11

14 2 0
                                    

Kini keduanya berada di taman yang sangat indah, banyak lampu berwarna warni yang berkerlap kerlip. Entahlah. Steyvana bingung. Aldi kah yang membuatnya atau memang taman ini seperti itu? Tapi ia merasa enggan untuk menanyakan hal tersebut.

"Kamu suka gak?" Tanya Aldi kepada Steyvana ketika mereka telah duduk di bangku taman

"Suka banget malah"jawab Steyvana diiringi senyum yang menjadi salah satu favorite Aldi mulai kini.

"Baguslah"

Suasana tiba-tiba menjadi sunyi. Aldi sibuk memikirkan apa yang akan dia bicarakan agar tidak secanggung ini. Namun Steyvana masih enggan untuk mengalihkan pandangannya dari setiap sudut taman ini.

"Gak bosen liatinn tamannya mulu?" Tanya Aldi

"Terus mau liatin apa lagi kalo bukan tamannya kak?"

"Mending liatin aku aja. Sekaligus aku bisa liatin muka kamu juga yakan"

Aldi memang berencana untuk menggoda Steyvana. Toh dari pada canggung pikirnya.

"Eh sembarang aja deh"

"Serius nih. Dua rius malah"

"Apanya?" Tanya Steyvana polos

"Kamu liatin muka aku. Aku liatin muka kamu. Kan jadinya adem"

"Ap.. apaan sih aahh" Steyvana meruntukki mulutnya yang tiba-tiba tergagap itu.

"Kok gugup gitu sih?"

"Mana ada" seraya memalingkan mukanya kearah kiri

"Muka kamu merah Van" ucap Aldi ketika ia membalikkan wajah Steyvana.

"Eh ka.. kak Aldi apaan sih" otomatis Steyvana menunduk agar semburat merah yang berada di pipinya tidak terlihat oleh Aldi.

"Gapapa kali. Aku suka liat pipi kamu merah gini" setelah mengatakan itu. Aldi mengelus pelan pipi Steyvana.

Tindakan Aldi sungguh membawa pengaruh besar bagi jantung Steyvana. Jantungnya seperti ingin berpindah tempat.

"Jantung gue kenapa sih?" Gumam Steyvana tanpa sadar dan jelas saja Aldi mendengarnya.

"Jantung kamu kenapa?" Tanya Aldi kepada Steyvana yang sibuk memegang dadanya.

"Eh?" Beo Steyvana.

"Katanya jantu--" belum selesai Aldi menyelesaikan ucapannya. Steyvana sudah memotongnya terlebih dahulu

"Gimana kalo kita jalan sambil liat-liat taman ini kak? Sayang banget kalo cuman duduk gini"

"Yaudah ayo" Aldi berdiri lalu mengaitkan tangannya pada tangan Steyvana agar berjalan di sampingnya.

Dan yah. Jantung Steyvana bekerja lagi.

0o0

Suasa di koridor sekolah pagi ini sangat ramai. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.00

"Kenapa rame banget dah?" Celetuk Geraldy tiba-tiba.

"Iya. Tumbenan banget. Biasanya kan udah pada sepi" jawab Amira.

Ketika dipertengahan jalan. Mereka melihat teman kelasnya yang berlari-lari. Sontak mereka mengentikannya.

"Ada apa Put?" Tanya George kepada Putra

"Guru-guru rapat makanya gada jam. Terus ini gue mau ke kantin karena takut kantin full woy. Jadi jangan tahan gue please" jawab Putra dengan ALAYNYA

Stay With This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang