2

1.4K 257 28
                                    


Menghela nafas sabar, ia baru saja merapikan kelasnya yang cukup kotor. Anak seperti eunsang bisa apa selain menuruti perkataan mereka, mengamati tumpukan buku dari teman-temannya.

Dipastikan ia akan lembur lagi, mereka menyuruh eunsang untuk mengerjakan tugas-tugas mereka. Padahal eunsang hari ini lembur kerja, benar-benar rasanya ingin menyerah saja. Jika tidak ingat kakak nya yang setiap hari banting tulang untuk memenuhi kehidupannya, dipastikan eunsang memilih jalan menyerah

Berjalan menuju koridor, ingin rasanya ia bermain seperti yang lain hanya saja. Kegiatan seperti itu akan mebuang waktu berharga nya sia-sia

Eunsang lebih suka membuang waktunya untuk bekerja, dari pada bermain tidak jelas. Tidak menguntungkan bagi nya

Ponselnya berbunyi, ia mengecek layar ponselnya. tersenyum tipis


Pyodongpyo

Kak eunsang!
ini pyo, jangan lupa makan


“dia benar-benar mengirim pesan, bagaimana seseorang belum kenal bisa mengirim pesan seperti ini?” eunsang terkekeh membaca pesan dari adik kelasnya. Apa dongpyo memang tipe orang yang akan mengirim pesan, mengingatkan makan pada orang baru?

Mengabaikan pesan dongpyo, ia harus menuju tempat kerja. Eunsang tak ingin gaji nya dipotong hanya karena ia telat datang

----

Menatap ponselnya, meletakan kembali terus seperti itu membuat daehwi kakak kandung dongpyo menyertikan dahinya bingung “kenapa sih dek?”

“gapapa” mood dongpyo hilang dua kali, yang pertama hyungjun tak jadi menemaninya. Ia mendapat pergantian shift kerja. Dongpyo yang tak ingin egois tentu saja menyuruh hyungjun agar memilih pekerjaannya saja

Dan yang kedua, pesan yang ia kirim pada kakak kelasnya sampai sekarang belum dibalas. Hanya di read, bagaimana ia tak kesal?

“dih gapapa gimana, muka lo jelek gitu?”

“kakak itu apa?” mengalihkan pembicaraan, dongpyo lebih fokus pada coklat yang dibawa daehwi

“ini? Tadi dapet coklat, tapi lupa yang ngasih siapa. Yaudah gue makan aja coklatnya, keliatannya enak. Mau?” dongpyo mengangguk, ia menghampiri daehwi dan duduk disebelahnya. Mengamati kakak nya, senyumnya memudar

“kok kak daehwi tinggi, dongpyo pendek. Padahal kita kan lahirnya diperut yang sama?” tanya dongpyo kesal, daehwi mengamati adiknya sekilas

“tergantung amal baik aja sih kalau kata kakak” mengerucutkan bibirnya, tak terima dengan jawaban daehwi

Dongpyo menghela nafasnya, ia jadi ingat sesuatu “kak, kenal kak eunsang ga?”

Ehh daehwi mendongak, ada gerangan apa ini tiba-tiba adeknya bertanya eunsang? Eunsang yang di kelas nya atau siapa?

“kok diem kak? Kenal ga?”

“eunsang siapa dulu ini?” tanya daehwi yang sedikit penasaran, yahh bagaimana ya. Eunsang yang ia kenal itu, cukup aneh berbeda dengan teman yang lain. Maka dari itu, daehwi penasaran dengan adeknya yang tiba-tiba bertanya

Siapa tau saja, bukan eunsang yang ia kenal

“ihh kak eunsang, anak IPA. Yang orangnya tampan, rambutnya merah, sukanya senyum, tinggu, ramah, dongpyo suka”

Merotasikan bola matanya jengah, eunsang yang dimaksud adeknya adalah eunsang yang daehwi tak begitu sukai

Daehwi sudah menduga ketika adeknya menyebut nama eunsang, memang daehwi aku sedikit. Eunsang cukup menarik perhatiannya, hanya sedikit ya tidak banyak. Eunsang mengingatkan daehwi pada mantannya

BUCIN • Eunsang x DongpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang