13

14 2 0
                                    

"Gila emang tuh si Siska. Gak bisa apa liat orang seneng dikit? Hidupnya belum betul aja udah ngurusin orang. Gimana kalo udah betul? Mampus aja" cerocos Steyvana panjang lebar sambil mengganti pakaiannya di salah satu bilik toilet.

"Udah Van. Gak capek tu mulut nyerocos mulu? Gue yang denger aja capek" jengah Amira

"Kalo lo capek pergi aja sono. Orang lagi susah juga bukannya didengerin. Heran gue!"

"Eh buset canda aja Van. Jangan baper elah"

"Ah gue udah gak mood banget!" Ucap Steyvana lalu keluar dari bilik toilet.

"Sabar ya sabar. Untung jamkos, kalo gak tambah gak mood lagi deh" cetus Patricia

"Nah iya, betul tuh" jawab Amira membetulkan perkataan Patricia

"Yaudah ayo keluar. Lama banget!" Ajak Steyvana lalu keluar terlebih dahulu.

"Gila! Datang tamu dia Ca?" Tanya Amira heran.

"Maybe yes maybe no babe"

"Hmmm. Eh Steyvana udah jauh pasti. Kejarrrr bangg!" Setelah itu Amira berlari sedangkan Patricia memutar bola matanya malas.

■■■

"Si kampret dua itu mana lagi! Sial emang!" Umpat Steyvana pelan.

Terlalu sibuk dengan pikirannya sampai-sampai ia tak melihat ada seseorang yang tengah memperhatikannya dengan tersenyum geli.

"Kesel neng?" Celetuk seseorang kemudian berjalan di sampingnya.

"Iya gue kesel banget! Pengen makan orang jadinya!" Steyvana belum sadar siapa yang mengajaknya bicara.

"Emang kenapa?"

"Kok lo kepo sih.." ucap Steyvana dengan nada kesal namun memelan di akhir karena menoleh ke arah orang yang mengajaknya berbicara.

Aldi menatap dengan senyuman yang tak bisa diartikan, sedangkan yang di tatap malah cengengesan.

"Eh kak Aldi. Kirain siapa hehehe" ucap Steyvana lalu menunduk karena menahan malu

"Kok ngoceh terus. Kenapa hm?" Tanya Aldi lalu mengangat wajah Steyvana agar melihat kearahnya.

"Mmhh. Gapapa kok kak"

"Serius?"

"Serius!" Jawab Steyvana cepat.

"Gue tau lo bohong. Cerita aja gapapa kok"

Sebenarnya gue mau banget ngasih tau lo kak. Cuman gue gak mau di bilang tukang ngaduh. Batin Steyvana

Aldi yang melihat Steyvana tengah berpikir keras pun hanya mampu tersenyum.

"Kalo lo belum siap untuk cerita sih gue nyantai aja. Tapi lo harus janji sama gue. Kalo lo udah siap. Ceritain semua sama gue" ucap Aldi lalu mengelus kepala Steyvana dengan sayang.

"Iya kak. Gue janji" jawab Steyvana sambil tersenyum.

○○○

"Huh capeknya" keluh Steyvana lalu menjatuhkan dirinya di atas kasur.

Tadi Steyvana terpaksa berjalan kaki karen melihat seorang gadis kecil tengah menangis karena ingin memakan ice cream.

Karena tak tega, akhirnya Steyvana membelikannya ice cream tersebut. Jadilah Steyvana berjalan kaki karena uangnya pas-pasan.

"Vana makan dulu yukk" teriak Riana dari bawah

"Iya ma. Vana ganti baju dulu" teriak balik Steyvana

Setelah mengganti baju, Steyvana turun untuk makan. Ia tersenyum ketika mendapati papanya yang duduk di meja makan.

"Tumben papa ada. Gak kerja pa?" Tanya Steyvana

"Urusan di kantor cuman dikit. Jadi papa pulang. Lebih bagus kan?"

"Iya sih" jawab Steyvana sembari menganggukkan kepala.

"Makan dulu ya" sela Riana lalu duduk di meja makan.

Mereka makan dalam diam. Hanya suara dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

Setelah selesai makan, Frendi memanggil Steyvana agar duduk bersama di ruang keluarga.

"Kenapa pa?" Tanya Steyvana ketika ia sampai di ruang keluarga.

"Papa dengar kamu juara 1 ya di sekolah?"

Ya, Steyvana memang mendapatkan juara 1 di sekolahnya. Tentu ia sangat senang saat di panggil kedepan lalu menerima hadiah dari sekolah.

Ia ingin membanggakan keluarganya tentunya!

"Iya pa"

"Kamu mau hadiah apa dari papa?" Tanya Fredi sembari mengelus kepala Steyvana

"Steyvana gak mau apa-apa. Vana cuman mau papa sama mama selalu sehat aja supaya bisa lihat Vana sukses nantinya" jawab Steyvana dengan lirih.

Riana dan Fredi yang mendengar permintaan putrinya pun tersenyum haru. Mereka tentu bangga memiliki putri seperti Steyvana.


"Tentu saja sayang. Kami akan selalu ada di sampingmu" ucap Riana lalu memeluk putrinya itu diikuti Fredi.

"Vana sayang kalian" lirih Steyana

"Kami lebih menyayangimu" balas Fredi

Setelah selesai berbicara dengan kedua orang tuanya, Steyvana pamit untuk ke kamar.

Ketika sampai di kamar. Steyvana menuju ke arah meja belajarnya lalu mengambil sticky note untuk menuliskan sesuatu.

"Melihatmu yang selalu berada di sampingku membuat hidupku lebih berwarna. Memilikimu merupakan salah satu keinginanku. Namun membuatmu jauh dariku itu bukan keinginanku."
-23 Juli 2016

Setelah selesai menulis. Steyvana menempelkan sticky note tersebut pada buku diarnya.

Menurutnya menulis hal-hal pendek lebih baik ditulis di atas sticky note lalu ditempelkan pada kertas buku diary.

Padahal itu sama saja! Entahlah!

Hallo. I'm come back. Sampai di sini dulu ya! Jangan lupa votenya! See u.

-18 Juni 2019

Stay With This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang