Ch 8 - Tanding

5.8K 604 34
                                    

"Ini rumah siapa, jungkook?"

Tanya jimin.

"Rumah kita."

"Tapi..."

Jimin tidak tahu harus bilang apa, dari tadi dia merasa ada yang aneh dengan jungkook.

Bukan hanya tentang rumah kecil ini, tapi juga jungkook yang menjemputnya tanpa kendaraan. Mereka naik bus dan jalan kaki sampai ke tempat yang jungkook bilang 'rumah kita'.

"Jungkook, ada apa sebenarnya?"

Jimin mulai khawatir.

"Maaf, jimin. Hanya ini yang bisa kubeli dengan semua akun game yang sudah kujual."

'Hah?'

"Apa ayahmu jatuh miskin?"

Tanya jimin lagi.

"Tidak. Aku hanya ingin mengambil tanggung jawab yang seharusnya dari dulu kulakukan."

Jimin terdiam. Benarkah? Benarkah jungkook berubah sampai sejauh ini?

"Kenapa, jimin? Tidak mau ya memulai semuanya dari awal bersamaku? Apa kau akan meninggalkanku karena aku sekarang tidak punya apa-apa?"

Sekarang jungkook yang khawatir, dia takut jimin pergi meninggalkannya dan memilih untuk hidup bersama chanyeol.

Dulu, dia boleh saja lebih kaya dari chanyeol. Sekarang pun masih sama kalau dia menggunakan uang orang tuanya. Tapi dia yang kini mulai belajar mandiri, apa jimin akan tetap berada disampingnya? Pikir jungkook, kalut.

"Kau bercanda? Aku ingin kau seperti ini dari dulu. Aku tidak masalah hidup susah bersamamu, yang penting aku dan taehyung hidup dengan uangmu bukan dengan uang orang tuamu lagi."

Jimin terharu, ini seperti mimpi yang jadi nyata. Jungkook benar-benar berubah, kecuali bagaimana cara dia bermain di tempat tidur tentu saja. Jungkook sepertinya tidak akan pernah bisa berbubah untuk sifat mendominasinya di ranjang, tapi jimin sudah tidak masalah dengan hal itu.

"Jimin, apa aku pernah bilang aku mencintaimu?"

Tanya jungkook, dia terlihat gugup sekarang. Jimin tahu itu karena jungkook menggaruk tengkuknya sembari menunggu jawaban.

"Belum, tapi kau pernah bilang kalau kau bersedia untuk mencintaiku."

"Kapan?"

Tanya jungkook, dia merasa kalau dia tidak pernah mengatakan kata-kata romantis seperti itu pada jimin.

"Waktu di altar, pendeta bertanya apa kau bersedia mencintaiku, mengasihiku, membahagiakanku dan setia padaku sampai maut memisahkan."

Jawab jimin.

"Oh itu.."

Jungkook kemudian merogoh sakunya, dia mengeluarkan kotak merah mungil yang berisikan sebuah anting kecil.

"Untukmu. Aku mencintaimu, makanya uang terakhirku yang paling berharga malah kubelikan ini. Maaf, karena dulu aku jarang memberikan hadiah. Sekalinya memberi, hanya barang seperti ini.."

Jimin tahu anting yang diberikan jungkook tidak mahal, tapi dia senang mendapatkannya.

"Nanti, kubelikan kalung kalau aku sudah punya banyak uang."

Jungkook tersenyum, dia memakaikan anting itu ditelinga jimin.

"Jimin?"

"Hum?"

Sepertinya jimin terlalu hanyut dengan perubahan besar jungkook, sehingga apa yang dikatakannya tidak begitu jimin dengar.

"Aku mencintaimu."

[End] KesenjanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang