4

1.2K 38 1
                                    

"Semua perlu proses, bukan ?"

Aku telah selesai bersiap-siap untuk bisa pergi bersama mas bahtiar ke mall, ku anggap ini seperti berkencan, jujur ini baru pertama kali aku berkencan dengan seorang laki-laki jadi ini sangat mendebarkan bagiku. Aku memutuskan untuk berjalan menuruni anak tangga rumah, kali ini aku melihat abang sedang bermain game di depan TV. Aku menghampirinya dan duduk disebelahnya.

"Abang..."

"Hm." Sahutnya singkat, masih tetap berkutit dengan benda mati yang ia pegang.

"Apaan sih abang, adek kan disini jadi berhenti dong main hpnya, kan gak sopan." Keluhku sambil melipat tanganku ke dada.

Abang menyudahi bermain gamenya dan menaruh benda mati itu di atas meja.

Dia melihat kearahku sambil berkata, "kenapa dek, kan abang lagi main game tadi." Katanya, kurasa dia adalah manusia tidak peka yang kukenal, padahal aku ingin bermanja dengannya seperti waktu kecil, diperlakukan dengan istimewa contohnya.

"Gimana orang pada mau naksir sama abang, orang abang gak peka kek gini." Keluh ku, alhasil aku mendapatkan tatapan mematikan darinya.

"Ya karena abang ganteng, makanya harus pilih-pilih cari istri. Kalo kata orang tua dulu sih dari bibit-bobotnya." Ucapnya angkuh.

Aku mencubit perutnya, dan dia meringis. "Adek, sakit. Mau abang geplak? " Balasnya

"Aku aduin umi, abang." Elakku.

"Dasar pengadu, gak seru." Katanya sambil memeluku.

"Abang udah lama gak peluk adik abang yang bandel." Ucapnya sambil mengusap kepalaku yang dilapisi Hijab berwarna biru.

Aku menikmati kehangatan yang abang berikan kepadaku, sungguh aku sangat merindukan pelukan dari abang, terakhir kali kami berpelukan ketika abang kelas 3 sma, karena dia merasa malu ketika aku selalu memeluknya dirumah saat ada teman-temannya. Aku menyudahi aksi berpelukan ini.

Ting tong...

Aku dan abang sama sama menoleh kearah pintu, abang mulai beranjak dari tempat duduknya dan membuka pintu untuk tamu yang sudah diketahui siapa. Aku mengikuti abang dari belakang.

"Assalamualaikum bang." Kata bahtiar.

"Assalamualaikum paman ganteng, uminya ada?" Kata ana, sambil tersenyum kearah abangku, aku masih saja berada dibelakang abang.

"Waalaikumsalam, ada. Ayo masuk dulu."

Mereka masuk kedalam kediaman rumah ku, bahtiar sedikit ketawa melihatku karena ketahuan sedang menguntit mereka. Aku hanya bisa tersenyum malu saat itu terjadi.

"Umi, ana sama abi bakalan ajak umi ke mall. Umi mau kan ?" Tanya ana.

"Iya, umi mau." Kataku sambil memberi ana sekotak susu cokelat.

Ana menerimanya sambil berkata terimakasih, abang melihat kearahku lalu berkata, "Bahtiar jangan terlalu kemalaman ya, kasihan ana."

Bahtiar meng-Iyakan apa yang abang bilang tadi, bahtiar telah meminta izin untuk mengajakku untuk keluar sebentar, dan tentunya abang mengizinkannya.

Aku memasuki mobil milik bahtiar dan duduk dibelakag bersama ana yang masih sibuk bermain dengan boneka dan susu cokelatnya.

"Kenapa dibelakang, ayo di sebelahku Zurra."

"Gak mas, kasihan ana sendirian." Tolakku.

Ia mengerti dengan apa yang ku ucapkan lalu melanjutkan perjalanan ke mall yang tak jauh dari tempat tinggalku, mungkin cukup lima belas menit untuk sampai ke mall dari rumahku. Aku membantu ana untuk turun dari mobil dan segera bergegas untuk masuk ke dalam mall, ana sudah tidak sabar lagi untuk bermain di timezone katanya.

La Tahzan imamku (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang