゛twenty seven.〃

2K 380 47
                                    

mulmed di atas kali ini disarankan banget buat diputar.

"...tapi aku bilangin, lebih baik kamu nyerah aja sama Atsumu."

"Ada banyak hal kenapa kamu gak harus berjuang buat dia."

"...menurutmu, orang yang pergi hampir dua tahun dengan tak ada kabar apakah akan kembali?"

"Kalau kamu jadi orang itu, apakah akan kembali?"

"--hanya untuk menemui orang yang mencintainya di sini?"

"Lalu jika kamu jadi aku, apakah akan tetap memperjuangkan cinta tak pasti ini? Atau memilih mengambil cinta baru?"

maaf. ❞

❝ aku masih mencintainya. ❞

❝ dia yang masih aku tunggu.❞

.

.

.

"S-Shimizu...?"

Miya Atsumu menggumamkan sebuah nama. Sepertinya mulutnya itu ingin sekali berbicara hal lain, namun entah kenapa yang keluar hanyalah sepenggal nama.

Yang dia rindukan hampir dua tahun belakangan ini.

Gadis cantik dengan helai rambut dan kulit saling bertolak belakang. Sedang menatap Atsumu Miya, kemudian menaikkan senyum dalam wajah indahnya.

Shimizu Kiyoko.

"Sudah lama, ya, Atsumu."

Bagi Atsumu, alunan suara yang dipadu ombak menderus itu adalah hal yang paling ia ingin dengar.

Namun tentu lain halnya bagi [full name] di sana. Gadis itu seolah tau siapa perempuan cantik tak jauh dihadapannya ini walau baru pertama kali melihatnya pun.

Ketiga remaja di sana hanya saling terdiam.

Begitu pun Osamu Miya di belakang sana.

Saling berdiri menghadap ujung benang berbelit mereka, Shimizu Kiyoko.

Beberapa lamanya waktu dihabiskan dengan terdiam, sebuah pasang kaki pun akhirnya bergerak. Membuat [name] yang mendapatinya jadi melebarkan mata dengan binar bergerak cepat.

Miya Atsumu seolah tanpa sadar melangkahkan kaki. Dengan pandangan yang masih terkunci lurus, kakinya menyapu pasir pantai. Perlahan bergerak meninggalkan [full name] di belakang.

Semakin lama kaki itu melangkah semakin cepat.

Miya Osamu pun tanpa sadar dibuat ikut melangkah detik berikutnya.

Namun Miya kembar itu ternyata hanya berlalu saja ketika berpapasan.

Karna tujuan mereka berbeda.

Miya Atsumu langsung begitu saja mendekap Shimizu Kiyoko di sana.

Merengkuh kuat. Menenggelamkan semua tubuh itu dalam dekapannya. Bagai tak membiarkannya pergi lagi.

Sementara Osamu hanya bisa berdiri saja begitu sampai di hadapan [full name].

Sebab walau sudah di depan mata, kenapa gadis ini masih tak bisa melihatnya?

Atensi [name] malah terkunci pada dua pasangan di depan sana dengan mata yang membulat lebar. Binaran di matanya tampak lelah hingga tak lagi bergerak. Begitu juga dengan nafasnya yang mulai lelah juga sejak tadi memburu. Gadis itu berdiri di sini. Membiarkan ombak kuat menerjang tubuhnya.

Harusnya [name] runtuh. Namun entah kenapa rasa sakit yang didapatinya saat ini membuatnya begitu kuat diterpa ombak.

Karna gadis itu pikir, ini adalah karmanya.

Karma karna begitu keras kepala dengan semua kalimat-kalimat peringatan lalu yang di sampaikan Osamu maupun Kinoshita.

Ternyata sama seperti Kinoshita Hisashi dan Hinata Shouyo, [full name] juga tak dapat menggapai orang yang ia cintai.

Lalu haruskah gadis itu menyerah seperti dua orang lainnya?

.

.

.

hewhew pendek yah:') sejujurnya chapter ini aku sengaja banget buat senadain sama soundtracknya jadinya pendeq:')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hewhew pendek yah:') sejujurnya chapter ini aku sengaja banget buat senadain sama soundtracknya jadinya pendeq:')

besok panjang kok.

tapi langsung tamat.

hehe.

ebb and flow » osamu miya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang