🖇 Upacara 1

95 12 2
                                    

Pa kabar kalian semua ? Maaf kalau kurang sesuai dengan imaginasi kalian, gomen.

Di sebuah sekolah tingkat SMA, namanya SMA Bhakti Surya.
Tiga siswa SMA ini akan memasuki kelas gerbang.

( mohon sambutannya ), bercanda.

Darren Que, anaknya pinter. Dia masuk kelaa IPA B.
Dylan Hong, anaknya jail. Dia masuk IPA F.
Gue, Shen Wu, anaknya lumayan pinter. Gue masuk kelas IPA D.

Kita itu sahabat dari lahir, rumah kita berjajar, selalu main kesana - kemari bertiga, dan kadang juga belajar bareng.
Gue sempet sedih dicibirin sama siswi - siswi yang lain, katanya gue tuh anak centil.
Untung gue punya 2 sahabat yang bisa nenangin gue dan hibur gue.

Hari ini adalah hari senin, biasa dong ya semua sekolah pasti bakal ngadain upacara bendera.
Disitulah cerita gue bermula.

Di Kelas IPA D

'Upacara dimulai 20 menit lagi'
Peringatan untuk siswa supaya siap - siap dateng ke lapangan.

"Shen, lo bawa topi serep gak ? Gue lupa bawa nih !" ucap Dylan, sahabatnya.

"Yaelah, kapan sih lo gak lupa bawa topi ? Setiap upacara pasti pinjem topi gue, sebell !!" kata gue.

"Udah Shen pinjemin aja, lo kan bawa dua. Liat tuh, dylan udah mau nangis." ucap Darren sabil ketawa.

"Ehh, enak aja ! Gue gak cengeng tau ! Lo -nya aja yang matanya burem." balas Dylan.

"Biarin 😛 !!" katanya singkat sambil nerusin baca buku yang dipegangnya.

" Ihh lo tuh nyebelin banget sih ! Sini gak lo !!" ucap Dylan ngejar - ngejar Darren.

"Gak kena gak kena 😛 " imbuh Darren membuat emosi Dylan memuncak.

"Stooooopppp !!!" jerit gue membuat anak - anak di kelas berhenti mengerjakan aktivitasnya.

Suasana hening.
Gue jadi malu, karena teriakan gue semua anak jadi ngeliatin gue.

"Mm.. silahkan deh lanjut lagi,gak ada apa apa kok" ucap gue sambil ketawa - ketiwi gak jelas.

Tiba - tiba suasana kelas jadi ramai lagi.

"Ehh lo berdua, berhenti gak ! Jangan bikin gue malu deh." mereka masih kejar - kejaran kayak anak TK.
Mereka tak menghiraukan ucapan gue.

" Hiiiihh kalian ini...." karena ucapan gue masih gak didengerin, akhirnya gue tarik dasi mereka satu persatu. Biar kalau masih ada yang lari, mereka bakalan gak bisa lari lagi.

Gue ambil nafas.
"Hah, akhirnya berhenti juga. Kalian kenapa sih, ribut kayak tom and jerry
gitu ? Malu - malu in tau,udah gede juga !"

"Maaf Shen." ucap mereka kompak.

Sekarang giliran gue yang gak jawab omongan mereka. Gue lipet tangan gue di dada.

"Shen, maaf deh... Lain kali gak gitu lagi. Gue nyesel udah buat lo malu dan kelakuan gue kayak anak - anak."
ucap Darren yang lebih dulu membuat perdamaian.

"Iya Shen, lain kali gak gitu lagi lho"
kata gue udah kayak emaknya.

"Nih, gue pinjemin topi gue. Tapi inget, cuman kali ini aja."

"Okyu nona boss." kata Dylan

"Okyu ? Bahasa apaan tuh, kayaknya gak ada bahasa kayak gitu deh. Ren,di kamus lho ada kata okyu gak sih ?"

"Biasa lah Shen, dia pake bahasa alien penjelajah yang sekarang ada di pesawat orion. Di WA juga sering tuh dia ngomong kek gitu." ucap Darren.

"Yaelah.. Biasa aja napa. Cuman kayak gitu juga." timpal Dylan

"Ya udah yuk, kita ke lapangan aja. Udah mau bel nih." ajak Darren

Tettttt

" Ya amsyong, udah bunyi aja tuh bel. Kayaknya bel itu denger deh kalau kita ngomongin dia." kata Dylan.

"Ah.. lo mah bisa aja."

" Ya udah yuk. Cusss " kata Dylan

"Tumben lo semangat banget, lo abis makan tahu mercon ya ?" tanya gue.

"Udah udah, nanya melulu deh"

"Abis lo hari ini gak kayak biasanya sih."

"Yaelah, lo nya aja yang gak sadar kalau gue tiap hari kek gini. "

Darren yang udah nunggu lama mereka di pintu, langsung manggil - manggil mereka.
"Panggilan, ditujukan kepada Shen dan Dylan dimohon segera datang ke lapangan. Sekal"

"Ehh,lo ngapain sih ?" tanya Dylan.

"Lo yang ngapain, lama banget. Udah pada baris tuh !"

"Iya ya, kok gue gak sadar di sini tinggal kita doang." kata gue.

"Makanya jangan ngobrol melulu." ucap Darren marah. Tapi walau begitu, ia tetap tak suka kekerasan kecuali dalam keadaan mendesak.

"Lebay amat sih ? Kayak tukang sayur aja deh !" kata Dylan.

"Gue bilangin ntar ke tukang sayur langganan emak gue ya" ucap Darren

"Enggak deh, nggak jadi."

"Dasar lambat lo berdua 😛" kata gue

"Yah, gue yang nungguin kenapa malah gue yang ditinggal ?" ucap Darren sedih.
Emang naaibnya selalu dikibulin sama rekan sahabatnya.

"Gak usah Alay Ren" ucap Dylan sembrono.

Darren sudah tampak tak semangat upacara bendera karena ulah sahabat - sahabatnya itu. Ia pun berdiri di barisan kelas IPA B paling belakang.

"Nasib, nasib... Kok gini amat sihh !" kata Darren sambil geleng - geleng kepala.

Dikit dulu ya prend, permisi.

The Love Triangle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang