Bab 19 Danu Kuliah Lagi

2.9K 141 55
                                    

          Keluarga Maya menyambut Maya dan adik-adiknya. Mereka menyesal sudah memperlakukan Maya dengan tidak adil. Mereka berpikir Maya dan adiknya menderita dan berpikir jelek bahwa panti asuhan adalah tempat buangan anak.

          Tetangga dan keluarga mengira Danu sangat tega menitipkan anak-anak ke panti asuhan. Mereka berpikir Maya dan adik-adiknya di buang begitu saja. Padahal kenyataannya tidak seperti itu.

          Banyak yang mengira di panti asuhan tempat yang buruk dan menyedihkan. Padahal sebaliknya, di panti asuhan semua anak-anak diawasi, dididik, dan sangat teratur.

          Meskipun Maya hanya sebentar di panti asuhan, banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik. Rasa kebersamaan dalam berkumpul, makan bersama, belajar bersama, nonton televisi bersama, semua begitu teratur dan sehat.

          Mbah kakung sudah pensiunan, mbah kakung mulai mengajarkan Maya pelajaran agama. Setiap hari Maya harus ngaji dan menghafal. Mbah Putri tidak berani lagi menyuruh Maya. Tapi justru Maya selalu berusaha ingin membantu mbah putri.

          Seminggu kemudian Danu pulang dan marah-marah. Danu tidak terima ayahnya membawa Maya.

          "Pak, mereka itu anak-anakku, kenapa Bapak membawa Maya dan adik-adiknya tanpa izin aku?" tanya Danu.

          "Danu, Maya itu cucuku! Dia masih punya keluarga! Tega sekali kamu membawa anak-anak ke panti asuhan, memalukan!" hardik ayahnya Danu.

          "Itu hanya sementara, Pak! Aku akan membawa Maya dan adik-adiknya jika aku sudah punya kontrakan," sanggah Danu.

          "Apapun alasannya, Bapak tidak terima cucuku tinggal di panti asuhan!" gerutu ayahnya Danu.

          Ibunya Danu melihat Danu ribut dengan ayahnya sangat sedih dan menangis.

          "Danu, sudah jangan ribut! Maya itu cucuku, tidak mungkin Ibu akan jahat pada cucu sendiri, tolong Danu... biarkan Maya dan adik-adiknya tinggal di sini dulu," pinta ibunya Danu.

         Danu hanya diam mendengar ibunya bicara. Danu ingat kembali bea siswa dari perusahaannya. Danu harus kuliah lagi di Yogyakarta. Danu masih belum berani terima apakah tawaran dari perusahaannya akan diterima atau tidak.

          Danu ingin sekali kuliah lagi, apalagi biaya ditanggung perusahaan. Hanya tiga orang pilihan yang mendapatkan kesempatan dari perusahaannya.

          Danu menatap Maya dan adik-adiknya yang sedang bermain. Danu dilema apakah diterima atau tidak. Jika Danu kuliah lagi, pasti akan lama bertemu dengan anak-anaknya.

          Danu terus melamun dan tidak ada tempat untuk curhat. Ayahnya Danu memperhatikan Danu dan mendekatinya.

          "Danu... ada apa? Kamu murung terus. Bagaimana pekerjaanmu, baik-baik saja?" tanya ayahnya Danu.

            "Aku baik-baik saja, Pak," jawab Danu.

          "Lalu kenapa murung? Ceritakan pada ayah, siapa tahu ayah bisa memberi solusi," ucap ayahnya Danu.

          "Aku naik jabatan, Pak! Perusahaan memberikan kesempatan aku kuliah lagi, biayanya ditanggung perusahaan," ucap Danu.

         "Bagus itu! Jangan buang-buang kesempatan! Kamu kan senang belajar?" ucap ayahnya Danu.

          "Tapi, Pak! Kalau aku terima, pasti aku akan lama bertemu dengan anak-anak," kilah Danu.

          "Danu, masalah anak-anak jangan khawatir! Bapak sudah pensiun, pasti bisa menjaga anak-anakmu. Lagi pula ini demi masa depan anak-anakmu, ambillah!" bujuk ayahnya Danu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Empat Anak Menggali Makam Ibunya Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang