Chapter 6

73 13 0
                                    

Rooftop sekolah

Disinilah Wanda sekarang, akibat percakapannya tadi di dengar oleh Alfaro, dia di seret Pria itu ke rooftop dan pria itu pergi lagi setelah meletakkan Wanda sendiri.

"Kemana sih tu orang?! Seenak jidat seret kemari, terus di tinggalin. Terus dia ngucap tungguin gue di sini, dan entah dia di mana sekarang nggak balik balik lagi. Ahhkkkk... kesal gue.."

Wanda kesal karena dia sudah menunggu lama dan tak ada tanda tanda Alfaro akan datang menghampirinya kembali

"Ehhh?.. ngapain juga gue tungguin dia yah? Dia kan bukan siapa siapa gue. Gue berhak dong untuk pergi dari sini, daripada gue mati kebosanan". Wanda pun hendak berlalu meninggalkan Rooftop tetapi keberuntungan tak berpihak kepadanya karena Alfaro baru saja datang dan memberhentikan langkah Wanda.

"Mau kemana lho?, bukannya gue sudah bilang tungguin gue di sini" ucap Alfaro yang melihat Wanda hendak pergi dari tempat ini.

"Gue mau balik ke kelas, jadi jangan halangi gue pergi. Karena gue udah nungguin lho lama banget dan dengan santainya lho datang kek jalangkung tanpa di undang dan berjalan kesini tanpa merasa bersalah sedikitpun. Ok. byeee!!" cerocos Wanda kesal melihat Alfaro dengan tampang tidak pedulinya

Sebelum Wanda berlalu, tangan Alfaro sudah menahannya dan itu membuat Wanda cukup kaget dan langsung menatap Alfaro

"Siapa yang suruh lho pergi?!"dengan muka datar di tambah dengan ucapan yang nadanya menakutkan membuat Wanda sedikit mencelos. Lidahnya kelu untuk menjawab. Tetapi bukan Wanda namanya jika ia tidak bisa menetralisir keadaan.

"Ya mau pergilah. Gue udah capek tungguin lho dari tadi. Dan lepasin tangan gue. Gue mau pergi"

"Duduk!. Dan jangan pernah membantah!"

"Emang lho siapa nyuruh gue?!"

"Kalau gue bilang duduk, yah duduk!. Lho ngerti bahasa Indonesia nggak!?

Melihat wajah Alfaro yang menakutkan, segera Wanda mematuhi perintah Alfaro. Ia tidak bisa melakukan apa apa melihat Alfaro seperti serigala yang siap menerkam mangsanya jika ia melawan lagi.

"Ok. Lho menang!" ucap Wanda seraya duduk di bangku rooftop dengan kesal.

Dan Alfaro pun juga ikut duduk di samping Wanda. Selama 10 menit tidak ada percakapan di antara mereka berdua. Mereka sibuk dengan fikiran mereka masing masing. Hanya desiran angin di tambah dengan pemandangan sekolah yang menyapu indera mereka.

Hingga Wanda pun bosan dengan suasana yang penuh kesunyian ini dan ingin cepat cepat pergi dari rooftop

"Hm, sebenarnya lo kenapa sih? Tujuan lho bawa gue kesini tuh apa?"

Wanda memulai pembicaraan dengan melihat ke Alfaro untuk meminta penjelasan.

"Mmm.. Gue mau elo jadi pacar gue..."

"Tapi hanya sementara, hanya sampai Mami gue berhenti jodohin gue" sambung Alfaro lagi

Mendengar hal itu, pupus sudah apa yang terbayang di benak Wanda. Wanda fikir Alfaro serius dengan ucapannya, tapi dia hanya meminta bantuan. Wanda tersenyum kecut dengan dirinya sendiri yang bodohnya berharap pada laki laki seperti Alfaro

"Kenapa harus gue? Masih banyak kan perempuan di luar sana yang bisa lho jadiin pacar pura pura lho. Apa ini ada hubungannya dengan yang tadi?! "

"Ini tidak ada hubungannya dengan yang tadi. Lho mau hindarin gue, gue nggak peduli. Dan gue hanya mau elo yang jadi pacar pura pura gue"

"Nggak! Gue nggak bisa!" bantah Wanda.

Hanya pacar pura pura lo baru nganggap gue ada? Mirissss... batin Wanda

"Gue nggak nerima penolakan. Besok malam gue akan perkenalkan lho sama orang tua gue. Jam 7 gue jemput."

"Dan satu lagi Aku tidak menyukai mu. Itu tidak akan pernah terjadi. Jadi jangan berharap banyak padaku."Ucap Alfaro dan berlalu dari rooftop tanpa mendengar persetujuan ataupun penolakan dari Wanda lagi.

Tanpa Alfaro sadari setetes cairan bening keluar dari pelupuk mata Wanda.

Tak tahukah dia apa yang dia ucapkan?!sesakkk...batin Wanda

"Ahhkkk.. dasar menyebalkan. Seenak jidat mengambil keputusan yang tak berperasaan."

Tak ingin bersedih karena Alfaro,Wanda pun ikut berlalu dari rooftop dan kembali ke kelasnya.

~~~~~~~~~~~

Sesampainya di kelas Wanda langsung di sambut oleh teman temannya. Dengan nggak moodnya Wanda, dia hanya melewati teman temannya dan duduk di bangkunya.

"Ehhh.. Wan. Dari mana aja lho?" ucap Michelle mendekati Wanda bersama Oliv

"Iya nih, dari tadi di cariin.." sambung Oliv

"Gue habis dari rooftop. Gue di seret Alfaro tadi" jawabnya lesuh

"Ngapain dia seret lho ke rooftop?" Tanya Oliv penasaran. Karena itu suatu kejadian langkah

Dan Wanda pun menceritakan apa yang telah terjadi, di mulai dari ia ketahuan oleh Alfaro karena ia menghindari laki laki tersebut, sampai pada akhirnya kejadian di rooftop yang membuat Wanda cukup patah hati dengan ucapan Alfaro.

"Pemaksa baanget sih tuh cowo, nggak punya hati banget sih. Sabar yah Wan, kita nggak bisa bantu apa apa"

"Nggak papa kok, entah apa yang terjadi selanjutnya. Kita liat aja nanti." Senyum Wanda terpaksa yang ingin menutupi keadaan hatinya.

"Kalau gitu kita nanti Hang out yuk, lumayanlah untuk ngilangin bosa di rumah" ajak Oliv dengan mengganti topik pembicaraan.

"Boleh boleh.. lho mau ikut kan Wan?" Tanya Michelle

"Mmm...iyaiya, gue ikut kok"

Lumayanlah untuk melupakan apa yang terjadi, walaupun hanya sementara;)

~~~~~~~~~~~

Di rumah

"Wanda pulang..."teriak Wanda yang baru saja pulang Hang out bersama temannya

"Kamu darimana aja sayang? Hm..kok baru pulang" ucap Mami Wanda yang berada di ruang keluarga

"Aku habis jalan jalan sama teman Mom, hehehehe... Wanda naik dulu ya Mom, capek.. pengen mandi"

"Yaudah.. sana gih"

"Ahhh.. hari yang melelahkan.."

Dan satu lagi Aku tidak menyukai mu. Itu tidak akan pernah terjadi. Jadi jangan berharap banyak padaku.

"Kenapa gue ingat lagi sihhh...."

"Dasar nggak punya hatiiiii!!...."

"Gue benci... gue benciiiiiiiii... ahkkkk... lebih baik gue tidur daripada gue pusingin diaaa"

__________

Happy Reading:)

maaf kalau pendek yah...

dont forget to Voment gays

The Feeling LanguageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang