnya pemuda itu mengeluarkan dua buah toples. -; ebb and flow ;- (n.) Pasang surut sebuah perasaan. kuat seperti karang, atau dapat runtuh bak istana pas...